SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Dr H Soekarwo (Pakde Karwo) terus memperkuat hubungan kerjasama Jatim dengan Jepang. Salah satunya yakni menawarkan kerjasama pembangunan smelter dan standarisasi tenaga kerja di Jatim
“Pemprov Jatim menawarkan pembangunan smelter kepada Jepang. Bahan baku biasanya dibawa langsung ke Jepang, tetapi dengan adanya kerjasama pembangunan smelter, maka proses pengolahan bahan baku dilakukan di Jatim. Kami menyediakan tempat untuk proses smelter,” ujarnya saat menerima Konjen Jepang Yoshiharu Kato di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (8/6).
Baca Juga: Resmikan Gedung Sekber PHDI, Pj Gubernur Jatim Ajak Umat Hindu Jaga Kondisivitas Pilkada
Ia mengatakan, saat ini sudah ada peraturan mengenai ekspor bahan baku atau pertambangan mineral dan batubara (minerba). Sehingga membangun smelter di Jatim merupakan peluang investasi penting. Untuk itu, Pemprov Jatim akan memberikan kemudahan dalam berinvestasi melalui empat jaminan pemerintah seperti lahan, power plant, kemudahan perijinan, dan penyediaan buruh.
Menurutnya, pembangunan smelter ini adalah sebagai bentuk membangun hubungan yang lebih intensif di bidang ekonomi, serta dapat memberikan efek domino terhadap kinerja industri dalam negeri, khususnya di Jatim. Selain mampu mengurangi ketergantungan impor bahan baku, juga akan memicu tumbuhnya industri hilir logam di sekitar lokasi berdirinya smelter.
Lebih lanjut disampaikan, pembangunan smelter di Jatim untuk memperluas pasar seperti kawasan Timur Indonesia. Selain membantu memperluas pasar, pengembangan kerjasama dengan Jatim dapat menambah nilai efisien dalam perdagangan. Sebab geo ekonomi Jatim berada di tengah Indonesia dan menjadi hub perdagangan kawasan Timur Indonesia mulai Kalimantan sampai Papua.
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
Selain itu, Jatim memiliki 26 Kantor Perwakilan Dagang (KPD) di 26 provinsi yang bisa memperkuat perdagangan. Hasilnya, Jatim menjadi pusat logistik dan konektivitas Indonesia bagian Timur, memperbesar pasar domestik karena 40 persen potensi pasar ASEAN berada di Indonesia.
“Dengan adanya KPD rata-rata potensi transaksi per tahun tumbuh 15 persen, bahkan mengalami surplus tumbuh sebanyak 328,08 persen,” jelas Pakde.
Ia menambahkan, sarana prasarana dan infrastruktur seperti prasarana jalan dan jalan tol, pelabuhan laut dan bandar udara, jalan kereta api double track cukup baik. Oleh karena itu, Jatim dengan segala keunggulannya merupakan pilihan utama dan mempunyai iklim yang kondusif untuk berinvestasi dan melakukan bisnis. (nis)
Baca Juga: Pemprov Jatim Sabet Sertifikasi 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemenbud
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News