SAMPANG, BANGSAONLINE.com - Tanaman padi milik petani di Desa Pesarenan, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, diserang hama burung pipit menjelang musim panen. Serangan burung pemakan biji-bijian ini begitu diresahkan oleh masyarakat setempat.
Faiz, salah satu warga Desa Pesarenan, mengatakan dampak serangan burung pipit bisa mengurangi hasil panen. Menurutnya, petani sudah berupaya untuk mengusir burung tersebut, namun tidak ampuh.
Baca Juga: Kasus Dugaan Penganiayaan dan Ancaman Pembunuhan oleh Eks Kades di Sampang Naik ke Penyidikan
"Banyak cara yang sudah dilakukan oleh masyarakat mulai dari pasang patung-patungan, bahkan alat bunyi dari angin. Tapi tidak efektif untuk mengusir burung pipit," ucapnya pada BANGSAONLINE.com, Kamis (12/1/2023).
Karena itu, para petani berharap ada solusi dari Dinas Pertanian Kabupaten Sampang.
"Serangan burung pipit ini sudah terhitung lebih dari setengah bulan dan setiap hari para petani standby di persawahan demi menyelamatkan tanaman padi," ungkapnya.
Baca Juga: Protes karena Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Desa di Sampang Perbaiki Jalan Rusak secara Swadaya
Faiz mengungkapkan, serangan burung pipit itu menyasar padi yang berisi dan menguning. Hal itu menyebabkan tanaman padi yang siap dipanen tidak merata.
"Padi yang siap panen itu tidak merata. Artinya, kalau diusir dari area persawahan utara, burung pipit berpindah ke persawahan area selatan. Burung pipit itu terus berpindah-pindah," tambahnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Malik, petani setempat. Ia mengatakan para petani dibuat kelimpungan akibat dari serangan burung pipit. Bahkan, sebagian petani ada yang menggunakan cara menembak atau memasang jaring, karena upaya pengusiran dengan cara sederhana sudah tidak mempan.
Baca Juga: Dewan dan DPUPR Sampang Cek Kerusakan Embung di Kedungdung, Perbaikan Belum Bisa Dipastikan
"Cara itu sama saja tidak ampuh. Burung pipit cukup bandel, meski diusir dengan lempar tanah burung pipit tidak kabur," imbuhnya. (tam/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News