Gubernur Pingsan, ​Temperatur Titik Nol IKN 32, Tapi Serasa 49, Perlu Hutan Baru

Gubernur Pingsan, ​Temperatur Titik Nol IKN 32, Tapi Serasa 49, Perlu Hutan Baru Dahlan Iskan di Titik Nol IKN. Foto: disway

SURABAYA, BANGSAONLINE.com Kenapa ada gubernur sampai pingsan saat acara penyerahan “tanah dan air” di Titik Nol Ibu Kota Nusantara (IKN) di kabupaten Provinsi Kalimantan Timur? Benarkah cuaca di kawasan tanah calon ibu kota baru itu sangat panas?

Bacalah tulisan wartawan kondang, Dahlan Iskan, di BANGSAONLINE.com pagi ini, Ahad 8 Mei 2022.

Tentu saya juga ke Titik Nol. Di IKN. Yang kini jadi tujuan wisata baru.

Saya juga ke sebuah bukit yang lebih tinggi: tempat Presiden Jokowi bermalam di tenda saat itu: Minggu 13 Maret 2022.

Tentu tenda presiden itu sudah tidak ada. Demikian juga tenda pendamping. Trap-trap untuk naik ke bukit itu pun sudah mulai rusak: dimakan hujan.

Trap itu memang dibuat sangat sementara. Hanya tanah yang dibuat bertangga-tangga. Diberi sedikit kerikil. Diganjal papan kayu. Trap seperti itu memang khas lokal. Murah. Mudah. Juga mudah rusak. Bukan trap beton.

Saya tapaki trap rusak itu. Naik dan naik. Sambil menghitungnya: 67 anak tangga. Ngos-ngosan.

Setelah tangga paling atas itulah tempat Presiden Jokowi bermalam. Yakni di lokasi yang diratakan. Untuk dipasangi tenda.

Lokasi di depan tenda juga diratakan: untuk Presiden duduk-duduk di sore hari. Dengan hanya mengenakan sarung. Yang fotonya mungkin ikut Anda koleksi. Yang di sekitar foto terlihat seperti hutan.

Saya ikut bersantai sebentar di situ. Di bekas lokasi pembuatan foto santai itu. Tidak ada lagi kursi presiden. Saya duduk di lantai. Di tanah. Di atas batu-batu kecil yang sudah mulai bercampur tanah. Sambil meredakan jantung yang berdetak lebih tinggi dari bukit itu.

Yang masih terlihat di sekitarnya adalah kamar-kamar mandi dan toilet. Semua semi darurat. Yang dibuat tepencar. Ada yang untuk Presiden. Ada pula yang untuk beberapa menteri yang ikut bermalam di situ.

Dari tempat Presiden duduk itu pemandangannya memang indah. Presiden Jokowi tentu memandang jauh ke depan sana. Yang lembahnya membentang hijau nan luas. Yang ada bayangan bukit-bukit kecil nun di jauh sana. Seluas Kaltim memang tidak punya gunung. Satu pun.

Saya tidak bermalam di sini. Bahkan tidak sampai 10 menit di situ.

Matahari sudah kian tinggi. Sudah waktunya saya ke Titik Nol. Jaraknya hanya sekitar 3 menit bermobil dari Bukit Sarung Jokowi.

Saya tidak mendahulukan langsung ke Titik Nol karena sengaja: untuk menunggu matahari. Agar sama tinggi dengan ketika Titik Nol itu diresmikan: Senin 14 Maret 2022.

Saya ingin merasakan cuaca saat itu. Di ketinggian matahari yang sama. Semenyengat apa panasnya. Kok sampai ada gubernur yang pingsan.

Ternyata panasnya memang khas kawasan itu. Masih seperti panas di sekitar Balikpapan zaman dulu. Seperti panasnya cabai rawit. Khas panas matahari di hutan sekitar Balikpapan. Yang saya akrab dengan panas seperti itu di masa muda lalu.

Saya benci panas jenis ini. Yang membuat saya kangen Jawa. Surabaya memang lebih panas dari Jakarta. Tapi di lokasi ini panasnya seperti sengaja matahari diturunkan sepertiga lebih rendah.

Maka saya maklum kalau di acara waktu itu salah satu dari 34 gubernur yang hadir sampai pingsan. Panas ini, kalau dicek di temperatur mungkin hanya 32, tapi serasa 49.

Klik Berita Selanjutnya

Lihat juga video 'Minta Pemindahan Ibu Kota Negara Ditunda, Ini Alasan Prof Kiai Asep Saifuddin Chalim':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO