JEMBER, BANGSAONLINE.com - Potensi budidaya ikan air tawar di Kabupaten Jember cukup tinggi. Namun minat terhadap sektor ini masih rendah. Demikian evaluasi DPRD Jember terhadap sektor perikanan.
Produksi ikan air tawar sepanjang 2012-2014 sebenarnya cenderung meningkat. Namun parlemen belum puas dengan paparan angka statistik yang disajikan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Jember.
Baca Juga: Gelar Patroli, Satpol PP Jember Pastikan Tempat Hiburan Malam Tak Beroperasi saat Ramadan
Data menunjukkan pada 2012, produksi ikan air tawar mencapai 3.963,6 ton. Pada 2013 meningkat menjadi 4.733,5 ton. Sedangkan pada 2014 meningkat menjadi 7.445,8 ton. Budidaya ikan air tawar berada di Kecamatan Kalisat, Ledokombo, Sumberjambe, Sukowono, Mayang dan Silo untuk jenis tombro, nila, dan ikan hias.
Sementara di Kecamatan Bangsalsari, Gumukmas, Puger, Semboro, Umbulsari, dan Wuluhan dibudidayakan jenis ikan gurami, lele, dan nila.
Peningkatan jumlah rumah tangga yang membudidayakan ikan hanya terjadi pada budidaya kolam. Tahun 2012, ada 2.710 rumah tangga yang menggunakan kolam sebagai tempat budidaya. Jumlah meningkat pada 2013 menjadi 2.735 rumah tangga, dan pada 2014 mencapai 3.095 rumah tangga.
Baca Juga: Sambut Ramadan, Pj Gubernur Jatim Gelar Pasar Murah di Jember
Sementara kolam pembenihan ikan dan tambak stagnan, yakni masing-masing 492 rumah tangga dan 28 rumah tangga.
Komoditas terbesar pada 2014 adalah lele (5.275,10 ton), gurami (1.733,70 ton), dan nila (265 ton). Patin yang pada 2012 dan 2013 tidak dibudidayakan, pada 2014 sudah mulai dibudidayakan dengan jumlah produksi 15 ton. Namun mujair sudah tak tercatat lagi pada 2014, setelah sebelumnya ada produksi 15 ton pada 2013.
Agus Widiyanto, juru bicara DPRD Jember, menilai, minat masyarakat untuk budidaya air tawar masih rendah, karena kurang optimalnya peran pemerintah daerah, baik dinas terkait maupun balai benih ikan dalam mendorong minat mereka.
Baca Juga: Menteri PPPA Bahas Stunting di Jember
“Selain itu lemahnya akses pasar untuk produksi ikan air tawar menjadi salah satu penyebab, sehingga kesejahteraan petani ikan masih rendah,” katanya.
“Diharapkan Pemerintah Kabupaten Jember melakukan rekayasa terumbu karang, pengadaan rumpon laut dangkal dan dalam, serta melakukan sosialisasi program budidaya ikan air tawar pada masyarakat memiliki potensi,” imbuhnya.
Selain itu, DPRD Jember juga merekomendasikan penguatan kelembagaan kelompok peternak budidaya ikan air tawar, dan melakukan pembinaan berkelanjutan terhadap individu maupun kelompok budidaya air tawar.
Baca Juga: Factory Tour Bupati Jember ke PT Intidaya Dinamika Sejati
“Pemerintah juga perlu merekayasa adanya pasar yang bisa menjadi perangsang petani budidaya air tawar, serta mencari rekayasa teknologi yang mampu meningkatkan keselamatan nelayan Puger,” kata Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News