KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Klepon adalah salah satu jajanan tradisional khas Indonesia. Meski saat ini banyak jajanan atau penganan modern yang dijual di pasaran, namun klepon masih bertahan dan tetap digemari oleh masyarakat.
Klepon berbentuk bola-bola kecil terbuat dari tepung beras ketan yang diberi pewarna alami, hijau atau putih, kemudian diisi dengan gula jawa. Agar semakin menarik dan nikmat ketika dimakan, klepon lalu dibaluri dengan parutan kelapa.
Baca Juga: Beri Hadiah ke Pemenang Lomba Masak, Pj Wali Kota Kediri Harap Angka Konsumsi Ikan Terdongkrak
Salah satu tempat penjual klepon yang masih bertahan sampai saat ini di Kabupaten Kediri adalah Warung Klepon Miroso, milik keluarga Mbah Riani (65) di Desa Wonosari, Kecamatan Pagu.
Mbah Rirani merupakan generasi ketiga pemilik usaha Klepon Miroso ini. Menurut dia, keluarganya sudah berjualan klepon sejak tahun 1970-an.
"Alhamdullilah, setiap hari selalu ada pembeli yang datang. Selain dari Kediri sendiri, pembelinya ada yang datang dari berbagai kota di Indonesia, khususnya Pulau Jawa, yang kebetulan sedang berada di Kediri," ujar Mbah Riani, Rabu (23/8/2023).
Baca Juga: Mencicipi Sate Kambing Murah Meriah di Lereng Wilis Kediri
"Sebenarnya kami tidak begitu memperhatikan pembeli klepon kami datang dari mana. Tapi, biasanya, mereka sendiri yang bilang," katanya.
Warung Klepon Miroso buka mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB. Saat ini, harga per piring atau per bungkus adalah Rp5 ribu.
"Isinya tergantung permintaan pembeli. Biasanya satu piring atau satu bungkus berisi tiga macam, yaitu klepon, cenil, dan lopis. Kadang ada yang minta klepon saja atau lopis saja," terangnya.
Baca Juga: Resep Wedang Saraba, Minuman Khas Makassar untuk Penghangat Tubuh
Selain dimakan di tempat, baisanya pengunjung membungkus kleponnya untuk dibawa pulang atau untuk oleh-oleh. Kalau yang dibawa untuk oleh-oleh, klepon akan diwadahi kotak kemasan dan isinya disesuaikan dengan permintaan.
"Biasanya per kotak kemasan dihargai Rp25 ribu. Klepon, juruh (adonan pemanis terbuat dari gula jawa), dan parutan kelapa dipisah," pungkasnya.
Yunani, salah satu pembeli klepon Wonosari, mengatakan bahwa penganan tradisional itu sudah dikenalnya sejak dia duduk di bangku sekolah dasar tahun 80-an.
Baca Juga: Ke Pasar Jumat Legi, Khofifah Naik Delman Borong Jajanan Mochi hinggal Cenil Kreasi Warga Lokal
"Waktu saya masih duduk di bangku sekolah dasar, sering diajak orang tua membeli klepon di Wonosari ini. Sampai saat ini, rasa klepon Wonosari ini tidak berubah, tetap lembut dan enak, padahal yang membuat sudah generasi ketiga," katanya.
Menurut Yunani, dulu ada beberapa tempat yang menjual klepon di Desa Wonosari ini. Tapi seiring dengan perkembangan zaman, hanya satu tempat saja yang masih bertahan, yaitu Klepon Miroso milik Mbah Riani.
"Generasi sekarang patut bersyukur karena masih bisa menikmati penganan tradisional yang sudah ada sejak dulu. Kita juga harus ikut melestarikannya dengan cara membeli penganan klepon ini," tutup perempuan pemilik UMKM Yuna Butik itu. (uji/rev)
Baca Juga: Blusukan ke Kelurahan Balowerti, Bunda Fey Sebut Programnya Dongkrak Potensi Kuliner Lokal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News