
BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Anggota DPRD Jatim, Mathur Husyairi, mengatakan bahwa moderasi dan kedamaian berbagai agama yang diakui pemerintah sangat penting untuk dipahami. Ia mengungkapkan hal tersebut ketika menggelar diskusi publik bertajuk 'Menghormati Perbedaan dan Tanamkan Nilai-Nilai Perdamaian' di Bangkalan, Sabtu (17/12/2022).
"Apa urgensinya penanaman tolerasi dan moderasi di Madura? Karena saat ini banyak mulai tumbuh organisasi keagamaan seperti Wahabi dan Salafi, sedangkan sisi lain orang Madura kental dengan Nahdhatul Ulama (NU)," tuturnya.
Baca Juga: Dua Anggota DPRD Jatim Disiram Air oleh Pendemo saat Temui Massa Aksi ‘Indonesia Gelap’
Ia meminta kepada para generasi muda di Madura untuk mengedukasi masyarakat soal pemahaman menghormati perbedaan, dan menanamkan nilai-nilai perdamaian. Menurut dia, merekalah garda terdepan untuk melakukan itu.
Mathur turut membahas soal dunia pendidikan yang perlu ditingkatkan di Pulau Garam. Ia berharap, para pemuda dapat menimba ilmu dengan baik agar mampu mencetak generasi yang jauh lebih hebat di masa mendatang.
"Jangan sampai menjadi generasi-generasi yang gagal, jika tidak mampu mencetak generasi yang jauh lebih hebat. Oleh sebab itu, generasi muda memiliki karya, apalagi bagi mahasiswa, karena tanpa karya sulit kita mencetak genarasi yang hebat," pungkasnya.
Baca Juga: Maling Sapi Ditangkap saat Jual Hasil Curian
Sementara itu, Iksan K. Sahri selaku narasumber lainnya menyebut, 87 persen penduduk di Indonesia yang memeluk Islam berada di angka 87 persen. Ia pun meminta para generasi muda di Madura untuk memahami perbedaan, serta sikap terhadap agama yang lain.
Sementara salah satu pengurus FKUB Bangkalan, KH.Jakfar Al Habari, menambahkan, moderasi beragama bagi anak muda harus moderat, dan mereka diminta untuk memahami serta mengembangkan sikap toleran kepada semua agama.
"Para penganur agama tidak boleh benci kepada agama yang lain, pentingnya membangun ukhuwah agama, namun bukan dalam menjalankan ibadah," tuturnya. (uzi/mar)
Baca Juga: Tuntut Naik Gaji dan Diangkat PPPK, Honorer di Bangkalan Demo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News