BANGSAONLINE.com - KH Idrus Ramli, Wakil Ketua Dewan Pakar Aswaja NU Centre Jawa Timur mengkritik keras Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Cirebon yang dianggap telah ‘menjual’ NU kepada Syiah. Kritik itu disampaikan lewat jejaring social Facebook, Selasa (14/4/2015)
Pernyataan tersebut diungkapkan Kiai Idrus Ramli menyusul adanya seminar nasional wawasan kebangsaan bertema: “Kontribusi Syiah terhadap Islam Nusantara” yang terselenggara atas kerjasama Syiah Indonesia dengan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Cabang Cirebon.
Baca Juga: PWNU se-Indonesia Rakor di Surabaya, Dukung PBNU Selalu Bersama Prabowo
Dalam facebooknya, Kiai Idrus juga memposting surat ijin terkait acara seminar tersebut.
Kiai Idrus Ramli yang selama ini dikenal sebagai tokoh Islam yang lantang menyuarakan ajaran Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja) itu menyatakan bahwa sekte Syiah sejatinya telah divonis sebagai aliran sesat oleh para ulama pendiri NU, seperti Hadratusysyaikh Hasyim Asy’ari dan para ulama lainnya.
Dalam akun facebooknya, Idrus Ramli menulis:
Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan
"Innalillahi wa Inna Ilaihi Rojiun"
"Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Cirebon telah menjual NU kepada Syiah yang telah disesatkan oleh para pendiri NU, Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari dan para masyayikh yang lain. Fitnah apa lagi ini. Semoga Allah menyadarkan mereka dan kembali ke Ahlussunnah Waljamaah, bukan Syiah dan bukan Wahabi. Amin.”
Pernyataan Idrus Ramli di atas spontan mendapatkan respon dari para netizen, yang menyayangkan tindakan pengurus PCNU Cirebon tersebut.
Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU
Sore tadi, BANGSAONLINE.com mengkonfirmasi kepada Kiai Idrus Ramli lewat telepon soal statusnya di Facebook tersebut. BANGSAONLINE.com bertanya, kenapa mengganggap PCNU Cirebon “menjual” NU kepada Syiah, padahal yang mengadakan seminar itu kan ISNU, bukan PCNU? “ISNU itu kan di bawah naungan (struktur) PCNU seperti lembaga yang lain. Berarti PCNU Cirebon gak jalan,” jawab Kiai Idrus Ramli.
Ia mengaku heran kenapa NU Cirebon memuji-muji kontribusi Syiah dalam Islam Nusantara. Padahal kini NU sedang mendapat serangan Syiah, HTI, Wahabi dan sebagainya. Kenapa NU Cirebon justeru membela Syiah sebagai sekte yang punya kontribusi terhadap perkembangan Islam Nusantara.
Ia menyatakan pembelaan ISNU Cirebon terhadap Syiah bisa jadi terkait dengan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj yang berasal dari Cirebon. Namun terlepas dari seminar tersebut, menurut Kiai Idrus Ramli, selama ini Kiai Said Aqil selalu membela Syiah. ”Dalam kasus Sampang ketua umum kita Kiai Said Aqil membela Syiah,” kata Kiai Idrus Ramli yang tadi malam mengaku berada di Batam.
Baca Juga: Konflik Baru Cak Imin, Istri Said Aqil Mundur dari PKB, Akibat Khianat saat Muktamar NU?
Begitu juga dalam wawancara dengan Aula, majalah milik PWNU Jawa Timur. “Dalam salah satu wawancaranya di majalah Aula Kiai Said Aqil menyatakan bahwa perbedaan kita dengan Syiah hanya bersifat furuiyah (cabang),” tambahnya.
Padahal, tegas Kiai Idrus Ramli, perbedaan antara NU dan Syiah adalah perbedaan ushul (aqidah) dan sumber pengambilan hukum. ”Begitu juga secara ideologi, NU beda dengan Syiah,” kata Kiai Idrus Ramli. Menurut dia, secara ideologi Syiah mengacu kepada konsep Imamah. Nah, dari konsep Imamah inilah kemudian berbeda dengan NU dari semua segi.
”Menurut Syiah, setelah Nabi wafat yang berhak menggantikan adalah Sayyidina Ali. Itu berdasarkan nash yang mereka yakini. Kalau bukan Ali yang menggantikan Nabi, menurut nash Syiah, berarti ada kedzaliman. Jadi tiga khalifah (Abu Bakar, Umar dan Utsman) yang jadi khalifah sebelum Ali, menurut Syiah, dzalim semua,” kata Kiai Idrus Ramli.
Baca Juga: Emil Dardak Dukung Muktamar NU ke-35 di Surabaya
Menurut dia, dari konsep Imamah inilah akhirnya Syiah melecehkan tokoh-tokoh Islam yang jadi simbol Islam Ahlussunnah Wal Jamaah. “Mereka mengkafirkan tokoh-tokoh Aswaja,” tegasnya.
Menurut dia, Said Aqil bukan hanya membela Syiah tapi semua pemikirannya berparadigma Syiah. Ia menyebut buku-buku yang ditulis Said Aqil, antara lain: Ahlussunnah Wal Jamaah dalam Lintas Sejarah. “Buku itu ditulis waktu Said Aqil baru pulang dari Timur Tengah,” katanya.
Dalam buku tersebut, tutur Kiai Idrus Ramli, Said Aqil menganggap bahwa Aswaja yang dikonsep Hadratussyaikh Hasyim Asyari, pendiri NU, tidak jamik-manik. Jadi Said Aqil merendahkan pemikian Kiai Hasyim Asy’ari.
Baca Juga: Satu Abad Nahdlatul Ulama, Eri Cahyadi Ingin Surabaya jadi Tuan Rumah Muktamar NU ke-35
Begitu juga tentang tashawuf yang ditulis Said Aqil. Menurut dia, juga beraparadigma Syiah. ”Ibarat HP cashingnya Nokia, tapi software-nya China,” kata Kiai Idrus Ramli. Jadi, menurut dia, meski Kiai Said Aqil membahas masalah Aswaja, tapi paradigmanya tetap Syiah.
Karena itu, dia berharap NU ke depan dipimpin oleh figur NU yang ber-ahlaqul karimah. Ia secara tegas menolak Kiai Said Aqil menjadi ketua umum PBNU kembali. Alasannya karena Kiai Said Aqil pernah menganggap Sahabat Utsman pikun. Selain itu, menurut dia, Kiai Said Aqil pernah menyatakan bahwa kiai-kiai NU bodoh dan tidak dapat hidayah hanya karena tidak mau mengakui Syiah. ”Itu ada videonya. Video itu tersebar di You tube,” katanya. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News