GRESIK,BANGSAONLINE.com - Warganet, khususnya di Kabupaten Gresik, dibuat ramai soal aksi warga yang membentangkan banner bertuliskan "Nolak 50'an Kabeh Mundak Bosss...!!! 200 Tak Coblos".
Kini foto pemuda yang sedang menenteng banner tersebut viral di media sosial.
Baca Juga: Bantu Padamkan Kebakaran Smelter, Presdir Freeport Indonesia Apresiasi Damkar Gresik dan Surabaya
"Lagi viral, Mas, di Gresik ada postingan salah satu warga yang nolak dikasih uang serangan fajar Rp50 ribu, tapi minta Rp200 ribu baru mau mencoblos," ucap salah satu pegiat medsos di Kabupaten Gresik, Novantoro kepada BANGSAONLINE.com, Rabu (31/1/2024).
Menurut ia, postingan itu sudah mendapatkan banyak tanggapan dan komentar dari warganet.
"Banyak pengguna medsos yang merespons dan menanggapi postingan, sehingga viral," ungkap Direktur LSM Lembaga Pemantau Birokrasi ini.
Baca Juga: Tambah PADes dengan Bangun Kolam Renang, Pemdes Golokan Diapresiasi Kecamatan Sidayu Gresik
Menurut Novantoro, munculnya banner tersebut sebagai bentuk ungkapan masyarakat, bahwa kondisi perpolitikan di tanah air hingga sekarang belum bisa lepas dari bayang-bayang politik uang.
Bahkan kata Novantoro, para politikus yang berkontestasi dalam pemilu 2024 secara terang-terangan menawarkan sejumlah uang kepada pemilih sebagai imbalan mencoblos.
"Sudah tak rahasia lagi itu, Mas. Sudah umum para calon politisi kita di Kabupaten Gresik datang ke rumah-rumah pemilih menawarkan sejumlah uang untuk mencoblos dirinya pada pemilu 2024. Ada yang nawarkan Rp50 ribu, Rp100ribu, Rp150 ribu per suara. Bahkan Rp200 ribu per suara secara paket (DPRD dan DPR RI)," ungkapnya.
Baca Juga: Jadi Sorotan Publik, Kabel Seluler Menjuntai di Perempatan Giri Gresik Usai Diterabas Tronton
Ia menambahkan, masyarakat sebenarnya mengetahui bahwa money politic dilarang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang pemilu. Tapi kebiasaan adanya imbalan tiap even coblosan sulit dihindari di Kabupaten Gresik.
"Kalau saat ini mau menghilangkan money politik dalam kontentasi rasaya mustahil, masih sulit. Sebab masyarakat masih membutuhkan," pungkasnya. (hud/van)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News