SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Menjelang kontestasi Pilpres 2024 banyak terjadi aksi dukung-mendukung bakal capres di sejumlah wilayah, termasuk di Jawa Timur. Sering kali pernyataan dukungan kepada bakal capres itu mengatasnamakan kalangan pesantren.
Kondisi ini menjadi keprihatinan Muhammad Fawait selaku Wakil Bendahara Pengurus Wilayah Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Jatim, badan otonom Nahdlatul Ulama yang membidangi pondok pesantren.
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty
"Saya prihatin dengan aksi dukung mendukung capres yang mengatasnamakan pondok pesantren. Padahal pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di negeri ini, yang mengajarkan ilmu dan akhlak," kata pria yang akrab disapa Gus Fawait itu, Rabu (8/3/2023).
Ia merasa tergelitik dengan pemberitaan belakangan ini, di mana banyak pihak yang mengatasnamakan Kiai muda, Gus atau lora dalam dukung mendukung bakal capres. Padahal, Ketua Umum PBNU, Gus Yahya, menginstruksikan agar menjauhi politik identitas.
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Chotib, Al Qodiri IV, Kencong, Jember, ini mengingatkan, banyak pihak-pihak yang mengatasnamakan ulama, gus atau lora saat ini, baik dalam kegiatan politik praktis, mau pun kegiatan lain yang semata-mata untuk mendapatkan keuntungan materi.
Baca Juga: Punya Akses ke Pusat, Demokrat Optimis Gus Fawait Bisa Majukan Jember
"Belakangan banyak pihak yang dengan modal surban mengatasnamakan ulama, gus atau lora dalam wilayah tertentu yang melakukan aksi dukung mendukung. Saya berharap klaim-klaim sepihak seperti ini dihentikan," urai Bendahara PW GP Ansor Jatim ini.
Gus Fawait mengajak masyarakat lebih jeli menyikapi fenomena penggunaan atribut agama yang banyak terjadi belakangan ini. Apakah itu, fakta atau hanya klaim sepihak. Ia menegaskan, ulama adalah simbol agama, penerus para nabi dan arena itu masyarakat jangan sampai terjebak atau tertipu oleh oknum-oknum yang mengatasnamakan ulama.
"Saya kasih rumus mudahnya, kalau kiai atau ulama jelas sanadnya. Kalau gus atau lora jelas nasabnya. Kalau sanad dan nasabnya tidak jelas, jangan dipercaya," pungkasnya. (mdr/mar)
Baca Juga: Pilkada Jember, Gus Fawait Terima Surat Tugas dari Golkar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News