
BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur Maria Ernawati meminta Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan Tim Pendamping Keluarga Berisiko Stunting Kabupaten Bangkalan untuk meningkatkan kinerjanya.
Menurutnya, TPPS dan pendamping memiliki peran penting dalam penurunan stunting, Ia menekankan pentingnya melakukan prakondepsi bagi calon pengantin untuk mencegah stunting.
Baca Juga: Viral! Terekam Dugaan Mahasiswa Universitas Trunojoyo Aniaya Pacar di Sekitar Kampus
"TPPS harus mampu mengajak calon pengantin ke posyandu setempat. Banyak anak muda yang mementingkan prewedding daripada hak yang mendesak, yaitu prakonsepsi," ucapnya, Rabu (20/3/2024).
Disebutkan, kasus stunting di Bangkalan masih tinggi, yakni 26,2 persen dari jumlah penduduk usia balita. Sementara penurunannya 12,7 persen.
Erna berharap seluruh stakeholder dapat berkolaborasi dalam menurunkan angka stunting.
Baca Juga: BNN Jatim Gagalkan Pengiriman 10 Kg Sabu Via Jembatan Suramadu
"Peran lembaga dan dinas terkait sangat penting dalam menurunkan stunting, dari angka prevalensi yang ada, kami harap terus terjadi penurunan," jelasnya.
Kepala Dinas Keluarga Berencana Perlindungan Perempuan dan Anak (KBP3A) Bangkalan, Sudiyo, mengatakan pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah untuk menurunkan angka stunting. Di antaranya menggencarkan imunisasi dan memberikan bantuan perbaikan gizi pada balita.
"Tahun lalu locusnya 20 desa stunting, sementara tahun ini hanya 13 desa. Kita akan melakukan perbaikan kinerja berbasis aplikasi dan lain sebagainya," pungkasnya. (mil/uzi/mar)
Baca Juga: Maling Sapi Ditangkap saat Jual Hasil Curian
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News