MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Delapan siswa SMP Islam (SMPI) Al-Islah Trowulan diduga menjadi korban penganiayaan kepala sekolah (kasek)-nya, MH. Berdasarkan keterangan korban, tindakan kekerasan guru terhadap murid tersebut terjadi pada Rabu 13 Mei lalu.
Delapan siswa naas ini dijambak, ditendang dan dipukul, bahkan kepalanya dibenturkan ke tembok dengan alasan telat masuk kelas setelah jam istirahat pertama. Delapan siswa yang menjadi korban kekerasan ini yaitu di antaranya berinisial FR, AB, DD, DW, FN, YG dan DB.
Baca Juga: Penyedia Layanan Jetski di Danau Toba Dipukul Kompetitor, Korban Lapor Polisi
Wali murid salah satu siswa ini langsung melaporkan ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Pemkab Mojokerto. Menurut wali murid FR, yang ikut melapor tersebut, anaknya bercerita kalau di sekolah ia dianiaya oleh kepala sekolah.
“Kejadiannya saat jam istirahat pertama, FR dengan tujuh temannya ke kamar kecil di belakang sekolah. Nah, saat di belakang sekolah, mereka tidak mendengar tanda bel masuk kelas. Tiba-tiba saja Pak MH sang kepala sekolah datang kemudian langsung menjambak dan membenturkan kepalanya ke tembok. Setelah itu ditampar dan ditendang. Akibatnya anak saya trauma dan tidak berani masuk sekolah,” ungkapnya.
Masih kata orang tua FR, ia mengadu ke k2TP2A ini agar masalahnya bisa segera ditindaklanjuti, sehingga tidak terulang pada siswa lainya.
Baca Juga: Diduga ada Orang Ketiga, Pendeta di Surabaya Aniaya Istrinya
''Ini jelas perilaku buruk dari seorang guru apalagi kepala sekolah, makanya mesti kita masalahkan sehingga tidak terulang di kemudian harinya sekaligus memberi pelajaran berharga di dunia pendidikan pada umumnya,'' ujarnya.
Sementara dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Pemkab Mojokerto, diperoleh informasi bahwa permasalahan tersebut segera akan segera ditindaklanjuti.
Penanggungjawab Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak ( P2TP2A ) Pemkab Mojokerto Yuda Hadi mengatakan, ia sudah menerima laporan dari salah satu orang tua siswa, dan sudah mendengarkan keterangan langsung dari beberpa siswa yang diduga jadi korban kekerasan, dan akan segera menindaklanjutinya.
Baca Juga: Pelaku Pengeroyokan di SPBU Sidoarjo Ditangkap Polisi
”P2TP2A segera menindaklanjuti masalah ini dengan berkoordinasi Kepala Kementerian Agama, Unit PPA Polres Mojokerto dan mengklarifikasi masalah ini ke kepala sekolah. Ini untuk memastikan kebenaran tindak kekerasan dan penyebabnya,” jelas Yuda. (gun/rvl)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News