Silaturahim dengan Gus War dan Gus Da Ploso Kediri, Kiai Asep Disebut Kiai Sing Sugih

Silaturahim dengan Gus War dan Gus Da Ploso Kediri, Kiai Asep Disebut Kiai Sing Sugih Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, saat silaturahim dengan KH Nurul Huda Djazuli (Gus Da) di Pondok Pesantren Pondok Pesantren Al Falah Ploso desa Ploso, Modjo, Kediri, Ahad (19/5/2024). Tampak Kiai Asep juga didampingi Gus Kautsar, putra Gus Da. Foto: MMA/bangsaonline

KEDIRI, BANGSAONLINE.com – Setengah hari Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, berada di Jawa Timur. Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu melakukan silaturahim ke sejumlah kiai di kota tahu itu, Ahad (19/5/2024).

Semula dan rombongan ke kediaman KH Anwar Iskandar (Gus War), pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien, Ngasinan . Gus War selain dikenal sebagai Wakil Rais ‘Am Syuriah PBNU juga Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Baca Juga: Jaring Atlet untuk Porprov, Pordasi Kediri Gelar Kejurprov Berkuda di Lapangan Desa Wates

didampingi Prof Abd Halim, dosen Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Farid Wajdi (keluarga Pesantren Buntet), M. Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE dan yang lain.

cukup lama berada di kediaman kiai kelahiran Desa Berasan, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, 24 April 1950 itu. Maklum, selain berdiskusi berbagai masalah, termasuk NU dan pilgub, juga membahas rencana pernikahan salah seorang putrinya, Ning Ria, dengan salah seorang keluarga Pondok Pesantren Buntet Cirebon Jawa Barat. Kebetulan kakak kandung calon menantu adalah menantu Gus War.

Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029

Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA,  dan rombongan saat ditemui KH Anwar Iskandar (Gus War), di kediamannya di Pondok Pesantren Al-Amien, Ngasinan , Ahad (19/5/2024). Foto: MMA/bangsaonline.

Dari kediaman Gus War, dan rombongan menuju kediaman KH Nurul Huda Djazuli (Gus Da) di Pondok Pesantren Al Falah Ploso desa Ploso, Modjo, . Saat bertemu Gus Da, ditemani Gus Kautsar yang nama lengkapnya Muhammad Abdurrahman Al-Kautsar. Gus Kuatsar adalah putra Gus Da yang dikenal sebagai muballigh anak muda.

Terjadi dialog menarik saat silaturahim dengan Gus Da. Semula Gus Kautsar dan ajudan Gus Da menjelaskan bahwa dari Pacet Mojokerto. Gus Da masih belum paham. Entah karena lupa atau kurang mendengar.

Baca Juga: Buka Rakerda Kejati Jatim 2024 di Kediri, Kajati: Pentingnya Penegakan Hukum Humanis dan Profesional

Gus Kautsar dan ajudan Gus Da kemudian menjelaskan lagi. Gus Da baru paham dan ingat siapa .

“O, kiai sing sugih,” kata Gus Da spontan. Artinya, o kiai yang kaya.

Gus Da lalu tanya berapa umur .

Baca Juga: Doakan Kelancaran Tugas Khofifah-Emil, Kiai Asep Undang Kiai-Kiai dari Berbagai Daerah Jatim

“70,” jawab .

“Lebih tinggi saya. Saya 93 tahun,” kata Gus Da yang duduk di kursi roda.

Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa

Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim dan rombongan saat ditemui Gus Kautsar dan Gus Fahim serta Gus Salam di kediaman Gus Kautsar di Pondok Pesantren Al Falah Ploso desa Ploso, Modjo, . Ahad (19/5/2024). Foto: MMA/bangsaonline.

dan rombongan kemudian diajak Gus Kautsar ke kediamannya yang masih dalam lingkungan Pondok Pesantren Al-Falah Ploso. Di kediaman Gus Kautsar itu juga ditemui Gus Fahim (saudara sepupu Gus Kautsar), Gus Salam (Denanyar Jombang) dan yang lain.

Di kediaman Gus Kautsar cukup lama. Selain membahas berbagai hal juga berdiskusi soal Gus Barra, putra sulungnya, yang kini calon bupati Mojokerto. Bahkan Gus Kautsar bertanya apakah Gus Barra juga ikut.

Baca Juga: Gandeng Peradi, Fakultas Hukum Uniska  Adakan Ujian Profesi Advokat

Baik Gus Kautsar, Gus Fahim maupun Gus Salam mengaku sangat mendukung Gus Barra sebagai bupati Mojokerto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'BI Kediri Gelar Bazar Pangan Murah Ramadhan 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO