Ekspor Terhambat Birokrasi, Kiai Asep Dampingi Pengusaha Sarang Burung Wadul Mendag Zulkifli

Ekspor Terhambat Birokrasi, Kiai Asep Dampingi Pengusaha Sarang Burung Wadul Mendag Zulkifli Menteri Perdangan RI Zulkifli Hasan saat menemui Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim di sebuah kafe di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tengerang Banten, Kamis (1/9/2022). Foto: MMA/BANGSAONLINE.com

“Kemendag merilis potensi perwaletan Indoensia adalah harta karun, bisa mencapai Rp 500 triliun,” tutur Haji Wahyudin.

Pemilik Grand Kalimas Hotel di kawasan Ampel Surabaya itu mengungkapkan bahwa selama ini ekspor sarang burung walet yang dilakukan dirinya selalu . Padahal Wahyudin mengaku sudah bekerjasama dengan Tiongkok. Bahkan manajer produksi pabrik miliknya warga asli Tiongkok yang ditaruh di Gresik Jawa Timur.

Wahyudin berharap bahwa sarang burung walet itu menjadi icon minuman dan kebanggaan Indonesia. “Jadi kalau Korea punya gingseng, Thailand punya madu putih, Malaysia punya durian, kita punya sarang burung walet, “ tegasnya.

(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, foto bersama dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan serta rombongan. Kiai Asep dan Mendag Zulkifli memegang buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan. Foto: mma/bangsaonline.com)

Haji Wahyudin bahkan berharap kepada Mendag Zulkifli agar sarang burung walet bisa dijadikan minuman resmi pada event global seperti pertemuan G20 di Bali yang akan berlangsung pada 23 hingga 24 Oktober 2022 mendatang.

Bagaimana respon Mendag Zulkifli? Dengan penuh semangat Mendag RI Zulkifli mengaku sangat siap untuk membantu. “Kalau perlu saya akan melakukan diskresi,” tegas Mendag Zulkifli sembari mengangkat tangannya saking semangatnya.

Ia bahkan minta Haji Wahyudin mengirim pesan lewat WhatsApp (WA) jika terjadi hambatan dalam ekspor ke luar negeri. Sebab masalah ekspor sarang burung ini berada di ranah atau wilayah kepemimpinannya. Ia berharap semua ekspor - termasuk sarang burung walet - berjalan lancar tanpa hambatan.

Ketua Umum PAN itu bahkan memberikan nomor HP kepada Haji Wahyudin. “WA saya kalau ada masalah,” pintanya.

Ia mengaku patuh pada Kiai Asep. “Pokoknya kalau saya ada Pak Yai saya selalu siap,” tegas Mendag Zulhas – panggilan Zulkifli Hasan yang lain.

Kiai Asep hanya tertawa. “Saya kan hanya membantu. Orang membantu tak boleh berharap apapun dari orang yang dibantu. Membantu orang itu pasti dibantu oleh Allah SWT,” kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.com. 

Kiai Asep memang ikhlas dan murni menolong. Tebukti, dalam perjalanan ke Jakarta mengantar Haji Wahyudin itu Kiai Asep berbiaya sendiri. Bahkan beberapa orang yang diajak ke Jakarta juga difasilitasi Kiai Asep. Termasuk tiket pesawat dan konsumsinya, kecuali Haji Wahyudin.

Dalam pertemuan singkat itu M Mas'ud Adnan sempat memberikan buku berjudul Kiai Miliarder Tapi Dermawan kepada Mendag Zulkifli. Bang Zul tampak senang mendapatkan buku yang bercerita tentang kiprah Kiai Asep itu.

"Ya, saya tahu waktu peluncurannya," kata Mendag Zulkifili Hasan sembari minta Kiai Asep membubuhkan tanda tangan di buku tersebut. Buku yang kini cetakan kedua itu sudah dibedah di berbagai daerah, antara lain di Palembang, Denpasar Bali, Maros Sulawesi Selatan, dan di Gedung Dewan Pers Jakarta. Bahkan kini banyak perguruan tinggi dan pesantren yang sedang antre untuk bedah buku yang banyak mengupas tentang pribadi Kiai Asep, sejak miskin hingga sukses mendirikan pesantren besar dan jadi guru besar serta dermawan.  

"Pak Mas'ud penulisnya," tutur Kiai Asep menunjuk M Mas'ud Adnan sembari menandatangani buku setebal 424 halaman itu. 

Kiai Asep memang dikenal sebagai ulama ringan tangan. Membantu siapa saja, terutama dalam upaya untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia yakni Indonesia maju, adil dan makmur sejahtera. Lihat saja kiprah Kiai Asep dalam membantu Vaksin Merah Putih (kini bernama Inovac atas usul Presiden Jokowi). Dengan biaya uang pribadi Kiai Asep membantu mendatangkan relawan untuk uji klinik fase ke-3 Vaksin Merah Putih.

“Setiap relawan saya beri transport Rp 500 ribu. Ini kan kebanggaan Jawa Timur dan bangsa Indonesia,” tutur Kiai Asep, putra pendiri NU, KH Abdul Chalim, Leuwimunding, Majalengka, Jawa Barat.

Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, vaksin Inovac atau merah putih merupakan satu-satunya vaksin karya anak bangsa yang diinisiasi dan dikembangkan Unair dan RSUD dr Soetomo Surabaya Jawa Timur. (MMA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO