PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Ratusan masyarakat yang tergabung dalam Front Aksi Massa (Famas) dan Barisan Masyarakat Merdeka (BMM) melakukan aksi unjuk rasa ke kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan. Mereka menuntut agar Pilkades 2023 tidak dilaksanakan.
Bahkan, massa juga meminta Komisi I DPRD Pamekasan untuk membatalkan rencana pelaksanaan pesta demokrasi tingkat desa itu karena masalah anggaran yang tidak tersedia, dan diduga ada kepentingan pribadi.
Baca Juga: 45 Anggota DPRD Trenggalek 2024-2029 Resmi Dilantik, Bupati Ucapkan Selamat dan Apresiasi
Korlap aksi, Abdus Salam Marhaen, mengatakan bahwa 15 desa dalam aksi ini menolak pelaksanaan Pilkades 2023 hingga selesai Pemilu 2024. Bahkan, ia menuding salah satu anggota dewan telah berbohong.
"15 desa yang menyatakan pelaksanaan pilkades itu hari ini menolak ternyata. Jadi saya pikir pernyataan Ali Masykur itu bohong. Kemudian kalau dilaksanakan pada tahun ini, tentunya akan berbenturan dengan tahapan Pemilu 2024 dan akan mengganggu kondusifitas ditengah-tengah masyarakat," paparnya kepada BANGSAONLINE.com, Rabu (8/3/2023).
Baca Juga: Gunakan Baju Perjuangan, Ony-Antok Berangkat Daftar Pilbup ke KPU Ngawi
“Padahal Ali Masykur sebagai Ketua Komisi I dan mitra dari DPMD sudah tahu kalau Pilkades itu tidak dianggarkan di APBD tahun 2023. Oleh karena itu apa yang dilakukan oleh Ali Masykur (Ketua Komisi I) itu patut kita curigai penuh kepentingan, atau Pak Ali Masykur yang terhormat ingin mencalonkan diri sebagai Cakades," imbuhnya.
Menurut dia, masyarakat lebih mendukung kepentingan negara yang lebih besar, yaitu pemilu. Mengingat, saat ini tahapan pemilu sudah berjalan.
"Selain itu, kita mempertanyakan, mampu apa tidak melaksanakan atau mendanai pilkades, pemilu, pilkada?," tuturnya.
Baca Juga: Pelantikan Anggota DPRD Kota Madiun Periode 2024-2029, Ada 13 Orang Baru
Senada, Ketua BMM Suja’i dalam orasinya, menyebut pernyataan Ali Masykur beberapa waktu lalu tentang anggaran Pilkades sama saja memberitahu ketidaktahuannya dan kelambanannya dalam berpikir.
“Dan itu terbukti setelah berkomentar lantang dalam forum yang menyatakan mewakili DPRD Pamekasan. Tapi ketika didemo dituntut untuk mengklarifikasi pernyataannya, dia malah bersembunyi, tidak berani menemui kami,” koar Suja'i.
Dalam demo tersebut, massa sempat terlibat aksi dorong dengan anggota kepolisian karena ingin masuk ke dalam kantor DPRD Pamekasan. Sebab, para demonstran tidak ditemui oleh anggota dewan terkait, justru ditemui komisi IV. (dim/sis)
Baca Juga: 50 Anggota DPRD Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029 Resmi Dilantik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News