Ingin Berat Badan Turun? KetoFastosis Jawabnya, Apa Itu

Ingin Berat Badan Turun? KetoFastosis Jawabnya, Apa Itu Dahlan Iskan

Karbohidrat dilarang total.

Pun yang mengandung tiga hal itu: kue, kecap, bakso, bihun, dan durian, dan mangga, dan apa saja.

Buah yang boleh dimakan hanya dua: alpukat dan zaitun.

"Makanan itu ada yang bisa membuat sehat, ada juga yang membuat sakit. Metabolisme harus diperbaiki," ujar Wulan.

Intinya: kadar gula dalam darah harus bisa mencapai di bawah 80. Maka seminggu pertama, tiap hari harus tes gula darah. Bila sudah stabil mencapai angka itu baru boleh ke level berikutnya. Kalau belum, jalani terus sampai stabil 7 hari berturut-turut.

Ada aturan lain: harus puasa 16 jam sehari. Setelah jam 8 malam tidak boleh lagi makan apa pun. Itu makan terakhir hari itu. Itulah makan sahurnya. Lalu puasa. Sampai pukul 12 siang keesokan harinya. Selama 16 jam.

Jam 12 siang jendela dibuka: jendela makan. Hanya jendela. Bukan pintu.

Tapi jendela itu lebar. Anda boleh makan apa saja yang Anda suka: asal jangan yang dilarang tadi. Ayam dan daging goreng pun boleh. Sate boleh. Tempe goreng boleh. Asal tidak dibumbui gula atau terigu.

Gorengan itu akan jadi lemak. Lemaknya akan jadi sumber energi bagi tubuh.

Yang tidak ada batasan masuk ke perut adalah ini: air putih. Pun di saat jam puasa, Anda boleh minum air putih.

Wulan menjelaskan itu ke sang kakak. Bisa dimengerti. Sang kakak menuliskan jawabannya: "Saya mau hidup".

Wulan pun mengendalikan dapur. Tidak boleh ada gula di dapur.

Misalnya masakan sayur asam. Itu memang sayur. Tapi unsur gulanya lebih mencelakakan daripada unsur manfaat sayurnya. Pun masakan sayur lainnya.

Ada masalah teknis. Haruskah Wulan punya dua dapur. Untuk kakaknyi dan untuk dirinyi sendiri.

Ribet.

Maka muncullah tekad baja-kurima Wulan: ikut sekalian menjalani . Cukup satu dapur. Tanpa gula dan tepung apa pun. Dia ingin menyembuhkan sang kakak secara total. Dia juga memberitahu kakak: sang kakak tidak menjalani sendirian.

Kebetulan suami Wulan juga lagi perlu turun : 88 kg. Harus ikut sekalian . Sang suami mau.

Kebetulan keluarga ini tidak perlu menyediakan makanan untuk anak. Semua anak di situ adalah anak asuh.

Mulailah program keras ini dilakukan: tiga orang menjalani bersama-sama. Berat sama dipukul. Ringan, kebetulan tidak ada yang perlu dijinjing.

Hari-hari pertama, kata Wulan, bukan main beratnya. Badan lemes. Tapi sang kakak harus sembuh.

Bahwa hari-hari pertama itu berat, mereka sudah tahu. Begitulah literaturnya. Masa berat itu harus bisa dilewati. Setelah itu semuanya akan bisa dijinjing.

Bahwa hari-hari pertama lemes, itu karena otak belum mencari sumber energi yang lain. Begitu hari ketiga tidak juga ada gula dan karbo otak mulai mencari sumber energi yang lain: lemak.

Begitu otak menemukan lemak, badan tidak lemes lagi. Energi dari lemak juga lebih hebat. "Satu gram karbo hanya menghasilkan 4 kc energi. Satu gram lemak menghasilkan 9 kc energi," ujar Wulan.

Hari kelima sang kakak membaik. Tumor sebesar bola pingpong itu mengecil. Hari ketujuh tumor itu kempes sama sekali. Semua senang. Semua bahagia.

Hari ke-8 sang kakak meninggal dunia.

Usianya 53 tahun.

Wulan sendiri sudah melewati masa-masa yang berat. itu sudah melewati masa kritis. Otak Wulan sudah menemukan sumber energi non-gula dan non-karbo.

Berat badan suaminyi pun mulai turun.

Wulan bertekad meneruskan hidup dengan . Pun Sang suami.

Ini sudah tahun ke-8 Wulan dan suami hidup dalam . Berat badan suami kini stabil di 74 kg. Wulan 52 kg.

Gajah mati meninggalkan gading. Sang kakak mati meninggalkan dr Eko Wulandari yang berjiwa gading. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Kembali Berduka! Ratusan Rumah di Papua Terbakar!':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO