Cak Imin Cawapres Anies: Sikap PBNU, Keluarga Gus Dur, dan Kardus Durian

Cak Imin Cawapres Anies: Sikap PBNU, Keluarga Gus Dur, dan Kardus Durian Anies Rasyid Baswedan dan A Muhaimin Iskandar: Foto: CNBC/instagram

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Aksi politik Ketua Umum Partai Nasional (Nasdem) luar biasa. Ia melakukan manuver politik mengejutkan. Bos media yang kerap dipanggil SP itu secara cepat menetapkan (Cak Imin), ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), sebagai calon wakil presiden (Cawapres) untuk mendampingi calon presiden (Capres) Anies Baswedan.

Para petinggi partai pun marah besar. Secara emosional mereka mencopot baliho Anies Baswedan bersama Ketum Agus Harimurti Yudhoyono sejak Kamis (31/8) malam.

Baca Juga: Survei Poltracking Terbaru, Khofifah-Emil Melejit Tinggalkan Risma-Hans dan Luluk-Lukman

Keputusan politik SP memang mengagetkan banyak pihak karena di luar dugaan publik. Apalagi maupun Cak Imin diduga sengaja merahasiakan koalisi Nasdem-PKB alias dilakukan secara diam-diam.

Maklum, Cak Imin masih terikat Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dengan Prabowo Subianto. Hanya saja Cak Imin memang tak bisa menyembunyikan kekecewaannya ketika Golkar dan PAN bergabung mendukung Prabowo yang mengakibatkan peran PKB terpinggirkan.

Pada sisi lain, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) - terdiri dari Nasdem, PKS, dan juga terus bergolak. Penyebab utamanya, ngotot mengajukan ketua umumnya, yakni Agus Harimurti Yudhoyono () untuk jadi cawapres mendampingi Anies Baswedan.

Baca Juga: Survei ARCI: Khofifah-Emil Dominan di Mataraman

Padahal di internal Nasdem terjadi penolakan keras terhadap putra mantan Presiden SBY itu. Informasi yang diterima BANGSAONLINE, para petinggi Nasdem sangat tak yakin dengan sosok . Karena selain elektabilitas rendah, juga tak punya basis pemilih yang jelas.

“Lebih baik tak nyalonkan presiden daripada maju tapi kalah,” kata petinggi Nasdem Jawa Timur yang enggan disebut namanya. “Untuk apa mencalonkan presiden kalau hanya untuk kalah,” tambahnya.

Para petinggi Nasdem justru sangat berharap Indar Parawansa atau Mahfud MD sebagai cawapres yang mendampingi Anies Baswedan. Dua tokoh NU itu dinilai punya basis massa jelas dan secara kualitas pribadi punya potensi besar untuk meyakinkan publik.

Baca Juga: Siap Jadikan Jawa Timur Sebagai Gerbang Baru Nusantara, Khofifah-Emil Ajak Sukseskan Pilkada 2024

Namun tak mau tahu. Para anak buah terus mendesak Nasdem. “Bahkan ada yang bilang, soal Jawa Timur cukup diatasi dan . Pak SBY kan orang Pacitan,” kata sumber itu lagi.

Pernyataan-pernyataan petinggi memang terkesan ngotot untuk mencawapreskan . Pantauan BANGSAONLINE, Ketua Bappilu Partai , Andi Arief, bahkan terkesan merendahkan Gubernur Jawa Timur Indar Parawansa. Ia menganggap bahwa potensi jauh di bawah , baik sebagai calon wakil presiden maupun calon presiden (Capres).

juga potensial, tetapi bahwa berdasarkan survei dia jadi tidak potensial. Lihat survei Capwares dan Capres kan sangat jauh di bawah . (Survei) yang berpasangan juga, Anies- dan Anies . Lebih besar Anies-, kira-kira itu data kuantitatfnya,” kata Andi Arief kepada wartawan, Kamis (9/3/20223).

Baca Juga: Sholawatan Bersama Habib Syekh, Khofifah Ajak Generasi Muda Tingkatkan Prestasi dan Jauhi Narkoba

Seperti diberitakan BANGSAONINE, Andi Arif bahkan menganggap telah terjadi kesalahan berpikir dalam ketokohan seorang gubernur dalam konteks pemilu. Menurut dia, pilpres adalah skala nasional, bukan berbasis wilayah dan geografi.

Selain itu, kata Andi Arief, seorang gubernur bukan representasi dukungah wilayahnya. Ia menyebut Ganjar Pranowo yang hanya didukung 20 hingga 30 persen di Jawa Tengah.

Begitu juga Ridwan Kamil yang hanya didukung 10 persen di Jawa Barat. “Itu kesalahan berpikir yang kedua,” kata Andi Arief. Tapi ia tak menyebut hasil survei berapa persen mendapat dukungan di Jawa Timur.

Baca Juga: Di Sidoarjo, Khofifah Ajak Sukseskan Pilkada Serentak 2024 dengan Damai dan Senang

Bukan hanya itu. Andi Arief juga mengatakan bahwa juga Nahdlatul Ulama (NU) jika dibanding dengan Khfofifah. , kata Andi, juga berpeluang besar untuk dipilih kaum perempuan.

“Kalau seorang NU, juga NU. juga NU. Pemilih perempuan juga banyak, dan banyak dipilih oleh kaum perempuan,” kata Andi Arief sembari mengingatkan bahwa masih ada jejak SBY di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, bahkan Indonesia Timur dan Sumatra.

Bahkan secara tegas Andi Arief menyatakan bahwa pasangan Anies- lebih menjanjikan ketimbang Anies-. Ia menuding kesalahan berpikir bagi orang yang menganggap sebaliknya.

Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi

Sikap politik para petinggi yang terus ngotot itu tampaknya membuat dilematis. Pada satu sisi, jika ia menerima sebagai cawapres, Anies dipastikan kalah. Pada sisi lain, jika ia mengambil cawapres selain , akan hengkang sehingga koalisi yang ia pimpin tak bisa mengajukan calon presiden dan wakil presiden.

pun memutuskan Cak Imin sebagai cawapres Anies mengingat ia ketua umum PKB yang bisa menambal kekurangan kursi DPR untuk persyaratan pencapresan, jika pergi tanpa pamit. Selain itu tentu juga karena Cak Imin kader NU.

Hanya saja masalahnya, apakah keputusan menggandeng Cak Imin sebagai cawapres Anies bakal mulus? Tidak justru menimbulkan masalah? Cak Imin, selain sedang berseberangan dengan elit PBNU juga menjadi “musuh laten” keluarga besar KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Baca Juga: Cara Unik UMKM Es Teh di Wiyung untuk Dukung Khofifah, Beri Bonus di Dagangannya

Selain itu – ini yang krusial – bisa saja kasus durian ada yang mengungkit lagi. Ini bisa sedap-sedap ngeri, eh, ngeri-ngeri sedap.

Kita tunggu saja episode politik berikutnya Bukankah ini baru episode pemanasan politik yang masih sangat prematur dan potensial berubah? Wallahua'lam bisshawab. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sejumlah Pemuda di Pasuruan Dukung Muhaimin Maju Calon Presiden 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO