SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dirlantas Polda Jatim mengunjungi area ujian praktek SIM yang mengalami pergantian rute angka 8 di Satpas Colombo Polrestabes Surabaya, Selasa (8/8/2023).
Pergantian rute ujian SIM angka 8 dan Zig-zag kerap menjadi momok bagi para pengaju SIM, dan kini dengan penghapusan tersebut, memberikan angin segar dan peluang untuk mendapatkan SIM dari para pemohon.
Baca Juga: Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya Kembali Digerebek: 23 Pecandu Direhab, 2 Pengedar Ditangkap
Selama kunjungan tersebut, Dirlantas Polda Jatim, Kombes Pol Taslim Choirudin didamping Kasatlantas Polrestabes Surabaya, AKBP Arif Fazlurrahman.
Dengan adanya penghapusan rute angka 8 dalam praktek, Dirlantas Polda Jatim mengatakan, dengan adanya perubahan rute tersebut, angka kelulusan pemohon SIM di Jawa Timur mengalami peningkatan hingga 90 persen.
Sementara itu, AKBP Arif Fazlurrahman saat di lokasi mengatakan, kunjungan Dirlantas Polda Jatim di Satpas Colombo untuk memastikan, Surabaya telah menjalankan perintah dari Kapolri untuk menghapus ujian angka 8.
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
“Kunjungan dari pak Dirlantas merupakan kunjungan yang memastikan bahwa pihak Satpas Colombo telah memberikan pelayanan yang diharapkan oleh masyarakat pemohon SIM. Harapan kami dengan kelonggaran atas perubahan rute uji praktek maka angka kelulusan pemohon meningkat,” ujarnya, Selasa (8/8/2023).
Sementara itu, salah satu pemohon SIM, Fauzi (24) saat berada di Satpas Colombo, merasa bersyukur dengan kebijakan baru tersebut. Ia sebelumnya, dua kali gagal karena jalur angka 8 dirasa sangat sulit. Ketika jalurnya dihapus, dirinya langsung mendapatkan SIM C.
"Setelah tahu jalurnya ganti saya langsung ikut tes lagi. Karena kemarin terkendala di jalur angka 8 itu dua kali," ujar Fauzi,
Baca Juga: 3 Kontroversi yang Membuat Publik Sangsi soal Penangkapan Ivan Sugianto oleh Polisi
Menurutnya, lintasan angka 8 yang sebelumnya dipakai untuk ujian SIM, dinilai sangat susah. Karena jalur lintasan yang kecil dan terlalu menikung. Berbeda dengan jalur S yang baru di tetapkan.
Senada dengan Fauzi, Marselino (23) dan Davin juga menyebut bahwa jalur yang baru ini lebih realistis. Namun, menurut mereka berdua, jalur yang baru ini, juga memiliki tantangan tersendiri. Misalnya, pengereman yang harus tepat dan kecepatan 30 km/jam harus langsung ngerem. (rus/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News