CASABLANCA, BANGSAONLINE.com – Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA terus memperkuat dan memperluas jaringan pendidikan yang dipimpinnya. Tak tanggung-tanggung. Kali ini, pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu berkunjung ke beberapa negara Timur Tengah. Diantaranya ke Maroko, negara yang terkenal modern, maju dan bersih.
Di negara maghribi yang dipimpin Raja Muhammad VI itu, Kiai Asep bertemu Syaikh Dr Mustofa Khuluthi, Direktur Madrasah Quraniyah Masjid Hassan II Casablanca, Maroko, Senin (14/1/2023). Madrasah Quraniyah Masjid Hassan II adalah lembaga pendidikan tinggi agama Islam di bawah naungan Universitas Qawariyyin, perguruan tinggi tertua di dunia yang sangat populer.
Baca Juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Ponpes Amanatul Ummah Ubah Sistem Pembelajaran
Syaikh Mustofa Khuluthi menerima Kiai Asep di kantornya yang terletak di lantai II pada sayap kanan Masjid Hassan II Casblanca, Maroko. Masjid Hassan II terletak di bibir pantai yang sangat indah. Ombaknya datang silih berganti dengan gelombang yang teratur.
Rombongan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, foto bersama dengan para pimpinan Madrasah Quraniyah Masjid Hassan II Casablanca, Maroko, Senin (14/1/2023). Foto: BANGSAONLINE
Casblanca adalah kota terbesar di Maroko. Cuacanya sangat diringin, mencapai 11 derajat celsius. Apalagi saat angin tengggara menerpa dengan kecepatan 5 km/h. Nyes...demikian rasanya, ketika angin menyapu tubuh. Kelembapan bisa mencapai 90 persen.
Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029
Saat menerima Kiai Asep, Syaikh Mustofa Khuluthi ditemani beberapa koleganya. Diantaranya Syaikh Hannan, salah seorang staf pengajar di Madrasah Quraniyah itu.
Sementara Kiai Asep ditemani istri tercintanya, Nyai Hj Alif Fadhilah, Gus Ilyas, salah seorang putranya yang alumnus perguruan tinggi Maroko, dan Dr KH Mauhibur Rohman (Gus Muhib), Rektor Institut Pesantren KH Abdul Chalim (IKHAC) Pacet Mojokerto Jawa Timur.
Kiai Asep juga ditemani Dr Eng Fadly Usman, Wakil Rektor IKHAC dan M Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE. Juga para mahasiswa asal Indonesia yang kuliah di Maroko, diantaranya Yogi, alumnus Amanatul Ummah.
Baca Juga: Doakan Kelancaran Tugas Khofifah-Emil, Kiai Asep Undang Kiai-Kiai dari Berbagai Daerah Jatim
Nyai Hj Fadhilah, istri Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA (kanan) menerima cindramata dari salah seorang pimpinan Madrasah Quraniyah Masjid Hassan II Casablanka, Maroko, Senin (14/1/2023). Foto: BANGSAONLINE
Syaikh Mustofa tampak sangat terkesan dan senang dengan kehadiran Kiai Asep dan rombongan. Apalagi ketika ia tahu bahwa Kiai Asep adalah ulama berpengaruh di Indonesia yang punya pesantren besar dengan 17 ribu orang santri.
Kesempatan itu dimanfaatkan Kiai Asep untuk mengundang Syaikh Mustofa Khuluthi datang ke Pondok Pesantren Amanatul Ummah.
Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa
“Kami berharap Syaikh bisa datang ke pondok pesantren kami, Amanatul Ummah di Indonesia,” kata Kiai Asep kepada Syaikh Mustofa Khuluthi dalam bahasa Arab.
Syaikh Mustofa Khuluthi langsung mengiyakan dengan mengucapkan insyaallah. Ia tampak sangat tertarik untuk datang ke Amanatul Ummah. Bahkan Syaikh Mustofa Khuluthi siap bekerjasama dengan Amanatul Ummah. Terutama untuk menerima para santri lulusan Amanatul Ummah.
Rektor IKHAC, Dr KH Mauhibur Rohman saat menerima cindramata dari salah seorang pimpinan Madrasah Quraniyah Masjid Hassan II Casablanca, Maroko, Senin (14/1/2023). Foto: BANGSAONLINE
Baca Juga: Kedudukan Pers Sangat Tinggi dalam Undang-Undang, Wartawan Harus jaga Marwah Pers
Menurut dia, penerimaan mahasiswa di Madrasah Qurniyah Masjid Hassan II yang dipimpinnya sangat ketat. “Untuk mahasiswa Maroko harus hafal Al-Quran 30 juz,” tutur Syaikh Mustofa Khuluthi. “Tapi untuk mahasiswa negara asing tak harus hafal 30 juz,” tambahnya.
Mendengar penjelasan itu, Kiai Asep tampak sangat senang. Karena peluang mengirim alumni Pondok Pesantren Amanatul Ummah ke negara Maroko semakin besar.
“Alhamdulillah. Semua agenda kita sukses semua,” kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINE di sela-sela pertemuan. “Padahal tadi sebenarnya kita sudah telat. Tapi ternyata ditunggu oleh beliau-beliau (Direktur Madrasah Quraniah dan koleganya-Red),” kata Kiai Asep yang juga ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu).
Baca Juga: Klaim Didukung 37 Cabor, Imam Sunyono Optimis Terpilih Ketua KONI Kabupaten Mojokerto
Gus Muhib langsung menindaklanjuti rencana kerjasama itu. “Kita langsung buatkan surat,” kata Gus Muhib kepada BANGSAONLINE. Surat itu bahkan langsung diprint. Pengiriman surat itu akan ditindaklanjuti oleh Gus Ilyas yang masih tinggal di Maroko sampai urusannya selesai.
Di Maroko, mahasiswa asal Indonesia terhitung belum banyak. Beda sekali dengan Mesir yang jumlahnya sudah mencapai ribuan mahasiswa asal Indonesia. Di Maroko, mahasiswa asal Indonesia masih dalam kisaran ratusan orang. Padahal Maroko merupakan negara yang sudah sangat maju. Bahkan sepak bolanya masuk tiga besar pada Piala Dunia 2022 di Qatar.
Pada akhir pertemuan Kiai Asep dan Syaikh Mustofa Khuluthi saling memberi cindramata. Bahkan Kiai Asep selain memberikan cindramata berupa plakat IKHAC atau Amanatul Ummah juga memberikan sarung.
Baca Juga: Gegara Mitos Politik dan Lawan Petahana, Gus Barra-dr Rizal Sempat Diramal Kalah
Sementara para pimpinan Madrasah Quraniah Hassan II memberikan Al-Quran, termasuk kepada Nyai Alif Fadhilah dan Gus Muhib.
Usai acara pertemuan, para petinggi Madrasah Quraniah Hassan II – termasuk Syaikh Mustofa Khuluthi – ikut turun mengantarkan Kiai Asep dan rombongan ke lantai satu. Bahkan mereka mengantar sampai halaman kantor Madrasah Quraniah masjid Hassan II yang pemandangannya sangat indah karena berada di bibir pantai Samudra Atlantik. (M Mas’ud Adnan/bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News