
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pengukuhan pengurus Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Jawa Timur, Ahad (12/06/2022) kemarin masih menjadi pembicaraan hangat. Bukan karena prosesinya, tapi komentar Sekjen IKA PMII Hanif Dhakiri yang meng-endorse Muhaimin Iskandar sebagai alumni PMII yang layak menjadi capres 2024.
Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Timur yang juga alumni/IKA PMII Jatim Anwar Sadad menilai Hanif Dhakiri salah meng-endorse Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Menurutnya, harusnya Hanif Dhakiri bicara kompetensi, rekam jejak dan prestasi, bukan semata-mata sentimen alumni. Itu sama dengan politik identitas.
BACA JUGA:
- Cak Imin Euforia dan Sujud Syukur, Gus Dur Jatuh di Kamar Mandi, saat Pengadilan Putuskan PKB
- Tindaklanjuti SE Kemenag, Gubernur Khofifah Anjurkan Penyembelihan Hewan Kurban di RPH
- BPS Siap Menangkan Prabowo Subianto Jadi Presiden di Pemilu 2024
- Tak Hanya untuk Rekreasi, Gubernur Khofifah Siap Dukung Budidaya Anggrek Jatim Tembus Ekspor
"Saya tidak bicara setuju atau tidak setuju, tapi menurut saya Hanif Dhakiri salah dalam meng-endorse Cak Imin. Harusnya, para alumni diyakinkan dengan kompetensi Cak Imin, bukan hanya dengan politik identitas," kata Sadad, Selasa (14/06/2022).
Wakil Ketua DPRD Jatim itu mengingatkan calon presiden adalah calon pemimpin nasional yang akan memimpin seluruh komponen masyarakat, bukan sekadar memimpin warga PMII dan alumninya. Karena itu, perlu dipresentasikan kompetensi dan rekam jejaknya secara luas kepada publik.
Apalagi, lanjut Sadad, Cak Imin bukan satu-satunya alumni yang punya kompetensi sebagai calon pemimpin nasional. Ia menyebut sosok Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga punya kompetensi sebagai pemimpin nasional.
Simak berita selengkapnya ...