JOMBANG, BANGSAONLINE.com – Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, menegaskan bahwa manajemen yang baik sangat menentukan terhadap keberhasilan usaha atau bisnis kita. Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu memberi contoh usaha yang dilakukan istri tercintanya, Nyai Hj Alif Fadilah.
“Penghasilan istri saya satu bulan Rp 2 miliar,” kata Kiai Asep saat menjadi narasumber dalam Seminar Entrepreneurship dan bedah buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan karya M Mas’ud Adnan di Aula Gedung A Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng Jombang Jawa Tmur, Ahad (30/7/2023).
Baca Juga: Warga Jatim Berjubel Hadiri Kampanye Terakhir Khofifah-Emil, Kiai Asep: Menang 70%
Itu baru penghasilan istrinya. "Tapi kalau dikumpulkan dengan penghasilan Kiai Asep sendiri bisa sampai Rp 6 miliar bahkan Rp 8 miliar dalam satu bulan," timpal M Mas'ud Adnan.
Selain Kiai Asep hadir sebagai narasumber KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin), pengasuh Pesantren Tebuireng dan M Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE. Seminar dan bedah buku itu dibuka Rektor Unhasy Prof Dr Haris Supratno dan dimoderatori Dr H Abdullah Aminuddin Aziz, M.Pd, Wakil Rektor Unhasy.
Dalam acara yang digelar BEM Unhasy dan diikuti sekitar 350 mahasiswa itu hadir Nyai Hj Farida Salahuddin Wahid, istri almaghfurlah Gus Sholah, dan Nyai Hj Lelly Lailiyah, istri Gus Kikin dan para wakil rektor, dekan serta dosen Unhasy.
Baca Juga: Ribuan Warga Padati Mubarok Bersholawat, Paslon 2 Optimis Menang di Ngoro, Mojokerto
Menurut Kiai Asep, istrinya mengelola 24 kantin yang konsumennya para santri Amanatul Ummah. Kini bahkan Kiai Asep memiliki kebun sayur dan kolam ikan yang terhampar luas di tanah berhektar-hektar tak jauh dari pondoknya. Sehingga untuk kebutuhan para santrinya tak perlu belanja di pasar atau pada orang lain.
Otomatis perputaran uang dan keuntungannya semakin tinggi.
“Karena istri saya bisa memenej dengan baik,” kata Kiai Asep yang selalu memakain baju berwarna putih.
Baca Juga: Mubarok Gembleng 6.472 Calon Saksi untuk Gus Barra-Rizal dan Khofifah-Emil di Mojokerto
Di Pesantren Amanatul Ummah, tutur Kiai Asep, para santri dilarang membeli jajan atau kue di luar.
“Karena aqrabu binnajas, dekat dengan najis dan narkoba,” kata Kiai Asep. Otomatis di sekitar Pesantren Amanatul Ummah tak ada warung kaki lima atau orang berjualan makanan dan kue.
Tapi para tetangga pesantren, tutur Kiai Asep, diberi konpensasi. Yaitu laundry atau cuci pakaian santri.
Baca Juga: Doa Bersama Kapolri dan Panglima TNI, Kiai Asep Duduk Satu Meja dengan Kapolda dan Pangdam V Jatim
“Sebanyak 850 KK yang mengerjakan laundry para santri,” kata Kiai Asep sembari merinci harga cucian tiap bulannya.
Kiai Asep bahkan merekrut para tetangga yang punya keahlian pertukangan untuk mengerjakan bangunan-bangunan baru di pondoknya. Kiai Asep memang terus membangun gedung-gedung baru.
“Saya punya 200 tukang yang tiap hari mengerjakan bangunan. Bangunan di pesantren saya tak pernah berhenti,” kata abah 9 putra-putri itu.
Baca Juga: Lautan Manusia Padati Kampanye Akbar Paslon 02 Khofifah-Emil dan Gus Barra-Rizal di Mojokerto
Para peserta Seminar Entrepreneurship dan bedah buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan karya M Mas’ud Adnan di Aula Gedung A Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng Jombang Jawa Tmur, Ahad (30/7/2023). Foto: bangsaonline
Kiai Asep juga punya usaha lain yang dikelola putra-putrinya. Antara lain air mineral, pabrik tahu tempe, pabrik roti, dan juga SPPBE (Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji). Bahkan pengadaan barang-barang bangunan juga ditangani secara tersendiri oleh putra-putrinya, disamping kebutuhan beras untuk konsumsi santri.
Baca Juga: Kedatangan Kiai Asep dan Tim Mubarok di Pasar Bangsal Disambut Antusias Pedagang dan Warga
“Banyak orang tak percaya bahwa SPPBE itu milik saya. Mereka mengira saya hanya atas nama. Paling yang punya ya orang China,” kata Kiai Asep mennirukan pernyataan orang sembari tertawa. Kiai Asep memaklumi karena umumnya ijin operasional SPPBE hanya bisa diakes orang-orang penting yang punya jabatan strategis. Diantaranya anggota DPR.
“Tapi biasanya ijin itu oleh mereka dijual kepada orang-orang China karena untuk membangun SPBE itu perlu modal Rp 30 miliar,” kata Kiai Asep.
Kiai Asep kini memang populer sebagai kiai miliarder. "Tapi untuk meneladani Kiai Asep jangan hanya dilihat sekarang. Tapi lihatlah saat Kiai Asep muda ketika masih miskin," kata M Mas'ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.
Baca Juga: Di Depan Pergunu Jatim, Kiai Asep Sebut Khofifah Cagub Paling Loman alias Dermawan
Alumnus Pesantren Tebuireng dan Pascasarjana Unair itu mengatakan bahwa Kiai Asep saat remaja sangat miskin. "Untuk makan saja tak punya. Kiai Asep makan sisa-sisa santri. Ya itu intip yang melekat di kendil," kata Mas'ud Adnan.
"Jadi Kiai Asep, kalau lapar, pada pukul 12 malam masuk ke dapur para santri. Lalu mencari kendil yang tengkurap yang masih ada intipnya atau sisa nasi. Intip itu dituangi air lalu dimasak. Itulah yang dimakan Kiai Asep," kata Mas'ud.
Padahal, kata Mas'ud Adnan, abah Kiai Asep, Kiai Abdul Chalim, ulama besar. "Kiai Abdul Chalim sahabat akrab Kiai Wahab Hasbullah saat sama-sama belajar di Makkah," kata Mas'ud Adnan.
Baca Juga: Kiai Asep Tebar Keberkahan, Borong Dagangan di Pasar Dinoyo sampai Warga Mantap Pilih Mubarok
"Jadi Kiai Abdul Chalim itu pendiri NU dan juga pejuang kemerdekaan RI," tambahnya.
Kiai Abdul Chalim wafat saat Kiai Asep kelas 2 SMAN Sidoarjo. "Setelah ditinggal wafat abahnya Kiai Asep memutuskan untuk berhenti sekolah karena tak ada yang membiayai," tutur Mas'ud.
Namun semangat belajar Kiai Asep sangat tinggi. Meski drop-out sekolah Kiai Asep tetap belajar di pondok pesantren. Bahkan Kiai Asep rela menjadi kuli bangunan agar bisa kuliah.
Tapi benarkah Kiai Asep ditolak ketika melamar cewek? Silakan ikuti lanjutan tulisan ini besok. (bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News