MALANG, BANGSAONLINE.com - Program Makmur yang digagas Petrokimia Gresik dengan PG Rajawali terbukti berhasil meningkatkan rendemen dan produktivitas tebu dari 150 ton/Ha menjadi 160 ton/Ha.
Hal ini disampaikan Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo dalam acara “Panen & Tanam Demplot Program Makmur” di Desa Ganjaran, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Baca Juga: Petrokimia Gresik Raih Penghargaan Tertinggi Platinum di Ajang SNI Award 2024
Dwi Satriyo menyampaikan, produksi tebu sebagai bahan baku gula harus terus ditingkatkan, karena produksi gula nasional saat ini masih belum mencukupi kebutuhan gula konsumsi di dalam negeri.
"Melalui kolaborasi yang kami bangun dalam program makmur ini, Petrokimia Gresik berperan aktif mendukung pemenuhan gula nasional," ujarnya, Sabtu (30/7/2022).
Selain rendemen dan produktivitas tebu yang meningkat, program makmur juga berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan petani tebu. Pendapatan petani naik sekitar Rp 6,2 juta/Ha, dari Rp 25,3 juta/Ha menjadi 31,5 juta/Ha.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Beberkan Program Transisi Energi 2024-2030 di Forum Internasional COP29
"Jika pendapatan petani tebu meningkat, maka petani akan semakin termotivasi untuk menanam komoditas tebu. Selain itu juga akan menarik minat generasi muda untuk mengoptimalkan potensi yang ada," jelasnya.
Melalui program ini, Petrokimia Gresik memberikan jaminan penyediaan pupuk nonsubsidi kepada petani tebu binaan PT PG Rajawali I, yang merupakan bagian dari Holding Pangan ID FOOD.
Tidak hanya itu, Petrokimia Gresik juga melakukan kawalan budi daya, mulai dari pengujian tanah melalui layanan mobil uji tanah, hingga penyediaan pestisida melalui anak perusahaan untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Dinobatkan sebagai Tokoh Penggerak Generasi Petani
Selain PT PG Rajawali I, Petrokimia Gresik juga menggandeng Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, Bank BRI, BNI, Asuransi Jasindo, Askrindo, dan lainnya untuk membentuk sebuah ekosistem pertanian yang terintegrasi.
"Dengan demikian, petani bisa lebih fokus melakukan budi daya tanamannya tanpa harus memikirkan bagaimana mendapatkan modal dan menjual hasil panennya," beber Dwi.
Ia mengungkapkan, hasil uji tanah menunjukkan bahwa kondisi tanah di Malang terbilang masam dengan pH di bawah 6 dan kekurangan komposisi hara N, K, dan C Organik.
Baca Juga: Kucurkan Beasiswa, Cara Petrokimia Gresik Dorong Generasi Muda Tertarik Bertani
Padahal kondisi tanah yang masam dapat menyebabkan penyerapan pupuk menjadi tidak optimal. Sehingga untuk mengatasinya, selain menggunakan ZA Plus dan NPK Petrocane, dalam demplot ini juga menggunakan Kapur Pertanian Petrokimia Gresik.
Sedangkan unsur hara N dipenuhi melalui pemberian pupuk ZA Plus, yang juga dilengkapi unsur hara micro Zinc sebesar 1.000 ppm, dan kekurangan unsur hara lainnya dipenuhi melalui Petrocane yang memiliki formula NPK 15-10-15.
"Melalui demplot ini kami ingin mengedukasi sekaligus membuktikan kepada petani bahwa penggunaan produk nonsubsidi mampu meningkatkan hasil panen lebih optimal, sehingga petani tidak lagi bergantung pada pupuk subsidi,” bebernya.
Baca Juga: Petrokimia Gresik Kirim Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Sementara itu, Direktur Holding Pangan ID FOOD, Frans Marganda Tambunan membenarkan bahwa saat ini produksi gula nasional masih defisit dibandingkan kebutuhan konsumsi. Ada selisih sekitar 780 ribu ton.
Ia pun mengungkapkan, pada tahun 2025 Presiden RI Joko Widodo mencanangkan swasembada gula konsumsi. Sehingga diperlukan upaya bersama melalui kolaborasi untuk mewujudkan target tersebut.
"Rendahnya produktivitas ini karena adanya tantangan yang kita hadapi. Di antaranya, berkurangnya lahan tebu dan rendahnya produktivitas tebu. Inovasi yang dilakukan melalui program makmur ini akan meningkatkan motivasi petani untuk kembali menanam tebu, sehingga lahan tebu semakin luas dan produktivitasnya pun tinggi," katanya.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Dorong Regenerasi Atlet Angkat Besi Berprestasi di Indonesia
Hal senada diungkapkan Bupati Malang, Sanusi. Ia mengatakan bahwa rendahnya produktivitas tebu salah satunya disebabkan kondisi tanah di Malang yang kurang subur karena penggunaan pupuk tidak berimbang.
"Inovasi Petrokimia Gresik melalui produk pengembangannya dapat menjadi solusi untuk mengembalikan kesuburan tanah agar hasil panen lebih melimpah," katanya.
Senior Project Manager (SPM) Program Makmur Indonesia, Supriyoto menyampaikan bahwa, target program makmur tahun 2022 secara nasional mencapai 250.000 Ha untuk seluruh komoditas.
Baca Juga: PG Kerahkan Mobil Bronto Skylift Padamkan Kebakaran Smelter, Presdir Freeport Ucapkan Terima Kasih
Hingga Juni 2022, realisasinya telah mencapai 168.550 Ha atau 67,42 persen dari target, dengan jumlah petani yang mengikuti program ini sebanyak 85.605 orang.
Di Provinsi Jawa Timur sendiri, program makmur telah direalisasikan di lahan seluas 52.680 Ha untuk beragam komoditas, mulai padi, jagung, tebu, kopi, kentang, dan hortikultura yang tersebar hampir di semua kabupaten.
"Khusus untuk Kabupaten Malang, realisasinya telah mencapai 3.230 Ha, yang meliputi komoditas tebu, jagung, padi, dan kentang," tandas Supriyoto. (hud/rev)
Baca Juga: Petrokimia Gresik Raih The Best Performer of The Year
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News