SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Tindakan tidak terpuji yang merendahkan martabat wartawan dilakukan jajaran Dinas Kesehatan Surabaya. Tiga wartawan diusir keluar dari forum yang membahas isu HIV/AIDS yang ada di Surabaya. Forum tersebut diselenggarakan di Kantor Dinas Kesehatan Surabaya Jl Jemursari No 197 Surabaya, Jumat (24/4).
Kegiatan konsolidasi yang membahas isu HIV/AIDS di Surabaya tersebut diselenggarakan oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Surabaya, didampingi Dinas Kesehatan sebagai fasilitator. Sekitar 50 peserta mewakili LSM dan komunitas masyarakat, serta instansi pemerintahan menghadiri acara tersebut.
Baca Juga: Undangan Sambung Guyub Dianggap Pilih-pilih Wartawan, Humas Polres Kediri Kota Ngaku Lupa
Informasi mengenai acara tersebut semula diketahui jurnalis dari grup BBM pewarta Surabaya. Mengingat isu HIV/AIDS merupakan isu publik yang tergolong menarik, tiga wartawan hadir untuk melakukan peliputan. Selain BANGSAONLINE.com, hadir wartawan dari Republika dan Surabaya TV.
Meski dijadwalkan pukul 08.30, tetapi acara tersebut dimulai sekitar pukul pukul 09.30, atau terlambat sekitar satu jam dari jadwal. Hadir memberi sambutan Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Masyarakat, dr Mira Novia.
Tak berselang lama, Mira yang mengaku ada agenda rapat lainnya, berpamitan kepada forum dan berlalu meningalkan ruangan. Saat itu awak media mengejar Mira untuk meminta keterangannya soal kegiatan tersebut dan isu HIV/AIDS di Surabaya.
Baca Juga: Dua Atlet Catur Anggota SIWO Kediri Siap Ikuti PORWANAS XIV
Sayang, Mira menolak berkomentar dan menyilakan pewarta langsung menemui Kepala Dinas Kesehatan. Mira juga menyampaikan, bahwa data tentang HIV/AIDS di Surabaya bisa diperoleh dari forum yang sedang diadakan di dalam, dan para awak media dipersilahkan masuk kembali oleh Mira untuk mengkuti acara tersebut.
Tak lama kemudian, wartawan BANGSAONLINE.com dan dua wartawan lain duduk kembali di antara peserta forum. Seorang panitia perempuan dengan kerudung warna kuning dan perempuan yang berkerudung biru datang menghampiri para awak media. Ia menyampaikan, bahwa forum tersebut bersifat tertutup dan tidak boleh diliput media. Menurut dia, instruksi tersebut disampaikan dr Mira Novia selaku atasannya.
Wartawan yang memprotes sikap kurang bertatakrama tersebut di luar gedung kegiatan, dihadapi oleh seorang panitia perempuan lainnya. Perempuan itu adalah penerima tamu yang sebelumnya menyilakan wartawan masuk mengikuti kegiatan.
Baca Juga: Dewan Pers Siap Cabut Izin Media Jika Oknum Wartawan Terbukti Lakukan Intimidasi Hingga Pemerasan
Ia mengaku hanya menjalankan perintah untuk mengeluarkan wartawan dari ruangan. Karena terus mendapat protes dari wartawan, panitia yang satu ini mulai berbicara dalam nada tinggi serta tanganya yang menjulur kepada wartawan.
“Iya, Mas. Saya yang salah. Saya pikir mas itu dari LSM media. Soalnya, kita juga ada peserta dari LSM media. Kalau mau meliput, silakan minta izin Kepala Dinas, ” ujar dia dengan ekspresi wajah yang kelihatan marah.
Kemudian para awak media mencoba untuk menghubungi Kepala Dinas Kesehatan kota Surabaya, drg Febria Rachmanita, tetapi Kadinkes Surabaya tidak bisa ditemui. Petugas penerima tamu di depan ruangannya menyebut Feni, sapaan sang Kadinkes, sedang rapat.
Baca Juga: Hari Pers Nasional 2024, Pj Bupati Jombang Raih Penghargaan Creative Regional Head dari PWI Jatim
Dari ruang rapat, tanpa diduga keluar dr Mira Novia, orang yang sebelumnya menyuruh panitia acara mengusir wartawan. Mira menjelaskan, acara tersebut dibuat tertutup karena di dalamnya ada evaluasi terhadap kinerja LSM dan SKPD di Surabaya dalam penanggulangan HIV/AIDS. “Kami belum minta izin ke mereka, apakah ini boleh dipublikasikan atau tidak,” ujar Mira yang berusaha memasang wajah ramah.
Mira menyampaikan maaf karena wartawan tidak mendapatkan akses berita di dalam ruangan tempat acara dilangsungkan. Tetapi Mira tetap saja enggan memberikan pernyataan soal isu HIV/AIDS di Surabaya. Ia menganjurkan wartawan untuk mewawancara langsung Kadinkes atau perwaklan dari KPA Surabaya.
Namun sayangnya, lanjut Mira, Kadinkes Febria Rachmanita tidak bisa dijumpai saat itu, dan harus membuat janji terlebih dahulu. Beredar di grup BBM pewarta Surabaya, pengusiran yang sama dari ruangan acara juga terjadi kepada sejumlah wartawan yang hadir belakangan, seperti halnya dari wartawan Surabaya Pagi.
Baca Juga: Malam Puncak Hari Pers Nasional, Pj Gubernur Jatim Terima Prapanca Award 2024
Masalah HIV/AIDS terbilang isu penting di Surabaya. Laporan KPA Jawa Timur per 1 Desember 2014, Kota Surabaya masih menjadi penyumbang tertinggi HIV/AIDS di Jawa Timur.
Penderita HIV/AIDS di Surabaya tercatat 2.028 orang, disusul Kabupaten Malang di urutan kedua dengan 1.053 penderita dan Jember 746 penderita, Surabaya juga termasuk 1 dari 75 Kota/kabupaten di Indonesia dengan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) tertinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News