JEMBER, BANGSAONLINE.com - Dalam rangka memperingati Bulan Pancasila, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jember (Unej) menggelar forum diskusi dan pameran UMKM di kampus setempat, Rabu (29/6/2022).
Diskusi itu menghadirkan Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Jawa Timur (Jatim) II Oentarno Wibowo yang memaparkan urgensi ekspor dan impor untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
BACA JUGA:
- Civitas Academica Unej Gelar Deklarasi demi Selamatkan Demokrasi di Indonesia
- Bangkitkan Perekonomian, BPC Hipmi Jember Dorong Kolaborasi dengan Pemerintah Daerah
- Bank Jatim Cabang Jember Gelar Sosialisasi Pembiayaan KUR bagi UMKM
- Kolaborasi Antara Unej-Pemkot Pasuruan, Gus Ipul: Kemajuan Daerah Ditandai Majunya Perguruan Tinggi
Dekan FEB UNEJ, Isti Fadah, menyampaikan bahwa selama ini fakultasnya memang bekerja sama dengan bea cukai, khususnya Kantor Cabang Wilayah Jember untuk mendorong UMKM agar mampu mengekspor produknya.
Selain itu, juga berkolaborasi dengan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jember, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), perguruan tinggi di wilayah Eks Karesidenan Besuki dan Lumajang (Sekar Kijang), serta puluhan UMKM.
Kata dia, sudah ada puluhan UMKM yang menjadi binaan dari bea cukai dan BI Wilayah Jember.
Menurut Isti Fadah, pelaku UMKM merupakan elemen penting dalam menyumbang perekonomian di Indonesia. UMKM terbukti sebagai pelaku ekonomi yang tahan terhadap kondisi krisis.
"UMKM ini tahan terhadap krisis, karena fleksibel, tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi. Dan terbukti juga di negara tetangga. Seperti Singapore, yang miskin sumber daya alam, tapi bisa kaya raya. Itu karena UMKM-nya luar biasa," ujarnya.
Dalam forum diskusi itu, Oentarno Wibowo memberikan tips agar UMKM bisa naik kelas. Ia menjelaskan kendala-kendala selama membina UMKM. Antara lain, bahwa sampai saat ini mayoritas UMKM masih terkendala kualitas; kuantitas; dan kontinuitas.