KH Miftahul Ahyar Klaim PCNU di Jatim Menerima AHWA, Rais Syuriah NTT Heran

KH Miftahul Ahyar Klaim PCNU di Jatim Menerima AHWA, Rais Syuriah NTT Heran Drs KH Abdul Kadir Makarim. (foto: BANGSAONLINE)

BANGSAONLINE.com - Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Miftahul Akhyar menyatakan bahwa materi Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bulan depan akan sampai ke wilayah. Materi tersebut akan menjadi acuan yang digunakan dalam mekanisme pemilihan Rais Am dalam Muktamar NU yang ke-33 di alun-alun Jombang.

"Bulan depan, materi Ahlul Halli wal Aqdi dari PBNU sudah sampai ke wilayah," ujar Kiai Miftah kepada Shoim, wartawan BANGSAONLINE.com di kantor PWNU Jatim, Rabu (13/5).

Sekedar informasi, dalam setiap acara Pra Muktamar NU, mulai dari Lombok, Makassar hingga di Medan, Kiai Miftahul Akhyar dan Selamet Effendy Yusuf oleh panitia selalu ditampilkan untuk mengawal AHWA. Sementara dari jajaran Syuriah PBNU sendiri tak ada yang tampil secara khusus bicara AHWA. Beberapa Rais Syuriah PBNU bahkan cenderung netral dan tak tahu menahu soal AHWA, kecuali Pejabat Rais Am PBNU KHA Mustofa Bisri yang sejak awal setuju AHWA.

Yang menarik, meski mayoritas PCNU di Jawa Timur menolak konsep AHWA diberlakukan pada Muktamar NU ke-33 di alun-alun Jombang, Kiai Miftahul Akhyar mengklaim seluruh PCNU di Jawa Timur tidak ada yang menolak konsep AHWA. Menurut dia, mekanisme AHWA yang akan digunakan dalam pemilihan Rais Am dalam Muktamar yang ke-33 di alun-alun Jombang, telah disetujui oleh semua pihak, baik PWNU maupun PCNU se Jawa Timur. "Mana yang menolak? Tidak ada yang menolak. Kalau ada yang menolak itu hanya pendapat pribadi masing-masing,” kata Kiai Miftahul Akhyar.

Ia mengaku telah konfirmasi kepada daerah yang selama ini diberitakan menolak AHWA. "Kami sudah konfirmasi ke (PCNU) Nganjuk. Kemudian (PCNU) Kediri dan daerah lainya, tetapi di sana setelah kami datangi, tidak ada yang mengatakan menolak AHWA," tandasnya.

Menurut dia, PWNU Jatim dalam waktu dekat akan menggelar Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil). Agenda utamanya membahas konsep AHWA. Pengasuh Pesantren Mistachus Sunnah Kedung Tarukan Surabaya ini mengungkapkan, Muskerwil tersebut digelar karena PWNU Jatim mengangap konsep AHWA sudah final.

Menangapi banyaknya penolakan, Mifathul Akhyar mengaku karena materi pokok AHWA dari pusat belum turun ke wilayah, sehingga banyak penafsiran tentang konsep AHWA.

Ia mengklaim tak ada misi untuk menjegal figur tertentu dalam AHWA. Ia mengatakan bahwa AHWA diterapkan untuk mengindari politik uang. "Tidak ada misi apapun, dan perlu diketahui tidak ada misi penjegalan atau apapun. Kami murni hanya ingin menyelamatkan NU," kata Kiai Miftahul Akhyar.

Namun klaim Kiai Miftah tersebut dimentahkan oleh Rais Syuriah PWNU Nusa Tenggara Timur (NTT) Drs KH Abdul Kadir Makarim. Ia merasa heran kenapa AHWA masih muncul dalam Pra Muktamar NU.

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO