SITUBONDO, BANGSAONLINE.com - Warga Dusun Kendit Barat RT 01/RW 02 Desa Kendit menolak bantuan Beras Miskin (Raskin) yang dikirim oleh Gudang Dolog Klatakan, Rabu (04/11), karena kualitasnya jelek. Selain hancur, warga menilai beras yang dikirim dolog itu sudah tak layak konsumsi.
“Ada satu RT yang menolak karena tidak layak konsumsi. Baunya apek, warnanya juga kusam. Itu ada 21 sak sekitar 3 kuintal. Kalau yang dulu sempat ada hewannya, tapi saya tidak ada fotonya,” ujar Nanang warga setempat.
Baca Juga: Bulog Jatim Matangkan Uji Coba e-Voucher Pangan
Sementara, salah seorang anggota DPRD, Narwiyoto, mengaku temuan yang dilakukan pada waktu reses di tiga kecamatan yakni Kecamatan Panarukan, Kecamatan Kendit dan Kecamatan Jatibanteng menemukan hal mengejutkan.
Menurutnya berdasarkan pengakuan warga, raskin dari dolog itu, karena tidak layak konsumsi akhirnya dijual oleh penerima melalui tengkulak dan pengepul yang kemudian beras tersebut kembali lagi ke dolog.
“Saat saya reses, ada warga yang mengaku, raskin yang diterimanya itu tidak dikonsumsi karena memang tidak layak. Katanya beras itu untuk ulem-ulem, yang kemudian biasanya beras itu dijual ke para tengkulak. Bahkan kalau tidak ada ulem-ulem, beras itu tetap dijual karena tak layak konsumsi,” beber Anggota Dewan yang saat ini juga menjabat Ketua DPC PDIP Situbondo ini.
Baca Juga: 5 Orang Pekerja Bulog di Situbondo Ditangkap Polisi, Diduga Ngutil Raskin saat Hendak Dikirim
Bahkan Narwiyoto menuding ada mafia di dolog melihat perputaran beras yang ternyata memang tidak dikonsumsi oleh masyarakat penerima bantuan. “Kalau begitu jangan-jangan ada mafia di dolog. Beras yang disalurkan, kemudian dijual kepada tengkulak atau pedagang, lalu dijual lagi ke dolog. Kalau tidak ada selisih yang menguntungkan kan tidak mungkin,” tuding pria asal panarukan ini.
Sementara, Suprayogi, Kepala Gudang Dolog Klatakan, mengakui beras yang dikirim ke warga Kendit ditolak. Namun, menurutnya langsung diganti dengan beras yang lebih bagus. “Ya mungkin karena kelalaian dari petugas, dari sekian banyaknya beras yang ada di gudang itu pasti ada terlewati,” aku Suprayogi.
Namun, Suprayogi membantah tudingan adanya mafia di dolog. Menurutnya, sebelum beras masuk gudang, ada Petugas Pemeriksa Kualitas (PPK) yang mengecek kualitas beras yang akan dibeli oleh dolog. Menurutnya, PPK akan mengambil sampel 5 persen dari setiap truk. “saya kira tidak ada, karena sebelum masuk ada petugas PPK yang mengecek. Jadi saya jamin tidak ada beras raskin yang kembali masuk,” sergah Suprayogi. (had/rev)
Baca Juga: Program Raskin Ganti jadi Rastra
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News