Siap Maju Sebagai Calon Wali Kota Surabaya 2024, Cak Dedi Siapkan Gagasan dan Visi Misi

Siap Maju Sebagai Calon Wali Kota Surabaya 2024, Cak Dedi Siapkan Gagasan dan Visi Misi Cak Dedi saat sarasehan yang digelar di Hotel Leedon, Minggu (30/3/2024) sore. (Foto: YUDI ARIANTO/BANGSAONLINE)

SURABAYA,BANGSAONLINE.com - Membangun Surabaya itu harus berkolaborasi dan tidak memandang ras, suku, agama dan lainnya. 

Perhatian pembangunan harus disesuaikan dengan kelokalan karakter atau kearifan lokal, baik itu di wilayah Surabaya utara, selatan, timur, barat, serta Surabaya pusat.

Baca Juga: Didesak Patuhi Regulasi, KPU Surabaya Tegaskan Pilkada 2024 Berjalan Sesuai Aturan Perundangan

“Ini yang dimaksud dengan, Menuju Surabaya Lebih Baik dan Membangun Tanpa Diskriminasi,” kata , sapaan akrab Hadi Dediyansah saat sarasehan yang digelar di Hotel Leedon, Minggu (30/3/2024) sore.

Sehingga menurutnya, perlu menjadi perhatian penting bagi seorang pemimpin Surabaya bahwa Arek-Arek Suroboyo yang heterogen ini harus memiliki privilage terhadap semua program yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

'Setiap penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Surabaya harus diisi oleh Arek-Arek Suroboyo yang kompeten minimal 50%, sehingga pelayanan terhadap masyarakat bisa memahami dan mengerti betul akan kebutuhannya," sebutnya mencontohkan.

Baca Juga: Galakkan Pengawasan Partisipatif Pilkada 2024, Panwascam Karangpilang Launching Cangkruk Pengawasan

Dedi menegaskan bahwa program-program yang sesuai dengan UU atau UUD 1945 secara otomatis akan dilaksanakan dengan seksama. 

Seperti pendidikan gratis berikut seragamnya, kesehatan gratis, dan menyediakan lapangan pekerjaan.

"Serta membina dan membangkitkan perekonomian masyarakat mandiri melalui program UMKM bagi penduduk Surabaya," tegas Dedi yang akan maju sebagai kontestan calon wali kota pada 2024 ini.

Baca Juga: Mas Iin dan Eri Cahyadi Siap Sinergi Bangun Sidoarjo dan Surabaya

Ia juga menyoroti terkait banyaknya permasalahan kebutuhan tempat tinggal. Kota sebesar Surabaya sudah harus memikirkan bukan lagi rumah susun (rusun) tapi apartemen, agar standar hidup masyarakat menjadi lebih baik.

"Untuk tanah yang masih berstatus Surat Ijo, kami akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar bisa diserahkan sebagai hak milik kepada masyarakat yang selama ini menghuninya," jelas Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jatim ini.

Kemudian, perhatian terhadap lansia yang berusia di atas 70 tahun, pemerintah harus hadir memberikan subsidi makan gratis sehari 3 kali. Dedi juga pesan kepada ibu-ibu sebagai kader atau penggerak agar jangan dikotak-kotakkan dalam setiap pergantian wali kota.

Baca Juga: Eri-Armuji Patut Waspada! Peluang Dipecundangi Kotak Kosong Kian Menguat, ARCI Beberkan Alasannya

"PKH, PKK, Kader Lingkungan dan lain sebagainya harus menjadi satu dalam organ fungsional pemerintah dan di luar kepentingan politik," pesannya.

Tak hanya itu, Dedi mengingatkan bahwa ikon-ikon pariwisata dan cagar budaya serta hilangnya Rumah Radio Bung Tomo tidak boleh terjadi lagi. 

Bila perlu, pemerintah harus mengambil alih semua bangunan yang memiliki nilai cagar budaya yang ada di Kota Surabaya.

Baca Juga: KPU Pastikan Tak Akan Undang Pendukung Kotak Kosong di Debat Perdana Pilwali Surabaya

"Jalan Tunjungan perlu dievaluasi lagi karena belum mencerminkan karakter Suroboyo. Mlaku-mlaku nang Tunjungan susah untuk menjumpai makanan khas Suroboyo seperti rujak cingur, lontong balap, semanggi, gado-gado dan lain-lain tidak di jumpai di sana," ungkapnya.

Sebagai kota terbesar ke-2 setelah Jakarta, Surabaya juga pernah melahirkan banyak musisi dan seniman kondang. 

Untuk itu, Dedi ingin industri musik dibangkitkan lagi. Wahana atau tempat hiburan rakyat serta tempat pariwisata perlu dikembangkan lagi, seperti wisata/hiburan modern atau yang masih alamiah.

Baca Juga: PDIP Ajak Warga Surabaya Lawan Kotak Kosong di Pilwali 2024

"Pemerintah tidak hanya memikirkan pajak daerah, namun stimulasi untuk sektor industri pariwisata dan hiburan akan memberikan kontribusi penyerapan PAD dan sekaligus menyerap banyak tenaga kerja bagi warga Surabaya," pungkasnya.

Menurut Dedi, kontestasi Pilkada Kota Surabaya 2024 harus menjadi momen dalam memberikan gagasan dan program dari calon wali kota (Cawali) dan calon wakil wali kota (Cawawali) untuk membangun Surabaya terus maju dan menjadi rumah besar bagi seluruh elemen masyarakat.

Perlu diketahui, adalah sosok arek Suroboyo yang memiliki “Relawan Konco’e ” dari komunitas akademisi, seniman, pengajar, aktivis sosial, pedagang, sopir dan komunitas lainnya. 

Baca Juga: Tren Paslon Tunggal di Pilkada Meningkat, Pengamat Politik UPN: Tidak Sehat Bagi Demokrasi

Ia mengaku siap untuk berkolaborasi dan membangun komunikasi politik apabila nanti dicalonkan dalam proses demokrasi di tahun 2024 mendatang.

Saat ini, Dedi masih menjabat sebagai Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur. Hampir semua komisi pernah ia duduki, mulai dari Komisi A, Komisi E dan sekarang di Komisi D. Dedi juga menjadi bagian dari Dewan Pembina Gibran Center DPD Jawa Timur.

Dengan pengalamannya sebagai seorang pendidik, pengusaha, dan anggota legislatif, berharap dukungan masyarakat Surabaya bisa terwujud dalam konsep kebersamaan. 

Baca Juga: Jelang Pilwali, KPU Surabaya Buka Pendaftaran untuk 20 Ribu Lebih Petugas KPPS

Sehingga, kemajuan pembangunan Kota Surabaya yang menitikberatkan pada pemingkatan SDM dan kesejahteraan warganya bisa terealisasikan. (ari/van)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO