SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ali Khomsan selaku Guru Besar Bidang Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga Institut Pertanian Bogor menjelaskan efek samping dari konsumsi mi dicampur nasi.
"Efek sampingnya kekenyangan karena keduanya sumber karbohidrat untuk energi tubuh," ujarnya.
Baca Juga: Bisa Online, Simak Cara Cepat dan Mudah Buat SKCK
Ali menambahkan, kebiasaan makan mi campur nasi dapat berisiko kegemukan karena asupan tersebut didominasi karbohidrat.
Selain itu, risiko defisiensi unsur gizi mikro, seperti zat besi, vitamin A, seng, dan vitamin C dapat menghambat pertumbuhan anak.
Kebiasaan mengonsumsi double carbo dapat berdampak pada penyakit kronis.
Baca Juga: Diusir dari Pesawat, Khabib Nurmagomedov Bilang Begini
"Bila muncul kegemukan karena dampak konsumsi karbo berlebihan, ada ancaman penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes," tutur Ali.
Dokter gizi Komunitas Tan Shot Yen menjelaskan, makan mi campur nasi tidak sesuai dengan konsep "Isi Piringku" yang digagas Kementerian Kesehatan.
Menurutnya, konsep Isi Piringku menggambarkan porsi sekali makan yang terdiri dari 50 persen buah dan sayuran serta 50 persen, sisanya makanan pokok dan lauk-pauk.
Baca Juga: Tandai Akun Parodi, X Buat Label Khusus
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, Isi Piringku mengharuskan suatu makanan memenuhi:
-1/6 piring makan berupa buah berbagai jenis dan warna
-1/3 piring makan berupa berbagai jenis sayuran
Baca Juga: Innalillahi, Komedian Nurul Qomar Meninggal Dunia
-1/6 piring merupakan lauk-pauk protein, baik hewani maupun nabati
-1/3 piring berupa makanan pokok yang terdiri dari karbohidrat kompleks seperti biji-bijian dan beras, sebaiknya bukan karbohidrat simpleks, termasuk gula dan tepung.
Tan menjelaskan mengonsumsi double carbo dapat memicu diabetes. Tan menambahkan terlalu sering makan kombinasi nasi dan mi secara tidak langsung meningkatkan risiko penyakit jantung.
Baca Juga: Viral, Pagar Pembatas Waduk Bunder Gresik Baru Dibangun Diduga Dirobohkan
Apabila kebiasaan tidak mengikuti asupan gizi seimbang terus berlanjut, akan membawa efek samping yang dapat merambat kemana-mana.
"Diawali dengan gula darah, sindrom metabolik atau kegemukan, dan ujung-ujungnya masalah jantung dan pembuluh darah," ungkap Tan.
(ans)
Baca Juga: Berikut Standar Gaji Baru Ketua RT dan RW 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News