GRESIK, BANGSAONLINE.com - Petrokimia Gresik meluncurkan Eco-Dropbox, program kerja sama dengan PT Rekosistem sebagai terobosan untuk pengelolaan sampah di lingkungan perusahaan.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, mengatakan bahwa program tersebut ialah salah satu cara yang dilakukan Insan Petrokimia Gresik untuk memperingati Hari Peduli Sampah Nasional.
Baca Juga: Diduga Korsleting Listrik, Toko Budi Snack di Manyar Gresik Terbakar
Ia menjelaskan, perangkat Eco-Dropbox yang bernama Waste Station sementara akan dipasang di lingkungan perusahaan sebagai pilot project, tapi tidak menutup kemungkinan nantinya dikembangkan untuk masyarakat dengan melibatkan pemerintah daerah setempat.
"Ada 5 Waste Station yang diletakkan di area perusahaan. Bagi karyawan yang mau memilah sampah, dan memasukkannya ke dalam Waste Station di area perusahaan sesuai ketentuan, mereka akan mendapatkan dana e-wallet. Ini akan menjadi solusi untuk meperbaiki sistem pengelolaan sampah lebih baik dan efisien," ujarnya, Selasa (28/2/2023).
Teknisnya, kata Dwi, karyawan pertama kali harus memilah antara sampah anorganik dan minyak jelantah. Sampah anorganik yang dimaksud antara lain plastik, kertas, kaca, dan sampah berupa perangkat elektronik (e-waste) seperti handphone rusak, serta sampah berbahan logam (metal).
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Dorong Regenerasi Atlet Angkat Besi Berprestasi di Indonesia
Setelah selesai dipilah, pastikan sampah tersebut bersih, dan kemudian dikemas dalam wadah tertutup, sehingga tidak tercecer. Lalu, karyawan harus membuka aplikasi Rekosistem yang dapat diunduh dari Playstore atau App Store. Selanjutnya memilih Drop-in dan ikuti proses serta melengkapi data.
Kemudian, karyawan harus menuliskan Waste-ID di setiap kemasan dan memfotonya. Selanjutnya, karyawan menyetorkan sampahnya di Waste Station terdekat. Sampah-sampah tersebut bernilai 800 per kilogram yang reward-nya akan otomatis masuk ke dalam saldo e-wallet.
Menurut Dwi, upaya tersebut menjadi langkah nyata perusahaan untuk meminimalisasi dampak sampah yang diketahui tidak hanya meninggalkan masa padat, tapi juga menghasilkan gas Emisi Rumah Kaca jika tidak dikelola dengan baik.
Baca Juga: Jalankan Putusan PN, Kejari Gresik Keluarkan Nur Hasim dari Rutan Banjarsari
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) timbulan sampah di Indonesia mencapai 18.893.843,32 ton per tahun. Namun, sampah yang terkelola masih 77.39 persen dan masih masih jauh dari target Kebijakan Strategi Nasional (Jakstranas), di mana pada tahun 2025 target sampah terkelola mencapai 100%.
"Petrokimia Gresik sebagai industri manufaktur dan salah satu roda penggerak perekonomian bangsa tentu tidak dapat lepas dari sisa kegiatan usaha. Petrokimia Gresik selalu comply dalam melaksanakan kewajiban pengelolaan sisa kegiatan usaha guna mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. Program Eco-Dropbox menjadi salah satu wujudnya," urai Dwi. (hud/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News