SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Perang urat syaraf alias psy war untuk menebar pencitraan sudah mulai dilancarkan oleh bakal calon bupati dan calon wakil bupati yang akan diusung oleh Koalisi Sidoarjo Bersatu (KSB) pada incumbent Saiful Illah yang akan kembali diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam Pilkada Sidoarjo 2015 ini.
Kritikan tajam maupun cercaan tersebut dilontarkan oleh bakal calon dari KSB dalam dialog publik yang dilakukan oleh tim penjaringan KSB, Rabu (24/06).
Baca Juga: Sambut Pilbup 2020, NasDem Sidoarjo Gelar Konsolidasi Internal
Seperti bakal calon dari PAN, Sunartoyo yang terang terangan melakukan kritik incumbent dengan membandingkan kepemimpinan Abah Ipul-sapaan Saiful Ilah dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Khususnya carut marut menyangkut dunia pendidikan di Sidoarjo.
"Aneh, Surabaya bisa sekolah gratis, tapi Sidoarjo masih ada keluhan soal dana partisipasi pembangunan,” katanya dengan nada heran.
Sedangkan, kandidat dari Partai Gerindra M Sholeh SH terang-terangan menganggap Bupati Sidoarjo saat ini tidak pernah turun ke desa desa dan menyapa masyarakat kecil. Sehingga tak bisa merasakan bagaimana rusaknya jalan-jalan di hampir semua pelosok Sidoarjo.
Baca Juga: KPU Tetapkan Abah Saiful-Cak Nur sebagai Bupati dan Wabup Sidoarjo Terpilih
"Karena tak pernah merasakan rusaknya jalan jalan di pelosok Sidoarjo dan cuma dapat laporan yang baik-baik saja. Yang penting, jalan di sekitar pendopo mulus, dianggap semua jalan baik baik saja,” kritik Soleh.
Sementara, bakal calon Warih Andono yang juga Ketua DPD Partai Golkar Sidoarjo mempersoalkan potensi Kabupaten Sidoarjo yang belum tergarap. Seperti potensi pendapatan daerah yang dipungut secara manual dan potensi bocor yang sangat tinggi. Selanjutnya, bakal calon yang juga Ketua DPD PAN Sidoarjo Imam Sugiri menyerukan jangan sampai kepemimpinan model Saiful Illah diteruskan di Sidoarjo. "Bisa rusak semua, hancur Sidoarjo,” tegasnya.
Bakal calon dari PDIP, Marhaen Jumadi mempersoalkan penataan PKL yang kurang dialogis, dan pemkab melakukan pembiaran saat ada konflik horisontal. Begitu juga Harris dari PAN menyoroti Pemkab tidak transparan dan akuntabilitasnya yang rendah sehingga tak terjadi percepatan pembangunan.
Baca Juga: PPK, PPS dan TPS dengan Kehadiran Pemilih Tertinggi di Pilkada Sidoarjo Dihadiahi Kambing
Dalam dialog publik tersebut, dua bakal calon bupati yaitu Kholik san Gesang Budiarso tak bisa hadir, serta Hari Puji Lestari dan Taufiqul Bar yang mendaftar sebagai bakal cawabup KSB juga tak hadir. (sta/sho)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News