Pemkot Kediri Buktikan Komitmen Rawat Lingkungan Melalui Peningkatan Nilai IKLH

Pemkot Kediri Buktikan Komitmen Rawat Lingkungan Melalui Peningkatan Nilai IKLH Salah satu ruang terbuka hijau atau RTH di Kota Kediri, Taman Tempurejo. Foto: Ist

KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Menjaga merupakan suatu komitmen, bukan angan-angan. Oleh karena itu, Pemkot sangat memperhatikan dalam upaya pelestarian .

Upaya-upaya tersebut tercermin melalui peningkatan nilai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Kota di tahun 2021. Berdasarkan data yang dirilis Dinas Lingkungan Hidup dan Kawasan Pertamanan (DLHKP) Kota , nilai IKLH Kota sebesar 63,55 pada tahun 2020. Kemudian di tahun 2021 sukses mengalami kenaikan sebesar 1,05 menjadi 64,60. Hal ini menandakan kualitas Kota semakin baik.

Baca Juga: Jaring Atlet untuk Porprov, Pordasi Kediri Gelar Kejurprov Berkuda di Lapangan Desa Wates

Kepala DLHKP Kota , Anang Kurniawan, mengungkapkan ada tiga komponen utama dalam mengukur angka IKLH, yaitu Indeks Kualitas Air (IKA), Indeks Kualitas Udara (IKU) dan Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL), di tahun 2021 Indeks Kualitas Air (IKA) mencapai 62,23 dan Indeks Kualitas Udara (IKU) sebesar 92,27, sedangkan Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) sebesar 45,64 sehingga dapat diperoleh IKLH sebesar 64,60.

“Di antara tiga indikator tersebut targetnya alhamdulillah range masing-masing nilai indikator bagus sehingga nilai IKLH juga bagus,” ujarnya, Minggu (12/6/2022).

Perolehan tersebut, lanjut Anang, tentunya tidak lepas dari sinergi antar semua organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemkot . Untuk mengukur indikator-indikator itu, bidang LH (Lingkungan Hidup) punya kegiatan yakni pemantauan uji terkait dengan udara dan air. Sedangkan IKTL hanya bisa diukur capaiannya secara makro.

Baca Juga: Buka Rakerda Kejati Jatim 2024 di Kediri, Kajati: Pentingnya Penegakan Hukum Humanis dan Profesional

Menurut dia, pihaknya telah melakukan berbagai upaya, di antaranya: melalui kegiatan sosialisasi terkait pemantauan di titik-titik air baik itu di sungai, sumur, dan ipal. Di samping itu, pihaknya juga mengundang para pelaku usaha yang berkewajiban melakukan pengolahan limbah, seperti: industri rumahan, perhotelan, dan industri tahu.

“Itu semua bisa tercapai salah satunya karena dibuatnya Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2019 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Salah satunya menyatakan tentang pemanfaatan lahan di wilayah perkotaan yang diperhitungkan karena lahan di wilayah kota tidak ada yang nganggur, semua lahan bisa ditanami baik tanaman pangan, tebu, maupun palawija itu yang bisa mengangkat IKTL kita tercapai,” paparnya.

Upaya lain yang digaungkan Pemkot yakni dengan menciptakan program Satu Kelurahan Satu Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang merupakan salah satu program unggulan Walikota . Menurut Anang RTH merupakan salah satu indikator dalam penilaian IKLH.

Baca Juga: Gandeng Peradi, Fakultas Hukum Uniska  Adakan Ujian Profesi Advokat

“Pada penilaian ini yang dihitung: RTH, lahan pertanian, hutan, pantai, lahan gambut akan tetapi kita tidak punya pantai dan lahan gambut,” ujar Anang.

Untuk memenuhi capaian IKA, dinas PUPR digandeng melalui penyuluhan kepada para pengusaha terkait tata cara pengelolaan limbah cair sebelum dibuang ke sungai.

“Dari DPUPR dan Dinkes juga ada pembuatan dan sosialisasi Sanimas guna mewujudkan ODF di Kota sehingga bisa meningkatkan IKA” imbuhnya.

Baca Juga: Uniska dan ID Consulting Jepang Teken MoU Strategis untuk Penyerapan Tenaga Kerja

Guna meningkatkan IKU, DLHKP Kota juga merangkul dinas perhubungan dengan menciptakan Program Penggunaan Bus Sekolah, serta Program Sekolah Adiwiyata bersama Dinas Pendidikan.

Masih menurut Anang, ada tantangan yang akan dihadapi Pemkot terkait proyek pembangunan jalan tol. Mau tidak mau pasti mengurangi aset Pemkot termasuk mungkin RTH dan lain-lain.

"Karena itu memang kebijakan nasional kita tetap berupaya agar kantong-kantong hijau bisa terisi dan terjaga dengan baik,” tegas Anang. Ia tetap berkomitmen agar RTH tidak berkurang dan kualitas hidup tetap terjaga.

Baca Juga: Peringatan Hari Disabilitas Internasional, Mbak Chicha Berkomitmen Setarakan Hak Penyandang

Anang berharap dapat menambah cakupan kegiatan sosialisasi kepada para pelaku usaha maupun pihak-pihak yang terdampak dalam pengolahan limbah. Ditambah lagi melalui aksi turun ke lapangan untuk memantau apabila terdapat indikasi yang kurang baik.

“Dampaknya, tidak langsung kelihatan, tapi berasal dari perilaku dilakukan terus-menerus baru kelihatan dampaknya. Semakin bagus kualitas hidup di kota kediri, baik dari kualitas udara, air, dan tetap ada penanaman lahan, maka semakin sehat masyarakat Kota ,” pungkasnya. (uji/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'BI Kediri Gelar Bazar Pangan Murah Ramadhan 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO