"Untuk 7 DAS itu, telah dipasang early warning system (EWS). Tolong masyarakat ikut menjaga EWS ini demi kebaikan kita bersama," tegas Khofifah.
Khofifah menjelaskan, BPBD Jatim telah mengirim bantuan logistik ke kabupaten/kota untuk mengantisipasi dan mengatasi bencana. Masyarakat diharapkan turut membantu BPBD masing-masing kabupaten/kota dengan memantau sampah-sampah yang ada di hulu dan hilir sungai.
"Petugas juga harus menyiapkan posko 24 jam dan wajib siapkan rambu-rambu jika sewaktu-waktu diperlukan guna evakuasi bencana," pesannya.
Pada kesempatan yang sama, Khofifah kembali mengajak peran serta masyarakat untuk ikut menjaga lingkungan masing-masing. Misalnya, dengan tidak membuang sampah sembarangan, membersihkan saluran irigasi/sungai-sungai. Kemudian, memangkas dahan dan ranting pohon yang rapuh/lapuk.
Kepala BMKG Klas I Juanda Sidoarjo, Taufiq Rahman, melalui rilisnya menyampaikan, hasil analisis dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur terkini menunjukkan adanya pola belokan angin serta perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan.
“Aktifnya fenomena gelombang atmosfer equatorial rossby, serta suhu muka laut di perairan Jawa Timur masih hangat dengan anomali antara +1.0 s/d +3.0 ºC, sehingga suplai uap air akan semakin banyak di atmosfer,” terangnya.
Kondisi tersebut mempengaruhi pembentukan awan-awan cumulonimbus yang semakin intens dan dapat mengakibatkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung dan hujan es.
Masyarakat juga dihimbau untuk selalu mengupdate informasi peringatan dini 3 harian dan peringatan dini 2-3 jam-an serta informasi terkini melalui website http://www.juanda.jatim.bmkg.go.id, media sosial @infobmkgjuanda, telepon 24 Jam (031)8668979, WhatsApp: 0859800300011 dan pantauan citra radar BMKG Juanda: http://www.juanda.jatim.bmkg.go.id, (dev/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News