TUBAN, BANGSAONLINE.com - Rektor Universitas PGRI Ronggolawe (UNIROW) Tuban, Hadi Tugur, akhirnya menjamin bahwa status nonaktif yang kini sedang menimpa kampus yang dipimpinnya tidak mempengaruhi perkuliahan mahasiswa.
Seperti diberitakan sebelumnya, usai dinonaktifkan oleh Kemenristekdikti, berbagai kalangan mulai dari alumnus maupun mahasiswa aktif UNIROW khawatir akan status perguruan tinggi mereka yang nonaktif tersebut. (Baca juga: Status PT Nonaktif, Alumnus UNIROW Tuban Kecewa Kinerja Rektor)
Baca Juga: Gaji Kecil, Viral #JanganJadiDosen, Kenapa Gaji ASN Depkeu, Depdagri, Pajak, BUMN Besar?
“Dampaknya tidak ada pada mahasiswa. Termasuk perkuliahan, ijazah, maupun wisuda juga tidak ada. Kalau ada dampak, tapi hanyalah sertifikasi ditunda, usulan hibah ditunda, itu saja. Jadi tidak ada pengaruhnya dengan nasib mahasiswa,” klaim Tugur saat dikonfirmasi BANGSAONLINE.com, Selasa (7/7) malam.
Menurut Hadi Tugur, status nonaktif tersebut tidak akan berpengaruh apa pun terhadap mahasiswa. Bahkan, dalam hitungan waktu kurang dari satu bulan, status tersebut bakal kembali aktif. Pasalnya, saat ini ia mengatakan sudah berbenah dan telah melengkapi segala persyaratan yang diwajibkan.
Selain itu, lanjut Tugur menyatakan, permasalahan yang menimpa UNIROW saat ini bukan persoalan yang terlalu serius. Hanya beberapa masalah adminitsratif yang pada saat sidak tidak bisa dilengkapi. Kendati demikian, tidak kurang dari 24 jam pihak rektorat telah melengkapi segala persyaratan yang diminta dikti.
Baca Juga: Tanggapi Pernyataan Bahlil, Surokim: Lebih Baik Percaya Kampus Ketimbang Politikus
“Hal inilah yang menjadi dasar bahwa kami berani menjamin dalam hitungan kurang satu bulan, UNIROW akan aktif dan kembali stabil,” tuturnya.
“Persoalan yang mendasar sebenarnya karena tidak sebanding rasio antara jumlah mahasiswa dan dosen. Kita juga sudah melakukan langkah strategis dengan pengurangan jumlah mahasiswa (yang masuk) dan menambah dosen,” tambah Tugur.
Tugur Mengakui, kondisi terburuk jika tidak bisa melengkapi semua persyaratan hingga 31 Januari 2016 adalah kemungkinan ditutupnya Universitas secara keseluruhan.
Baca Juga: Kolaborasi Internasional, Pascasarjana Unisma Kerja Sama dengan Perguruan Tinggi Malaysia
“Tidak mungkin Universitasnya yang ditutup, tetapi kalau semisal ada prodi yang ditutup kemungkinan bisa dari prodi Fakanlut dan FMIPA,” beber Tugur yang didampingi Pembantu Rektor I, Marita dan Permbantu Rektor II, Kholifah. (wan/rvl)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News