SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Jargon melawan kedzaliman dan menegakkan keadilan dibedah oleh tiga caleg Partai Ummat saat acara pertemuan dengan warga di Jl. Balongsari Tama Selatan, Kec. Tandes, Surabaya. Tiga caleg tersebut adalah Miftahul Hidayah, S.T, Ir. Sardjono Budi Santoso, dan Syamsul Arifin, S.Pd.
Miftahul Hidayah berharap agar masyarakat turut berpartisipasi dalam pemilu. Hal tersebut ditujukan untuk mengurangi potensi kecurangan mengingat tingkat golput di Jatim mencapai 17,73% di tahun 2019.
Baca Juga: Ketua KNPI Sampang Duduki Kursi DPRD Jatim
Miftahul Hidayah bahkan mengingatkan bahwa masyarakat menjadi penentu untuk nasib Indonesia lima tahun kedepan.
“Jangan alergi dengan politik,” ucap Miftahul Hidayah, caleg DPRD Provinsi Jawa Timur, Dapil 1 (Surabaya), nomor urut 5 kepada warga yang hadir, Jumat (26/101/2024)
Sedangkan Sardjono Budi Santoso menggambarkan kondisi Indonesia di masa sekarang Ia menyayangkan Indonesia sebagai negara merdeka dengan mayoritas Islam namun di beberapa toko khususnya di Surabaya-Sidoarjo masih ada yang tidak membolehkan karyawannya mengenakan hijab.
Baca Juga: Lapoda Tuding Ada Pergeseran Suara di Kota Malang
“Jadi ketika berangkat mereka menggunakan hijab, namun ketika toko dibuka, hijabnya juga ikut dibuka, karena aturan toko yang melarang menggunakan hijab,” terang Sardjono, caleg DPR RI, dapil 1, nomor urut 1.
Miftahul Hidayah, S.T, Ir. Sardjono Budi Santoso,
Baca Juga: Curiga Ada Pengkavlingan Suara, Caleg DPRD Jatim Lapor ke Bawaslu Bangkalan
Pihaknya berharap, hal semacam itu bisa diselesaikan demi hak-hak wanita untuk tetap menggunakan hijab saat kerja.
Sejalan dengan Miftahul dan Sardjono, Syamsul Arifin menyoroti ketidaknetralan Pemerintah. Menurut dia, keberpihakan Pemerintah dalam pemilu kali ini sangat nyata.
“Mereka menginginkan satu putaran, gimana caranya? Ya dengan berbagai cara,” Kata Syamsul, caleg DPRD Surabaya, dapil 5, nomor urut 2.
Baca Juga: Melalui Jalan Sehat, PDIP Kian Masif Menangkan Ganjar-Mahfud di Tuban
“Pada 2024 ini, perpolitikan kita betul-betul perpolitikan yang begitu panas. Beda dengan 2019, kalau boleh dikatakan saat ini lebih tidak karuan. Dari awal kita sudah tahu gimana putusan MK, itu masih jadi polemik. Setidaknya dari debat (Cawapres) kemarin kita bisa baca mana yang layak dan tidak untuk kita pilih,” papar Syamsul.
Paparan ketiga caleg Partai Ummat tersebut mendapat dukungan penuh dari warga yang hadir. Mereka setuju dengan pendapat dan rencana program yang disampaikan oleh ketiga caleg tersebut. (msn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News