MADIUN, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terus mengembangkan inovasi pelayanan publik di Jatim hingga ke pelosok desa. Hal ini dilakukan untuk menjawab harapan masyarakat terhadap pelayanan publik yang terus berkembang.
Untuk itu, Pemprov Jawa Timur menggelar Festival Inovasi Desa Tahun 2022 yang bertujuan agar tiap desa di Jatim bisa saling belajar dan bersinergi dari satu desa ke desa yang lain.
Baca Juga: Khofifah Raih Penghargaan dari Kementerian PPPA di Puncak Peringatan Hari Ibu 2024
Kegiatan yang dirangkai dengan Penganugerahan Top Inovasi Terpuji Kompetensi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) Jatim 2022 ini dibuka secara langsung Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas bersama Gubernur Khofifah dan Bupati Madiun Ahmad Dawami di Alun-Alun Kireksogati Caruban, Kabupaten Madiun, Rabu (7/12).
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah menjelaskan, festival ini menjadi inspirasi sekaligus cara cepat mereplikasi kisah sukses yang telah banyak dicapai oleh desa-desa yang ada di Jatim.
Baca Juga: Khofifah: Kasih Ibu Sepanjang Masa, Hormatilah dan Berbaktilah Selagi Ada
"Saya rasa festival ini adalah cara paling cepat bagi desa lain untuk mereplikasi succes story dari keberhasilan tiap desa di Jatim. Karena pada dasarnya untuk memulai dan membentuk desa mandiri dan sukses membutuhkan banyak ide atau inspirasi yang tidak mudah," ungkapnya.
Khofifah menambahkan, setiap desa dan perangkatnya terkadang memiliki banyak ide yang sering kali susah diimplementasikan. Karenanya, lewat festival inovasi desa ini setiap desa bisa mereplikasi cara sukses membangun desa maju dan mandiri melalui cara-cara sederhana sehingga berdampak kepada kesejahteraan masyarakat.
"Di tiap kunjungan kerja saya selalu menyempatkan untuk melihat dan menggali setiap potensi dari desa untuk bisa dikembangkan antara lain menjadi desa devisa," terangnya.
Baca Juga: Tinjau Posko OMC, Pj Gubernur Adhy: Upaya Kurangi Dampak Cuaca Ekstrem di Daerah Rawan Banjir
Lebih lanjut disampaikan Khofifah, pada bulan Oktober yang lalu Jatim telah melakukan skema communal branding yang terbukti berhasil mengekspor perdana komoditas kopi ke Mesir dengan total 200 ton.
"Communal branding ini berhasil memasarkan hasil kopi petani dari tiga kabupaten di Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo - Jember, Desa Wonosalam, Kecamatan Wonosalam - Jombang, serta Desa Kare, Kecamatan Kare - Madiun. Dengan total sebanyak 200 ton yang dikirim secara bertahap dengan nilai mencapai Rp6,2 miliar," ujarnya.
"Communal branding ini adalah format baru untuk menggali banyak potensi desa menjadi desa devisa agar ekspor dari Jawa Timur bisa tumbuh dan meningkat," imbuhnya.
Baca Juga: Lagi, Jatim Dapat Penghargaan, Raih Predikat Sangat Baik Implementasi Sistem Merit Manajemen ASN
Khofifah mengaku bersyukur karena banyak inovasi lahir dari desa dan terus tumbuh produktif mengantarkan Jawa Timur terbebas dari wilayah desa tertinggal. Berdasarkan data dari SK Menteri PDT RI No. 80 tahun 2022 tentang status kemajuan dan kemandirian desa tahun 2022, di Jatim ada sebanyak 1.490 desa mandiri. Jumlah tersebut menjadi yangn tertinggi se-Indonesia.
"Secara umum, Jatim memiliki jumlah desa paling banyak se-Indonesia, yakni 8.576 desa. Dari jumlah tersebut, terdapat 2.326 desa berstatus desa berkembang, kemudian 3.906 desa berstatus desa maju, dan 1490 desa berstatus desa mandiri (tertinggi Nasional), atau dengan kata lain sebesar 23,88% Desa Mandiri Nasional berada di wilayah Jatim," jelasnya.
Baca Juga: Kunjungi TPQ Indar Parawansa Pasuruan, Khofifah Disambut Hangat oleh Santri dan Warga Sekitar
Pada kesempatan yang sama, Khofifah menegaskan Pemprov Jatim terus berkomunikasi dengan Lembaga Pengembangan Ekspor Indonesia (LPEI). Nantinya, banyak produk dari Jatim untuk dimaksimalkan oleh desa desa produktif di Jatim bisa masuk LPEI. (dev/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News