SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dr KH. Marzuki Mustamar, Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur, mengupas tentang persoalan bid’ah yang selalu menjadi perdebatan diantara organisasi Islam.
Menurut Kiai Marzuki Mustamar, bid’ah adalah hal yang seharusnya dihindari, namun masih banyak diantara masyarakat yang salah memahami mana yang benar-benar bid’ah, mana yang bukan, karena tanpa dilandasi pengetahuan Al-Qur’an dan Hadits yang baik.
Baca Juga: Luar Biasa! WN Inggris dan Pemuda asal NTT Ikrar Syahadat di Masjid Al Akbar Surabaya
“Orang yang melakukan amalan tapi ternyata amalan yang mengada-ada, atau amalan yang diperintah namun cara mengerjakannya senantiasa tidak sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah SAW, maka itu namanya bid’ah. Dan tentu kullu bid’atin dholalah, setiap yang benar-benar bid’ah adalah sesat,” tegas KH. Marzuki Mustamar pada khutbah Jumat yang bertemakan “Meneladani Nabi dalam setiap Aspek” di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Jumat (22/09/2023).
Pembaiat Ustadz Hanan Attaki tersebut menjelaskan bahwa pemahaman terkait mana yang bid’ah atau tidak masih sering keliru. Menurut dia, seringkali hal baik yang biasa dilakukan masyarakat dianggap bid’ah oleh orang lain, padahal hal tersebut sunnah.
“Banyak sekali sunnah Rasulullah yang haditsnya shahih, namun ketika kita melakukannya ada saja satu dua orang menganggapnya itu bid’ah. Jangan mundur, terus lakukan dan terus perjuangkan menghidupkan sunnah Rasulullah SAW,” kata Marzuki Mustamar lantang di depan ribuan jemaah salat Jumat yang memadati Masjid Al Akbar Surabaya yang diresmikan Presiden Gus Dur pada tahun 2000 itu.
Baca Juga: Tertarik Ajaran Islam Sejak SMP, Wanita ini Ikrar Syahadat di Usia 25 Tahun di Masjid Al Akbar
Ia memberi contoh, antara lain dzikir dibaca keras ba’da shalat fardhu. Menurut dia, dzikir yang dibaca dengan suara keras sehabis salat fardhu bukan bid’ah.
“Sungguh itu sunnah Rasulullah SAW, Hadits riwayat Imam Muslim juz 1 halaman 410 dan riwayat Imam Bukhari kitab Fathul Bari juz 2 halaman 324,” kata Kiai Marzuki Mustamar.
Contoh lain, kata Kiai Marzuki Mustamar, adalah sungkem yang biasa dilakukan orang Jawa. Menurut dia, sungkem itu juga sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: Masjid Al-Akbar Terima Dua Orang Berikrar Syahadat, KH Syarifuddin: Hijrah Harus Sungguh-Sungguh
Pimpinan Pesantren Sabiilul Rosyad Malang tersebut lalu menunjukkan Haditsnya. Yaitu Hadits Bukhari nomor 4377 yang menceritakan Nabi Muhammad saat musafir. Ketika itu, tutur Marzuki Mustamar, Nabi mengimami salat dzuhur-ashar jamak qashar.
“Selesai ngimami nabi berdiri. Sahabat pun ikut berdiri. Apa yang dilakukan sahabat? Saat itu satu persatu sahabat meraih tangan Rasulullah lalu mereka usap-usapkan tangan beliau ke wajah mereka. Orang jawa menyebutnya sungkem. Dan Rasulullah menerima diperlakukan seperti itu, namun belakangan orang menganggap itu bid’ah bahkan dianggap sesat,” kata Kiai Marzuki Mustamar.
Kiai Marzuki Mustamar juga menyebut pembacaan surah Al-Fatihah yang menggunakan basmalah. Menurut dia, baca basmalah di awal Fatihah itu juga sudah dipraktikkan di zaman Nabi Muhammad. Itu terjadi, antara lain, saat Anas bin Malik ditanya bagaimana Rasulullah SAW membaca Al-Qur’an? Bagaimana Rasulullah SAW membaca Al-Fatihah? Anas menjawab bahwa Nabi membaca tidak tergesa-gesa.
Baca Juga: Pertama di Indonesia, Pentas Wayang Perjuangan Hadratussyaikh, Dalang Ki Cahyo Kuntadi Riset Dulu
Lalu Anas menirukan Rasulullah membaca Fatihah diawali dengan basmalah. “Sungguh itu tuntunan Rasulullah SAW hadits riwayat Imam Bukhori nomor 5046, ” tegas Marzuki.
Kiai Marzuki Mustamar berpesan kepada seluruh jama’ah shalat Jum’at Masjid Nasional Al Akbar. Menurut dia, jika tidak mengerti persoalan agama atau masih awam, namun ingin mengikuti sunnah Rasulullah SAW, cara yang paling praktis adalah dengan merujuk bertanya kepada ulama yang menguasai isi Al-Qur’an dan Sunnah. “Karena Rasul diperintah dan juga memerintahkan kita agar mengikuti sunnahnya. Barang siapa mencintai aku maka ikutilah sunnahku, katakan Muhammad, jika kalian benar-benar mencintai Allah maka ikuti sunnahku,” kata Marzuki Mustamar.
“Allah SWT berfirman, bertanyalah kepada para ulama yang ahli dzikir jika kalian tidak mengerti,” tambahnya. (Mohammad Sulthon Neagara)
Baca Juga: Syekh Afeefuddin di Maulid Akbar MAS, Khofifah: Upaya Unduh Berkah Allah dan Syafaat Rasulullah SAW
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News