Ketua PCNU Lumajang: Program Gagal, PBNU Perlu Reformasi Kepemimpinan

Ketua PCNU Lumajang: Program Gagal, PBNU Perlu Reformasi Kepemimpinan Ketua Tanfidziah PCNU Lumajang, Drs KH Syamsul Huda, MPd.

LUMAJANG, BANGSAONLINE.com - Ketua Tanfidziah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lumajang Drs KH Syamsul Huda, MPd berharap ke-33 yang akan digelar pada 1-5 Agustus 2015 di Jombang tidak mengalami peristiwa kurang baik seperti ke-32 di Makassar.

”Ya, maaf, di Makassar kan seperti itu (penuh praktik money politics-red). Jadi di Jombang ini jangan sampai seperti itu,” kata Kiai Syamsul Huda kepada BANGSAONLINE.com tadi malam (Kamis, 7/5/2015).

Baca Juga: PWNU se-Indonesia Rakor di Surabaya, Dukung PBNU Selalu Bersama Prabowo

Menurut dia, ada tiga agenda penting yang harus dituntaskan dalam . Pertama, sebagai ajang evaluasi terhadap program selama lima tahun kepemimpinan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). ”Kita harus lihat keberhasilan dan kegagalannya,” tegasnya.

Ketika ditanya apakah kepemimpinan PBNU yang sekarang banyak kesuksesan atau kegagalannya, Kiai Syamsul Huda secara tegas menyatakan banyak kegagalannya. ”Saya obyektif lebih banyak kegagalannya. Programnya sangat kurang terasa,” katanya.

Kedua, menurut dia, harus bisa menyusun program lebih baik. ”NU perlu revitalisasi dalam soal program,” katanya. Program NU, kata dia, harus menyentuh sampai lapisan bawah yaitu PCNU dan ranting NU. ”Jangan hanya dikalangan elitnya saja,” katanya. Sebab PCNU dan ranting NU adalah basis utama NU. Karena itu ia kurang sependapat jika MWC NU mau dihapus. ”Perubahan struktur itu biasa, tapi perubahan itu harus semakin baik, bukan semakin tidak baik,” katanya.

Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan

Ketiga, harus melahirkan duet kepemimpinan yang bisa mencerahkan warga NU. ”Sekarang ini PBNU perlu reformasi kepemimpinan,” katanya. Menurut dia, banyak sekali kader NU yang bisa menjadi pengurus di PBNU. Tapi ketika ditanya siapa yang layak jadi Rais Am Syuriah dan Ketua Umum PBNU, ia menolak menyebutkan. ”Saya tidak by name dulu ya,” katanya.

Ketika ditanya soal keinginan PBNU dan PWNU Jawa Timur yang mau memberlakukan sistem Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) dalam di Jombang, Kiai Syamsul Huda menegaskan bahwa PCNU Lumajang ingin melihat secara obyektif.

“Kalau AHWA itu murni untuk kemaslahatan NU saya setuju. Tapi kan aromanya terasa, untuk menyisihkan, untuk menganulir calon tertentu,” katanya.

Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU

”Semua PCNU kan merasakan,” tambahnya.

Seharusnya, menurut dia, kalau memang niat tulus, AHWA itu dibahas dulu secara mendalam. ”Dibuat normanya, dibuat parameternya, dikonsep. Sehingga ideal sekali. Baru setelah itu disosialisasikan dan diberlakukan,” katanya.

”Sekarang ini kan belum ada landasannya dalam AD/ART,” katanya.

Baca Juga: Konflik Baru Cak Imin, Istri Said Aqil Mundur dari PKB, Akibat Khianat saat Muktamar NU?

Ia menyarankan AHWA diserahkan kepada muktamirin agar dibahas dalam nanti. ”Jadi jangan dipakai alat kelompok-kelompok tertentu, umpamanya untuk menyingkirkan, untuk menganulir calon tertentu. AHWA yang sebenarnya baik akhirnya jadi ternoda,” tegasnya.

Menurut dia, PCNU merasakan apa yang terjadi pada wacana AHWA sekarang. ”Aromanya kan ya iki piye,” katanya. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO