2.400 Sapi di Sampang Terpapar PMK, Biaya Pengobatan Dibebankan ke Peternak

2.400 Sapi di Sampang Terpapar PMK, Biaya Pengobatan Dibebankan ke Peternak Salah satu kandang sapi di Kabupaten Sampang.

SAMPANG, BANGSAONLINE.com - Meluasnya kasus penyakit mulut dan kuku () yang menyerang hewan ternak di Kabupaten Sampang mengakibatkan 7 sapi mati. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Sampang melalui kepala bidang (Kabid) peternakan, Gunawan, menyebut data per hari ini ada 2.400 sapi di 14 kecamatan terpapar .

"Wabah mendadak menyerang hewan sapi, sehingga membuat kami tidak menyediakan obat-obatan, dan kami menyarankan peternak agar membeli obat itu. Sebenarnya inilah kendala kami, petugas membeli sendiri yang kemudian dibebankan pada peternak," ujarnya saat dikonfirmasi BANGSAONLINE.com, Jumat (10/6/2022).

Baca Juga: Proyek Irigasi P3-TGAI Desa Bringin Sampang Masuk Tahap Pengerjaan, Diduga Tak Sesuai Perencanaan

Selain itu, ia tidak bisa menyebutkan kisaran biaya pengobatan. Sebab, obat yang disediakan oleh petugas banyak merek dan jenis yang suntikan pada sapi.

"Obat itu tidak semerta-merta langsung disuntikkan pada sapi, karena tak semua yang terjangkit itu sama, kadang hanya panas adapula cuma keluar klinis," tuturnya.

Bahkan, lanjut Gunawan, biaya operasional petugas untuk mengobati sapi yang terjangkit juga dibebankan pada peternak. Ia meyatakan tidak ada anggaran operasional terkait yang disediakan DPKP Sampang.

Baca Juga: Polda Jatim Kembali Periksa 12 Saksi Kasus Dugaan Korupsi Proyek Lapen Sampang

"Untuk biaya operasional petugas tergantung jarak tempuh yang dikunjungi (petugas)," ungkapnya.

"Bagi para peternak jika sapinya sudah tidak nafsu makan atau keluar klinis secepatnya melapor petugas agar segera ditangani. Perlu digarisbawahi, kami petugas tidak mengharuskan, tapi jika butuh tindakan dari petugas, kami selalu siap dan sekarang banyak peternak menggunakan jamu tradisional," paparnya menambahkan. (tam/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO