SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Siti Atikoh Suprianti, istri calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, merasa sedih ketika Indonesia kembali menyandang status KLB polio. Ia mengungkapkan hal tersebut ketika bertemu 15 ribu kader Muslimat NU di Jatim Expo, Surabaya, Jumat (19/1/2024).
Pada 2014, kata Atikoh, Indonesia sudah diberi status bebas polio oleh WHO Ia memperkirakan, kecolongan kasus polio bisa jadi disebabkan saat itu pemerintah fokus pada penanganan Covid-19.
Baca Juga: Dampingi Kapolri dan Panglima TNI, Pj Adhy Tinjau Persiapan Natal 2024 di Gereja Bethany Surabaya
"Mungkin kita kecolongan kemarin ketika pandemi covid, sehingga imunisasi polio coveragenya kurang. Dari 2014 itu Indonesia sudah bebas dari polio, ternyata sekarang malah ditemukan kasus itu. Padahal targetnya 2026 seluruh indonesia bebas polio," ujarnya.
Menurut dia, kasus polio harus segera diberantas karena banyak kasus serupa yang tidak memperlihatkan gejala sama sekali. Bahkan, gejalanya tergolong ringan seperti orang masuk angin atau kecapean, yakni badan meriang, sendi pegal-pegal dan sebagainya.
Saat ini, lanjut Atikoh, pemberantasan polio bukan hanya perhatian secara lokal namun juga dunia. Paling penting saat ini menurutnya, adalah memberikan edukasi yang masif kepada keluarga Indonesia, terutama ibu-ibu, seperti mengibaratkannya sebagai tiang keluarga dan negara dan pemerintah harus bergerak cepat melalukan imunisasi polio di seluruh daerah.
Baca Juga: Pengamanan Nataru, Polda Jatim Kerahkan Ribuan Personel di Operasi Lilin Semeru 2024
"Kita harus edukasi terkait dengan itu. Kalau untuk pencegahan jalan satu-satunya pemberian imunisasi kepada anak-anak karena yang rentan itu anak di bawah umur 5 tahun. Imunisasi harus benar-benar komplit, 5 kali, 6 kali untuk booster juga," katanya.
Jika berbicara tentang penanganan kasus polio jika Ganjar-Mahfud memenangi Pilpres, Atikoh mengaku bahwa pasangan Ganjar-Mahfud akan memberantas polio dan mengembalikan status bebas polio Indonesia. Apalagi, Ganjar-Mahfud punya segudang program di bidang kesehatan.
Ia mengaku, Ganjar-Mahfud akan membawa Indonesia menuju Indonesia Emas 2045. Dan salah satunya adalah pembebasan penyakit polio di dalam negeri. Atikoh mengatakan, Ganjar-Mahfud akan memaksimalkan sumber daya manusia di bidang kesehatab untuk gotong royong menyelesaikan masalah polio ini.
Baca Juga: PT KAI Daop 8 Surabaya Catat Ada 6 KA Favorit dengan Okupansi Tinggi di Libur Nataru 2025
"Kita mau bicara masalah Indonesia Emas, tentu SDMnya harus unggul. Jangan sampai anak-anak kita, karena kita teledor, lupa mengingatkan orang tua, karena begitu lahir harus langsung mendaptkan imunisasi polio yang tetes sampai usia 9 bulan empat kali. Setelah itu, imunisasi suntik umur 1 tahun. Ternyata jika ada kejadian ini berarti mungkin coveragenya belum cukup. Ini tugas kita bersama, gotong royong menyelesaikan ini," katanya.
Terkait dengan program kesahatan Ganjar-Mahfud dengan target pemberantasan polio, Atikoh mengaku Ganjar-Mahfud punya program kesehatan yang menyentuh desa. Misalnya, memperkuat satu desa, satu faskes satu nakes, kemudian posyandu, itu dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat.
"Jadi ini benar-benar berbasis komunitas. Insya Allah Ganjar-Mahfud akan memberikan insentif kepada kader-kader posyandu agar bisa menyelamatkan anak bangsa. Posyandu di Indonesia, berjumlah 330.000 ribu lebih, dengan jumlah kader 1,5 juta. Tentu tidak berat bagi negara, kalau kita memang mau mencetak generasi unggul dengan cara semua warag negara kuat, semua warga negara itu sehat," paparnya. (mar/rev)
Baca Juga: Luncurkan Puspaga Setara di Peringatan Hari Ibu, Pj Gubernur Jatim : Wujudkan Kesetaraan Gender
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News