Fanatisme Sepak Bola, Syekh Siti Jenar: Kita Bangkai Tapi Masih Bernyawa

Fanatisme Sepak Bola, Syekh Siti Jenar: Kita Bangkai Tapi Masih Bernyawa Dahlan Iskan. Foto: meredeka.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.COMFanatisme tim sepak bola memang sangat tinggi. Bahkan kadang lebay dan berlebihan. Maka perlu dikelola secara obyektif, benar dan profesional.

Tapi benarkah hidup tanpa fanatisme hidup kita seperti pohon? 

Nah, silakan simak tulisan wartawan kawakan, Dahlan Iskan, di HARIAN BANGSA hari ini, Kamis 6 Oktober 2022. Atau bisa Anda baca di BANGSAONLINE.com di bawah ini:

FANATISME itu bisa membuat hidup lebih hidup.

Lihatlah betapa hidupnya Stadion Kanjuruhan, Malang. Stadion Manahan, Solo. Stadion Gelora Bung Tomo dekat Gresik. Si Jalak Harupat Bandung. Juga almarhum stadion Mattoanging Makassar...

Hidup itu harus hidup. Urip iku urup. Menyala-nyala. Syeh Siti Jenar pernah mengatakan kita semua itu bangkai. Hanya saja ada bangkai yang masih bernyawa. Tapi bangkai.

Contoh hidup tanpa fanatisme adalah hidupnya pohon.

Ada ribuan jenis fanatisme. Keluarga kita adalah keluarga terbaik. Itu adalah fanatisme tingkat keluarga. Desa kita paling hebat adalah fanatisme tingkat desa. NKRI harga mati adalah fanatisme tingkat negara.

Sepanjang levelnya masih yang '’paling hebat'’ kadar bahayanya tidak tinggi. Baru kalau level fanatisme itu meningkat ke '’yang paling benar'’ bahayanya muncul. Bahaya bagi publik.

Fanatisme membuat hidup lebih bergairah. Asal terkelola. Itulah sebabnya mengapa ada pengelola. Lalu ada pemimpin. Salah satu tugas pemimpin adalah mengelola fanatisme itu.

Mengelola bukan berarti mematikan. Juga bukan membiarkan. Pemimpin yang mematikan fanatisme sama dengan mengubah manusia jadi pohon. Pemimpin yang membiarkannya sama dengan menciptakan anarkhi.

Fanatisme harus ada pada level yang tepat. Jangan ketinggian, jangan kerendahan. Melarang sepak bola dan apa pun yang digemari masyarakat sama dengan menciptakan banyak pohon.

’’Level’’ yang tepat itulah seninya. Seni kepemimpinan.

Bupati, wali kota, Kapolres adalah pemimpin tingkat lokal yang paling tahu bagaimana mengukur level fanatisme itu. Lengkap dengan kearifan lokalnya.

Kepentingan bupati/wali kota adalah meningkatkan gairah masyarakatnya. Gairah yang bisa melahirkan jiwa partisipasi. Yakni partisipasi bagi pembangunan daerah. Bisa lewat apa saja: salah satunya sepak bola.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO