Pasar Jajanan Rakyat Purwosari Pasuruan Tak Layak Huni

Pasar Jajanan Rakyat Purwosari Pasuruan Tak Layak Huni Kondisi Pasar Jajanan Rakyat Purwosari (Jarwo) yang terletak di Desa Karangasem.

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - (Jarwo) yang terletak di , Kecamatan Purwosari, tinggal nama semata. Pasar yang digembar-gemborkan bakal jadi ikon desa dan Kabupaten Pasuruan tersebut, kini mangkrak total. Pasar yang menempati eks pasar hewan itu dinilai tidak layak ditempati.

Hal itu disampaikan Khoiril Mukhlis, Ketua LSM Jimat Pasuruan Raya. Menurutnya tidak satu pun warga/pedagang yang bersedia menempati pasar yang dibangun oleh disperindag tersebut. Alasannya, kondisi bangunan yang tak berbentuk seperti pasar pada umumnya. Sepintas terlihat seperti tempat parkir.

Baca Juga: Dicurhati Pedagang Pasar Purwosari Makin Sepi Pembeli, Begini Solusi dari Khofifah

“Padahal, bangunan pasar itu menghabiskan dana Rp580 juta. Namun, bangunan hanya berupa kerangka besi dengan atap spandek. Ukuranya, lebar 80 meter x panjang 6 meter. Posisi bangunan los menghadap ke barat,” cetusnya.

“Anda lihat sendiri, masak layak pakai. Pasar kok gini. Namanya saja gagah, Jarwo. Faktanya, pasar semacam ini siapa yang mau nempati,” tambahnya.

Pantauan lapangan, area pasar layaknya rest area. Pasar yang berlokasi di tepi Jalan Raya Jurusan Pasuruan – Malang ini dulunya pasar hewan. Seiring waktu, pasar hewan ditutup dan lahannya disulap menjadi .

Baca Juga: SBI Pabrik Tuban Latih Kader Posyandu Olah Makanan Sehat untuk Cegah Stunting

Untuk pengerjaan, anggaran yang dialokasikan untuk membangun pagar keliling sekira Rp200 jutaan pada tahun 2016. Tahun berikutnya (2017) cair lagi senilai kira-kira Rp200 juta yang diwujudkan kerangka besi beserta atap karbonat.

Tahun 2018 kembali cair kurang lebih Rp130 jutaan untuk paving dan pendukung lainnya. Terakhir, ada pencairan lagi sekitar Rp50 jutaan.

“Warga yang ancang-ancang nempati pasar sempat kaget. Perkiraan warga, bangunannya kayak pasar desa-pasar desa. Bangunan permanen berupa bedak, ada pintu rooling door,” ungkap Mukhlis.

Baca Juga: Peduli Olahraga, SBI Resmikan Sekolah Sepak Bola Dynamix

Dengan terpaksa, warga sempat menempati hanya beberapa hari saja. Tiap pagi atau tiap akan jualan, pedagang harus usung-usung alat masak, meja, kursi dan makanan yang hendak dijual.

“Kalau gak gitu, peralatan dicolong maling. Meja kursi pun amblas. Punya pedagang yang ditinggal pernah hilang. Karena kayak gini, Pak. Masak tidak ada sekat antara pedagang satu dengan lainnya. Tidak ada tempat permanen, masak kayak tempat parkir,” sahut warga lainnya.

Terkait hal ini pihak masih belum bisa dikonfirmasi dari. (par/ns) 

Baca Juga: Kadisperindag Pasuruan Berharap Revitalisasi Pasar Cheng Hoo Berjalan Lancar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO