KOTA MADIUN, BANGSAONLINE.com - Istilah Dredeg (hati berdebar-debar) Suro bakal diganti. Oleh karena itu, Wali Kota Madiun, Maidi, merasa perlu mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) bersama jajaran dengan forkopimda dan lintas sektoral serta pimpinan di wilayah sekitarnya dalam rangka pengamanan peringatan 1 Muharam ini, Selasa (26/7/2022)
"Demi terwujudnya kondusivitas Kamtibmas di Jatim dan tidak terulangnya kembali peristiwa yang pernah terjadi perlu adanya Rakor. Sehingga, tercipta komitmen dari semua pihak," kata Karo ops Polda Jatim, Kombes Abdul Gofur, membacakan sambutan dari Kapolda Jatim.
Baca Juga: Ayo! Skrining Riwayat Kesehatan Gampang Banget pakai Aplikasi Mobile JKN
Hal ini langsung ditanggapi Maidi dan mengatakan bahwa Dredeg Suro bisa menjadi Bahagia Suro. Menurut dia, Bulan Suro yang identik dengan masa prihatin tersebut diharapkan tidak ada kegiatan yang membuat orang waswas.
"Untuk Suro ini kan masa prihatin, sehingga tidak ada kegiatan yang sifatnya men-dredeg-kan kita. Tapi kegiatan yang menarik akan kita upayakan pada Bulan Suro ini, sehingga masyarakat merasa seneng dan aman. Maka Dredeg Suro hilang Bahagia Suro datang," ucap Wali Kota Madiun.
Ia menyebut, para peserta dari perguruan pencak silat yang akan masuk ke Kota Madiun saat peringatan Bulan Suro dilarang mengadakan konvoi menggunakan roda dua, serta mengenakan atribut dari perguruan pencak silat.
Baca Juga: Agung, Peserta JKN asal Kota Madiun Tetap Jaga Kesehatan dengan Bersepeda
Sementara itu, Ketua Umum Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Moerdjoko, telah menegaskan pihaknya melarang anggota menggunakan kendaran roda dua dan pemakaian atribut perguruan di sepanjang perjalanan menuju pedepokan ketika Bulan Suro serta peringatan 1 abad nanti.
"Kita telah sampaikan larangan menggunakan roda dua berkonvoi dan penggunaan atribut hanya dilokasi bukan di tempat umum. Sedangkan untuk tradisi nyekar sementara kita tiadakan dulu hingga waktu yang ditentukan," kata Moerdjoko.
Bulan Muharam dalam Islam atau Bulan Suro dalam Jawa adalah sebagai pergantian tahun dan sangat berarti bagi masyarakat Jawa pada umumnya. Pada awal bulan tersebut banyak prosesi ritual yang dilakukan oleh masyarakat, salah satunya adalah pengesahan sebagai pendekar atau menjadi keluarga besar dari beberapa pengurusan pencak silat yang berasal dari Madiun secara khusus.
Baca Juga: Segera Cek! KAI Daop 7 Madiun Sebut 8.968 Tiket KA untuk Libur Nataru 2024 Masih Tersedia
Bulan Suro bila di Ponorogo dikenal dengan Grebeg Suro, namun di Madiun sering diplesetkan dengan Dredeg (hati berdebar-debar) Suro. Sebab, warga Madiun selalu was-was bila terjadi pertikaian seperti dulu saat Bulan Suro. (adv/dro/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News