MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Semangat Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie untuk memajukan daerah yang dipimpinnya luar biasa. Ia mengajak sekda dan kepala dinas serta anggota DPRD Singkawang Kalimantan Barat untuk kunjungan kerja ke Pondok Pesantren (PP) Amanatul Ummah Pacet Mojokerto, Jawa Timur, mulai Senin hingga Selasa (6-7/6/2022) hari ini.
Dalam rombongan Wali Kota Singkawang itu juga ikut serta Ketua dan Sekretaris PCNU Singkawang. Juga Ketua PW Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kalimantan Barat Jasmin Haris yang kini kandidat doktor di Institut KH Abdul Chalim (IKHAC) Mojokerto.
Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029
Wali Kota Chui Mie mengaku sangat kagum terhadap kemajuan pesantren yang didirikan dan diasuh oleh Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA. Terutama karena Kiai Asep tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tapi juga praktik bisnis dan ekonomi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Menurut dia, Kiai Asep tidak hanya menguasai ilmu agama, tapi juga bisnis dan ekonomi.
“Dan inilah yang sulit,” tegas wanita berkulit putih yang tadi malam mengenakan gaun putih anggun itu.
Baca Juga: Doakan Kelancaran Tugas Khofifah-Emil, Kiai Asep Undang Kiai-Kiai dari Berbagai Daerah Jatim
Ia mengatakan bahwa masyarakat tak cukup beragama, tapi juga butuh pemberdayaan ekonomi untuk kehidupan sehari-harinya. Dan inilah yang dilakukan Kiai Asep.
Wali Kota berparas cantik itu juga memuji Kiai Asep sebagai pemimpin yang tahu bersyukur sekaligus berbagi. Bahkan sangat mandiri secara ekonomi, termasuk dalam mengelola pendidikan.
“Ini satu-satunya kiai di Indonesia,” kata Wali Kota berusia 50 tahun yang memimpin sekitar 239,260 jiwa atau penduduk Singkawang itu.
Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa
Yang menarik, penampilan Wali Kota satu ini tidak seperti pejabat pada umumnya yang – maaf – berpangku tangan dan hanya mengandalkan ajudan atau pejabat bawahannya. Saat mendengarkan pemaparan Kiai Asep, Wali Kota cerdas itu membuka laptop. Ia mencatat poin-poin penting pidato Kiai Asep. Ia tampak sangat serius dan haus ilmu pengetahuan untuk memajukan daerah yang dipimpinnya.
Dalam acara yang dipandu Dr Fadly Usman, Wakil Rektor IKHAC dan Dosen Universitas Brawijaya Malang itu, Wali Kota Singkawang juga mengaku kagum terhadap hidup disiplin yang diterapkan Kiai Asep. Menurut dia, umumnya kita bisa disiplin hanya seminggu tapi setelah itu tak bisa konsisten.
“Kita sekarang dapat aura,” kata istri Liem Hook Nen itu sembari menegaskan bahwa Kiai Asep telah sukses membangun hutan menjadi kota.
Baca Juga: Klaim Didukung 37 Cabor, Imam Sunyono Optimis Terpilih Ketua KONI Kabupaten Mojokerto
Karena itu ia mengajak kepada semua yang hadir, terutama para OPD dan anggota DPRD Singkawang untuk meneladani Kiai Asep.
“Semangat Pak Kiai harus kita teladani,” kata wanita etnis Tionghoa yang punya putra-putri tujuh orang itu.
Bahkan, wali kota bertubuh ramping itu berkali-kali mengajak meneladani semangat Kiai Asep yang telah sukses mengelola lembaga pendidikan lengkap dengan pengembangan sentra bisnis dan ekonominya.
Baca Juga: Gegara Mitos Politik dan Lawan Petahana, Gus Barra-dr Rizal Sempat Diramal Kalah
Menurut dia, kalau kita tak bisa meniru semangat Kiai Asep 100 persen - karena itu tak mungkin – maka perlu meneladani beliau 70 persen atau di bawahnya.
“Kalian harus meniru semangat Pak Kiai. Harus sukses,” tegas sang wali kota kepada para mahasiswa asal Kalimantan yang belajar di IKHAC Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto yang juga ikut dalam pertemuan tu.
Baca Juga: Raih 53,4 Persen di Pilbup Mojokerto 2024, Pasangan Mubarok Kalahkan Petahana
(Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie saat tiba disambut Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA. Foto: mma/bangsaonline.com)
Silaturahim wali kota dan rombongan dengan Kiai Asep yang berlangsung di Guest House IKHAC memang diikuti juga para Mahasiswa Kalimantan yang mondok di Amanatul Ummah. Pantauan BANGSAONLINE.com, Wali Kota Chui Mie tampak memberikan uang kepada para mahasiswa seusai acara.
Namun sang wali kota mengingatkan bahwa untuk memahami sukses Kiai Asep, jangan hanya melihat hasilnya sekarang. Tapi harus dilihat proses perjuangannya.
Baca Juga: Ikfina, Cabup Incumbent Mojokerto Kalah, Gus Barra Persiapan Pidato Kemenangan
“Seperti tadi katanya sampai menjual mobil,” kata mantan anggota DPRD Singkawang 2009 – 2014 dan 2014 – 2019 itu.
Wali Kota kelahiran Singkawang 27 Februari 1972 itu terus terang mengaku sangat ingin ada lembaga pendidikan seperti Amanatul Ummah di Singkawang. Karena itu, ia menawarkan lahan empat hektare di Singkawang agar Kiai Asep berkenan membuka cabang lembaga pendidikan Amanatul Ummah.
“Kita siapkan lahan empat hektare,” tegas Tjhai Chui Mie yang menjabat Wali Kota sejak 2017.
Baca Juga: Warga Jatim Berjubel Hadiri Kampanye Terakhir Khofifah-Emil, Kiai Asep: Menang 70%
Bagaimana tanggapan Kiai Asep? Kepada BANGSAONLINE.com, Kiai Asep memuji semangat Wali Kota Singkawang yang punya komitmen kuat untuk kemajuan, terutama untuk memajukan daerahnya.
“Kita apresiasi sekali. Ibu Wali Kota sangat punya komitmen untuk kemajuan. Sampai menawarkan tanah,” kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.com usai acara.
Namun, Kiai Asep tampak sangat hati-hati. “Karena itu harus dipertanggungjawabkan. Makanya kita pikir dulu,” tegas Kiai Asep sembari menegaskan bahwa ia juga mendapat wakaf tanah di Kalimantan Barat untuk mengembangkan lembaga pendidikan.
Saat memberikan sambutan, Kiai Asep banyak menceritakan proses awal perjuangannya dalam mendirikan Amanatul Ummah. Menurut dia, semula ia tak punya apa-apa. Ketua Umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu mengaku membeli tanah untuk membangun pondok dengan cara menyicil.
“Tanah itu milik keluarga artis Anneke Putri,” tutur Kiai Asep.
Menurut Kiai Asep, tanah itu terkenal angker karena memang berada di hutan. “Kata orang yang menganggap angker itu, jangan menginjak tanah itu. Kalau menginjak tanah itu tiga bulan sudah meninggal,” kata Kiai Asep mengungkap betapa angkernya tanah itu.
Tapi Kiai Asep justru mengaku senang. “Karena kalau angker, harga tanah itu murah,” kata Putra KH Abdul Chalim Leuwimunding Majalengka Jawa Barat itu. Kiai Abdul Chalim adalah salah satu kiai pendiri Nadhlatul Ulama (NU).
Seperti kita tahu, NU adalah organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia yang didirikan oleh Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang dan KH Abdul Wahab Hasbullah Tambak Beras Jombang, serta para kiai besar lainnya.
Menurut Kiai Asep, pemilik tanah itu menawarkan harga Rp300 juta. “Kalau kepada orang lain Rp500 juta, tapi kalau kepada Pak Yai saya hargai Rp300 juta,” kata Kiai Asep menirukan sang pemilik tanah.
“Saya gak nawar. Saya langsung mengiyakan karena saya tak punya uang,” tutur Kiai Asep sembari mengatakan bahwa saat itu punya uang Rp 20 juta.
Saat itu Kiai Asep hanya punya mobil Toyota Kijang kapsul yang dia beli Rp 150 juta. Tapi BPKB-nya ada di bank untuk jaminan, karena mobil itu dibeli secara kredit. Pemilik tanah itu akhirnya menghargai mobil itu Rp 130 juta. Sisanya, Kiai Asep janji paling cepat dua tahun untuk melunasi.
Nah, dengan modal tanah itulah, Kiai Asep merintis pesantren Amanatul Ummah di tengah hutan itu. “Santri saya saat itu 48 orang,” tuturnya sembari menceritakan bahwa ia mendirikan pesantren di Pacet Mojokerto itu pada 2006.
Meski demikian, Kiai Asep punya semangat tinggi. Ia memasang papan nama untuk sekolah yang didirikan itu: madrasah bertaraf internasional (MBI). Padahal sekolahnya terbuat dari terop yang kalau malam harus ditembel kertas agar santrinya tak kedinginan.
Selain itu, Kiai Asep membawa guru-guru terbaik dari Surabaya. "Mereka saya angkut dengan mobil Mercy. Saya beli dua Mercy bekas. Mereka senang karena mengajar naik Mercy. Saya tak berpikir untung rugi," kata Kiai Asep. Yang penting pesantren yang baru didirikannya bisa maju.
Salah satu guru yang ia bawa adalah Bu Nuri, Kepala Sekolah SMAN 5 Kota Surabaya. Ternyata ia sangat tulus. Bahkan berani berkorban. "Tak mau digaji karena tahu cita-cita saya," tegas Kiai Asep sembari menyebut bahwa Bu Nuri adalah salah satu jemaahnya.
Ia mengaku yakin terhadap Hadits Rasulullah Innallaha yuhibbu ma’aliyal umur wayukrahu safsafaha. “Artinya, Allah senang terhadap orang yang tinggi urusan-urusannya, termasuk tinggi cita-citanya. Dan Allah tak suka terhadap orang yang rendah urusan-urusannya, rendah cita-citanya,” tegas Kiai Asep.
Hanya dalam jangka sembilan tahun, pesantren yang dia dirikan itu berkembang pesat. Bahkan kini santrinya mencapai 11 ribu orang. Dan yang spektakuler, banyak santrinya yang berprestasi dan diterima di pergurun tinggi favorit, baik dalam dalam negeri maupun di luar negeri.
Menurut Kiai Asep, santri Amanatul Ummah diterima diseluruh perguruan tinggi negeri seluruh Indonesia. Antara lain di Unair, UI, UIN, UB, ITB, IPB, UGM, Unej, dan perguruan tinggi lainnya.
Sedang di luar negeri antara lain di perguruan tinggi Rusia, China, Inggris, Amerika Serikat, Mesir, Turki, Yaman, Malaysia, Jerman, dan negara-negara lain, kecuali Saudi Arabia. Kiai Asep tak mau mengirim santrinya ke Arab Saudi karena takut jadi Wahhabi.
Kiai Asep juga menuturkan bahwa kini banyak sekali sekolah dan pesantren yang melakukan studi banding ke Amanatul Ummah. “Tadi ada dari MAN Insan Cendekia Serpong. Yaitu MAN terbaik se-Indonesia yang dulu dibuat Pak Habibie. Kemudian MAN 2 Malang dan MAN Insan Cendekia Pasuruan,” tutur Kiai Asep.
Dalam pertemuan itu Kiai Asep juga membagikan tiga buku. Yaitu buku berjudul Kiai Besar Bin Kiai Besar Yang Berpikiran Besar. Buku itu berisi tentang Kiai Asep.
“Judul buku ini dari Pak Dahlan Iskan,” kata Kiai Asep. Dalam buku itu memang ada tulisan Dahlan Iskan yang pernah dimuat BANGSAONLINE.com. Nah, tulisan tokoh pers dan mantan menteri BUMN itulah yang kemudian dijadikan judul buku tersebut.
“Buku itu ditulis Pak Djoko Pitono,” kata Kiai Asep sembari menyebut bahwa Pak Djoko Pitono ada di belakang. Djoko Pitono adalah wartawan senior dan teman kuliah Kiai Asep.
Buku kedua berjudul Membangun Manusia Indonesia ditulis Muhammad Imail Adnan. “Tapi penulis sekarang gak ada,” katanya.
Buku kertiga berjudul Kiai Miliarder Tapi Dermawan. Buku itu ditulis M Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com. Buku terbaru itu di-launching dan dibedah saat Kongres III Pergunu yang pengukuhannya dihadiri Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin di Masjid Kampus IKHAC pada 3 Juni 2022 lalu.
Buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan itu banyak mendapat apresiasi karena mengungkap kegetiran hidup dan perjuangan Kiai Asep sewaktu muda sehingga memberi inspirasi, motivasi, dan keteladanan dalam berjuang untuk menjadi tokoh nasional yang sukses, di samping mendirikan pondok pesantren penuh prestasi.
Dalam bedah buku di acara Kongres III Pergunu, tampil sebagai pembicara penyair kondang KH D Zawawi Imron, KH Mujib Qulyubi (Mantan Katib Syuriah PBNU) dan Dr KH As'ad Said Ali (Mantan Wakil Kepala BIN dan Mantan Wakil Ketua Umum PBNU).
Kiai As’ad Said Ali memberi kesaksian bahwa Kiai Asep adalah seorang ulul albab, intelektual yang sukses mengubah masyarakat menjadi lebih baik.
Menurut Kiai As’ad, Kiai Asep mampu menyejahterakan warga masyarakat di sekitar pondok dengan berbagai usaha dan bisnis yang dikembangkan Pesantren Amanatul Ummah.
Sehingga kehidupan ekonomi masyarakat di sekitar Amanatul Ummah terangkat dan makmur ketimbang sebelumnya.
“Karena itu, sangat tepat kalau Kiai Asep mempercayakan penulisan bukunya kepada Pak Mas’ud Adnan karena tulisannya enak dibaca dan mudah dicerna,” tegas Kiai As’ad Ali yang keluarga dekat KH A Sahal Mahfud, Rais Aam Syuriah PBNU dua periode.
Pagi ini, Selasa (7/6/2022), Kiai Asep mengajak rombongan Wali Kota itu keliling ke sentra usaha yang didirikannya. Yaitu ke pabrik pembuatan tahu, tempe, air mineral, SPBE, dan beberapa usaha lainnya.
"Yang muslim bisa ikut salat malam, dan mengikuti pengajian saya," kata Kiai Asep.
Geliat belajar di Amanatul Ummah dimulai sejak pukul 3 malam. Yaitu diawali salat hajat. 12 rakaat (enam kali salam) dan witir tiga rakaat dengan dua kali salam.
Lalu pengajian kitab Mukhtarul Ahadits (hadits-hadits pilihan) yang diasuh Kiai Asep Saifuddin Chalim langsung.
Jadwal rombongan Wali Kota Singkawan hari ini juga ke Unviersitas Brawijaya (UB) Malang. "Tapi tujuan utama ke Amanatul Ummah," tutur Dr Fadly Usman yang mendampingi rombongan wali kota wanita itu ke UB Malang. (mma)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News