MOJOKERTO,BANGSAONLINE.com - Calon Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra (Gus Barra) tampil lebih percaya diri dalam debat publik ke-2 Pilkada Mojokerto yang diselenggarakan KPU, Sabtu (2/11/2024).
Dia didampingi Calon Wakil Bupati, dr Muhammad Rizal Octavian tampil moncer dan lugas dengan gagasan yang diusungnya dalam debat yang disiarkan di JTV.
Baca Juga: Hibur Warga, Gus Barra Gelar Pertandingan Bola Mubarok FC Vs WBC Jolotundo FC
Bahkan alumnus Universitas Al Azhar Kairo Mesir itu menyodorkan program yang inovatif.
Di antaranya akan memindahkan pusat pemerintahan Kabupaten Mojokerto ke wilayahnya sendiri.
Sekadar informasi, selama ini pusat pemerintahan Kabupaten Mojokerto nebeng atau berada di wilayah pemerintahan kota (Pemkot) Mojokerto.
Baca Juga: Jelang Debat Publik Terakhir, Ketua KPU Tuban Pastikan Pendukung yang Hadir Bertambah
Menurut Gus Barra, pemindahan pusat pemerintahan itu akan mengungkit pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mojokerto.
“Akan terjadi pertumbuhan ekonomi baru,” kata Gus Barra.
Gus Barra memang cukup lama mewacanakan pemindahan pusat pemerintahan ini. Menurut dia, pemindahan pusat pemerintahan itu akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi. Terutama di sektor perdagangan.
Baca Juga: Pj Ali Kuncoro dan Ketua DPRD Kota Mojokerto Tinjau Logistik KPU Jelang Pilkada Serentak 2024
Karena mulai dari ASN Pemkab Mojokerto yang jumlahnya 3.000 lebih hingga warga yang berkepentingan dengan Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Mojokerto akan berbelanja di Kabupaten Mojokerto, bukan di Pemkot Mojokerto.
Otomatis perputaran dan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mojokerto akan lebih dinamis dan meningkat.
Program dan visi misi yang disodorkan Gus Barra memang lebih banyak berupaya meningkatkan kesejahteraan dan memanusiakan warga Mojokerto, di samping SDM.
Baca Juga: KPU Sukses Gelar Debat Publik Pamungkas Pilwalkot Batu 2024
Maklum, warga Mojokerto, baik dari segi pendidikan maupun kesejahteraan masih sangat rendah. Angka kemiskinan masih tinggi dan mayoritas pendidikan warga Mojokerto setingkat SMP.
Bahkan masih banyak rumah tak layak huni dan kesulitan ekonomi.
“Visi yang kami usung ini untuk memastikan seluruh masyarakat kabupaten Mojokerto terpenuhi kebutuhan dasarnya,” tegas Gus Barra. Yaitu meliputi kebutuhan papan, pangan, kesehatan, pekerjaan umum, tata ruang.
Baca Juga: Ribuan Warga Padati Mubarok Bersholawat, Paslon 2 Optimis Menang di Ngoro, Mojokerto
“Tidak boleh di Kabupaten Mojokerto ada masyarakat tidak bisa makan,” katanya.
Begitu juga soal papan. Gus Barra mengaku punya program bedah rumah untuk rumah tak layak huni.
“Kami punya program bedah rumah. Tidak boleh ada rumah tak layak huni di Kabupaten Mojokerto,” katanya.
Baca Juga: Bawaslu Kabupaten Pasuruan Rekom Pemecatan 2 Sekretariat PPS Pendukung Paslon 02
Debat publik sempat seru ketika sesi penajaman visi misi terkait sistem birokrasi yang transparan. Gus Barra menekankan pentingnya memaksimalkan sistem digitaliasi. Ia berharap pelayanan itu sampai tingkat desa. Dan ini sudah dipraktikkan pemerintah kabupaten lain.
“Contohnya Banyuwangi,” kata Gus Barra sembari mengatakan bahwa kepala desa di Banyuwangi bisa mengerjakan pekerjaannya dari tempat jarak jauh karena sudah memakai sistem digitalisasi.
Gus Barra juga mengatakan bahwa semua OPD dan camat harus punya platform digital. Sehingga keluhan dan aspirasi masyarakat bisa langsung dan bisa direspon cepat.
Baca Juga: Debat Terakhir Pilkada Nganjuk 2024, Setiap Paslon Gelar Konferensi Pers
Ikfina Fahmawati, Calon Bupati nomor urut 1, mengklaim di Pemkab Mojokerto sudah menggunakan sistem digitaliasi. Bahkan sampai tingkat desa. Tapi Gus Barra mementahkan.
“Buktinya di desa masih manual,” kata Gus Barra.
Menurut Gus Barra, platform digital yang dibangun oleh Pemkab Mojokerto tak jalan. Gus Barra menduga karena faktor SDM dan sebagainya.
Baca Juga: Pascadebat Pamungkas, Ketua KPU Kota Kediri Ajak Masyarakat Datang ke TPS pada 27 November 2024
“Saya termasuk pengguna platform digital yang sudah dibangun oleh Pemkab Mojokerto. Dan saya di dalamnya karena saya wakil bupati,” kata Gus Barra.
“Yang selalu kami temui di lapangan, bahwa prlaform itu kurang bekerja atau kurang maksimal. Bahkan saking tidak percayanya saya menggunakan sendiri. Misalnya Damar Mojo. Masuk pengaduan itu ribet. Harus masuk ke Facebook, ke instagaram. Akhhirnya banyak aduan-aduan, Gus kenapa aduan seperti Damar Mojo kok susah diakses,” kata Gus Barra.
Menurut Gus Barra, selama SDM-nya tak dibenahi sampai kapanpun sistem itu tak akan berjalan dengan baik. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News