JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Pondok Pesantren Attahdzib di Desa Rejoagung, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, sukses melakukan pemijahan ikan bawal metode campur. Hal ini menjadikan Pesantren Attahdzib satu-satunya di Indonesia yang berhasil memproduksi ikan bawal secara massal.
"Setahu saya, pemijahan model campur itu se-Indonesia baru sini. Kalau yang lain itu, dengan cara disuntik atau striping," ucap Pengurus Pesantren Attahdzib, Ibnu Sina, Selasa 18/10/22.
Baca Juga: Banjir di Jombang Tak Kunjung Surut, Jumlah Pengungsi Bertambah
Diungkapkan Ibnu Sina, pada 2011, dirinya belajar pemijahan dari sejumlah daerah, di antaranya Pandeglang Banten, Purworejo, dan Yogyakarta. Dari sana, ia mengambil indukan bawal untuk dibawa ke pesantren di Jombang.
Ia pun mencoba dengan metode lama yang sudah dilakukan di banyak tempat, yaitu dengan cara disuntik atau striping lalu dicampur telurnya kemudian dipijahkan.
"Di sini berbeda. Di sini bisa menemukan metode baru, gak usah di-striping. Langsung dicampur secara alami, induk betina sama jantan digabung jadi satu tempat. Biasanya, kami memadukannya dua jantan dengan satu betina," terang Putra Pengasuh Pondok Pesantren Attahdzib, KH Ahmad Masruh ini.
Baca Juga: Kejagung Tangani Kasus Dugaan Oknum Jaksa Terima Suap di Jombang
Untuk prosesnya, lanjut Sina, selepas dzuhur ia bersama dengan para santri mengambil indukan. Esok paginya, indukan itu dipilih, lalu diangkat untuk diambil telurnya.
"Lalu kami masukkan ke tempat penetasan itu, ke pemijahan. Setelah telurnya menetas, kami tempatkan pada viber atau tempat untuk penampungan bibit-bibit larva bawal," ujarnya.
Baca Juga: Afvour Watudakon Jombang Meluap, Ratusan Rumah Warga Terendam
Setelah ditunggu selama sekitar 3 hari sampai 1 minggu, dipindah ke tempat yang lebih besar. Pihaknya memindahkannya ke kolam-kolam tanah yang sudah tersedia di pondok pesantren. "Ada juga sebagian dari larva itu dibeli warga sekitar yang minat," ujar Sina.
Setelah dipindah dari tempat penetasan, sekitar 1,5 bulan sudah mencapai ukuran 5 sampai umur 7. Dari situ, ada yang diambil tengkulak dan sebagian untuk kolam-kolam pembesaran di pondok.
"Pondok ini punya kolam pembesaran, kolam pemijahan, juga kolam pembibitan," katanya.
Baca Juga: Aplikasikan Teknologi AI, Perumdam Tirta Kencana Jombang Raih Top Digital Awards 2024
Ponpes Attahdzib memiliki sekitar 6 kolam yang khusus untuk pembesaran ikan bawal. Luas kolam berikut isi bervariasi. Dari mulai setengah hektar hingga satu hektar. Kolam seluas satu hektare diisi 75.000 ikan bawal. Sementara yang setengah hektar hanya diisi 30 ribu sampai 50 ribu ekor ikan bawal.
"Ada sekitar 6 kolam. Ada yang diisi sampai 75 ribu (ikan bawal), itu kolam luasnya sekitar 1 hektare. Ada yang setengah hektare 50 ribu, ya kadang 30 ribu, melihat situasi air saat itu. Kalau yang ukurannya sekitar setengah hektare itu ya ada sekitar 4 kolam," beber Sina.
Pembesaran atau produksi ikan bawal, kata dia, membutuhkan waktu 4- 6 bulan. Namun, pada umur 4 bulan sudah bisa dipilih untuk ikan yang besar. Ketika memasuki umur 6 bulan, semua ikan bawal sudah bisa dipanen.
Baca Juga: Isi Masa Tenang, Khofifah Ziarah ke Makam Kiai Wahab Chasbullah dan Kiai Bisri Syansuri di Jombang
"Jadi dalam waktu 6 bulan itu semua bawal bisa dipanen. Setelahnya itu, kalau kita mau mengisi ikan, maka ambil (bibit) lagi," jelas Sina.
Untuk satu kolam seluas satu hektare berisi 75 ribu ekor menghasilkan sekitar 25 ton ikan dengan berat sekitar 2,5 ons. Adapun biaya operasional pakan ikan sampai panen sekitar Rp140 juta.
"Kalau harga ikan bagus, bisa dijual dengan harga Rp16 ribu per kilogram. Tapi rata-rata Rp12 ribu sampai Rp13 ribu per kilogram. Keuntungan dari penjualan sekitar Rp180 juta," kata Sina.
Baca Juga: Pria dari Tuban Tewas Tersangkut Kabel Putus di Jombang
Lebih lanjut Sina mengemukakan, penjualan ikan diambil para tengkulak dari berbagai daerah sekitar, di antaranya Jombang, Kediri, Nganjuk, hingga Pulau Dewata, Bali.
"Kalau yang besar-besar itu katanya itu yang suka pesan itu dari Bali. Untuk restoran di Bali gitu," tandas Sina sembari menyebut para tengkulak alumni pesantren setempat.
Semua proses budi daya ikan bawal mulai dari pembibitan hingga pembesaran melibatkan para santri. Kemudian untuk hasilnya juga untuk operasional pondok.
Baca Juga: Ujicoba Pembelian dengan QR Code, Konsumen Pertalite di Jombang Beri Apresiasi
"Kendalanya, biasanya kalau musim panas ikan sering sakit. Soalnya kan antara siang dan malam itu perubahannya ekstrem. Ikan sakit cacar gitu. Mengantisipasi itu biasanya airnya itu alirannya diperbesar. Jadi Sirkulasi air itu bagus. Masuknya dan keluarnya air yang ada di dalam besar," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News