KEDIRI, BANGASONLINE.com - Permainan tradisional yang merupakan peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia, kini semakin terkikis dengan perkembangan zaman dan pesatnya kemajuan teknologi. Anak-anak zaman sekarang lebih suka memainkan permainan modern daripada permainan tradisional.
Sebagai wujud kepedulian dan ikut berupaya untuk melestarikan permainan tradisional, SD Emaus, Desa Wonosari, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, menggelar 'mabar' (main bareng) permainan tradisional, musik tradisional, tari tradisional, dan bazar makanan tradisional.
Baca Juga: Hanindhito Himawan Pramana Pulangkan 14 Arca ke Kabupaten Kediri
Ana Ribudi Ningsih, Wakil Kepala SD Emaus Bidang Kurikulum, menjelaskan bahwa tujuan digelarnya acara ini adalah memperkenalkan kepada anak-anak untuk menjaga kelestarian permainan tradisional.
"Kegiatan ini merupakan program dari kurikulum merdeka, yaitu sebagai sekolah penggerak. Ini menjalankan profil Pancasila. Kami mengambil tema Bhinneka Tunggal Ika dengan topiknya adalah permainan tradisional, yaitu bermain bersama," kata Ana di sela-sela acara, Jumat (24/11/2023).
Menurut Ana, kegiatan yang melibatkan anak-anak dari kelas 1 sampai kelas 6 ini, dibagi per kelompok. Masing-masing kelompok memainkan permainan tradisional seperti dakon, bakiak kelereng, karet gelang, gasing bambu, hulahop, lompat tali, bola bekel, egrang bambu, egrang batok, engklek, pasasan, dan yo-yo.
Baca Juga: Gereja Puhsarang Ditetapkan sebagai Cagar Budaya Bidang Struktur Tingkat Nasional
"Kami ingin ikut menjaga dan melestarikan permainan tradisional ini, karena dengan ikut melestarikan permainan tradisional ini, generasi muda dapat tetap terhubung dengan identitas budaya mereka dan menjadi bagian dari warisan budaya yang berharga," pungkasnya.
Kristin, salah satu wali murid SD Emaus, mengaku senang dengan digelarnya kegiatan ini. Menurutnya, permainan tradisional seperti dakon, egrang, dan lainnya, bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarana pembelajaran bagi anak-anak untuk memahami nilai-nilai kebersamaan, kerjasama, ketekunan, dan persaudaraan.
Pantauan BANGSAONLINE.com, anak-anak begitu antusias dan terlihat bahagia bisa bermain permainan tradisional. Anak laki-laki terlihat sangat mahir berjalan dengan egrang bambu, begitu juga saat berjalan dengan engklek. Sedangkan anak perempuan asyik bermain dakon, bola bekel dan lompat tali. (uji/ns)
Baca Juga: Pupuk Kecintaan Terhadap Budaya Lokal, Dinas Pendidikan Hadirkan Genibudjari Ke-9
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News