SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Kepala Bidang (Kabid) Perekonomian Pemerintah Kabupaten Sumenep, Mohammad Hanafi mengungkapkan, pencairan bantuan beras untuk keluarga miskin (Raskin) akan segera dilakukan. Hal itu menyusul telah adanya stok raskin di Gudang Bulog. Hanya saja, stok raskin yang tersedia hanya cukup untuk jatah satu bulan dari yang seharusnya empat bulan.
Hanafi mengatakan, stok raskin yang tersedia di Gudang Bulog yang ada di Kecamatan Kalianget itu masih terbatas, yaitu hanya untuk jatah Raskin pada bulan Januari. Sedangkan untuk jatah bulan Februari, Maret dan April masih belum tersedia. “Gudang Bulog baru terisi kemarin (Rabu, 15/4, red.),” katanya.
Baca Juga: Bulog Jatim Matangkan Uji Coba e-Voucher Pangan
Menurutnya, sebenarnya stok beras untuk program raskin yang dikirm dari Bulog Divre Jawa Timur kepada Gudang Bulog Sumenep lebih dari pagu satu bulan. Hanya saja, sebagian beras itu dinilai tak memenuhi standar. Sehingga, stok beras akan dikembalikan, dan tak akan didistribusikan kepada masyarakat. Tegasnya
“Untuk jumlah pastinya secara keseluruhan, kami belum menghitungnya. Tapi, insya Allah dari pengiriman kemarin memenuhi untuk satu bulan (meskipun ada yang harus dikembalikan, red.),” tegasnya.
Terkait pencairannya, pihaknya belum bisa memastikan. Hanya saja, ia mengaku akan secepatnya mendistribusikan stok beras yang telah tersedia itu kepada rumah tangga sasaran (RTS). “Besok (hari ini, red.) kami akan mengumpulkan camat. Sebagian memang akan dihubungi melalui telfon untuk mempersiapkan,” paparnya.
Baca Juga: Program Raskin Ganti jadi Rastra
Disinggung mengenai asal beras tersebut, menurut dia, berdasarkan informasi yang diterimanya dari pihak Bulog, beras tersebut berasal dari luar Madura. Hanya saja, ia mengaku tidak tahu pasti nama daerah tersebut. “Karena masalah itu kewenangannya Bulog,” terangnya.
Sementara ditanyakan kelanjutan memanfaatkan padi petani lokal, menurutnya sejauh ini masih sebatas koordinasi dengan Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Sumenep. Dari hasil koordinasi itu, imbuhnya, memang sudah ada rencana untuk memanfaatkan hasil pertanian padi masyarakat lokal.
Hanya saja, sergahnya, yang masih menjadi kendala adalah kebiasaan masyarakat yang tidak mau menjual hasil paninnya dengan jumlah besar. “Petani kalau sudah panin itu tidak dijual. Kalaupun dijual hanya sesuai kebutuhan. Sedangkan Bulog membutuhkan beras dalam jumlah yang besar,” kata Hanafi.
Baca Juga: Raskin Berkutu Masih Diterima Warga Tuban
Secara terpisah, sebelumnya wakil ketua Komisi I DPRD Sumenep, Abdul Hamid Ali Munir mendesak agar pemerintah segera mencair Raskin. Pasalnya, berdasarkan hasil reses yang dilakukannya beberapa waktu lalu, masyarakat banyak yang mulai khawatir, akibat tak kunjung turunnya raskin hingga saat ini.
“Mereka khawatir, pencairan raskin nantinya dipermainka oleh pihak-pihak tertentu. Katanya kemarin
Abdul Hamid mencontohkan, karena sudah berapa bulan tak dicairkan, masyarakat biasanya menerima raskin sebanyak tiga atau empat bulan hanya disampaikan satu atau dua bulan saja. Saya sendiri berharap tidak sampai terjadi hal semacam itu,” harapnya.
Baca Juga: Tak Layak Konsumsi, Warga Kendit Situbondo Tolak Raskin dari Dolog, Dewan Tuding Ada Mafia
Untuk diketahui, jumlah penerima manfaat raskin di Kabupaten Sumenep mencapai 116.378 RTS yang tersebar di 27 kecamatan. Sedangkan jumlah raskin yang dibutuhkan, dalam setiap bulannya sebanyak 1.745.670 kilogram.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News