Syaikh Abdul Baits Kattani Wafat, Muhaddits-Ulama Besar Mesir yang Tinggal di Rumah Sempit

Syaikh Abdul Baits Kattani Wafat, Muhaddits-Ulama Besar Mesir yang Tinggal di Rumah Sempit Syaikh Abdul Baits Kattani saat menerima Prof Dr KH Asep Saifuddun Chalim. MA, di kamar pribadinya yang sempit di kawasan Aleksandria Mesir. Tampak di belakangnya Syaikh 'Alan Naim. Foto ini diambil pada 2023.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Pagi tadi Gus Muhib mengirim pesan duka. Rektor Universitas KH Abdul Chalim (UAC) Pacet Mojokerto Jawa Timur itu mengabarkan bahwa Mesir wafat. Nama lengkapnya: Syaikhuna al-Muhaddis al-Allamah Sayyid Muhammad Ibrahim Abdul Bai’ith al-Kittani.

Dalam pesan WA itu Gus Muhib menyertakan cuplikan berita BANGSAONLINE edisi 16 Januari 2023. Bunyinya: Di kota lama Mesir ini Kiai Asep selain ziarah ke makam auliya juga silaturahim ke dan Syaikh ‘Ala Naim.

Ingatan saya langsung melayang ke sebuah kamar kecil penuh kitab. Kamar itu kecil sekali. Ukuran sekitar 2,5 M X 4 M. Di sebuah apartemen sederhana. Atau lebih tepat disebut rumah susun.

Bahkan untuk menjangkau kamar itu kami harus naik tangga. Juga tangga kecil. Lalu berjalan melalui lorong berliku dan sempit.

Di situlah ulama besar yang oleh rakyat Mesir diyakini sebagai itu bertempat tinggal.

Dipan, tempat tidur Sang Syaikh juga kecil. Hanya cukup ditiduri satu orang.

Saat itu saya diajak Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim. Yang melakukan muhibbah ke Mesir.

Rombongan Kiai Asep terdiri Nyai Alif Fadilah, istrinya, dan Gus Ilyas, salah seorang putranya.

Lalu Gus Muhib, menantunya yang lulusan Universitas Al-Azhar Mesir. Nama lengkapnya Dr KH Mauhibur Rokhman. Kini Rektor UAC. Kemudian Dr Fadly Usman, Wakil Rektor UAC yang juga dosen Universitas Brawijaya Malang.

Saya benar-benar takjub terhadap kesederhaan . Padahal beliau ulama ahli Hadits atau .

“Di Mesir ulama- memang seperti itu,” tutur Gus Muhib saat itu.

Syaikh Abdul Baits Kattani juga dikenal punya mata batin sangat tajam. Maklum, beliau seorang .

Menurut Gus Muhib, banyak sekali orang – termasuk para ulama – yang ingin bertemu beliau. Tapi tak mudah. Karena itu surprise luar biasa ketika langsung menerima Kiai Asep saat itu.

Saat itu Kiai Asep dan rombongan dijemput Syaikh ‘Ala Naim, seorang ulama muda berwajah tampan. Yang disebut-sebut sebagai santri kesayangan .

Syaikh ‘Ala Naim sangat santun dan tawaddlu. Semua orang dicium tangannya oleh beliau. Apalagi Syaikh Abdul Baits Kattani dan Kiai Asep.

Anta syamsun wa ana turab,” begitu selalu Syaikh ‘Ala Naim mengatakan kepada Kiai Asep. Artinya, anda matahari sedang saya hanya tanah. Lalu mencium tangan Kiai Asep.

Syaikh ‘Ala Naim inilah yang kemudian membawa rombongan Kiai Asep ke kediaman Syaikh Abdul Baits Kattani. Semua Kiai Asep dan rombongan salat dhuhur di sebuah masjid, tak jauh dari kediaman .

“Biasanya Syaikh Abdul Baits Kattani menemui tamunya di masjid,” kata Gus Muhib saat itu.

Tapi kali ini ternyata berkenan menerima Kiai Asep di kediaman pribadinya. Ini tentu sangat istimewa.

Yang lebih istimewa lagi, Syaikh Abdul Baits Kattani berkenan menerima undangan Kiai Asep untuk hadir ke Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Indonesia. Ini tentu surprise yang ke sekian kalinya.

“Padahal beliau selama ini sulit sekali menghadiri undangan,” tutur Gus Muhib.

Tapi sayang, ketika mau ke Indonesia tahun 2023, Kiai Asep dan keluarga naik haji. 

“Musim haji tahun kemarin (2023) beliau sudah berkenan hadir, tapi sayangnya kita haji semua,” kata Gus Muhib.

Syaikh Abdul Baits Kattani dikenal sangat alim allamah. Bahkan hafal kitab-kitab Hadits, termasuk Kitab Shahih Bukhari-Muslim.

Tadi pagi Gus Muhib juga mengirim tulisan dialog Syaikh Abdul Bai’ith al-Kittani dengan Mohd Nazrul Abd Nasir al-Azhari,seseorang yang mengaku muridnya. Di bawah ini saya kutip secara lengkap:

Saya pernah bertanya sendiri kepada Syaikhuna al-Muhaddis al-Allamah Sayyid Muhammad Ibrahim Abdul Bai’ith al-Kittani rahimahullah tentang hafalan beliau terhadap hadis Baginda Nabi ﷺ :

Saya : Adakah Maulana menghafal Bukhari seluruhnya?

Sayyid Muhammad : Ya , saya hafal seluruhnya termasuk sanadnya.

Saya : Bagaimana pula dengan Sahih Muslim dan kitab-kitab sunan yang lain?

Sayyid Muhammad : Saya menghafal seluruhnya matan dan sanad bagi Sahih Muslim, Jami’Tirmizi , Sunan Abi Daud , Sunan Ibnu Majah dan Sunan Nasaie.

Saya : Adakah Maulana menghafal juga Musnad Imam Ahmad?

Sayyid Muhammad : Ya saya menghafal seluruhnya juga termasuk Muwatta’ Imam Malik.

Saya : Adakah Maulana juga menghafal Sunan Baihaqi?

Sayyid Muhammad : Saya menghafal kebanyakkan daripada hadis Sunan Baihaqi.

Semoga Allah taala merahmatimu Wahai Tuan Guru kami. Sungguh perpisahan ini sangat memedihkan hati.

Muridmu ,

Mohd Nazrul Abd Nasir al-Azhari .

Syaikh Abdul Bai’ith al-Kittani dikenal ulama Hadits dari dari Iskandariyah, Mesir. Menurutakun FB Tobu Darkah, Al-Kattani merupakan salah satu marga Ahlubait keturunan Imam Husein yang banyak mendiami wilayah Maghribi.

Di bawah ini saya turunkan lengkap tulisan di Tobu Darkah:

Pertama kali beliau dididik oleh ayahnya hingga mampu menghafal Shahihain (Bukhari dan Muslim) dalam usia muda. Selanjutnya beliau berguru kepada banyak ulama, diantaranya Sayyid Sholeh bin Ja'far Al-Ja'fari, Sayyid Abdullah Shiddiq Al-Ghumari dan Sayyid Abdul Hayy Al-Kattani, yang memiliki 700 orang guru.

Diantara keistimewaan Sayyid Muhammad Al-Kattani mampu mengajar kitab Shahihain tanpa melihat kitab, dan yang paling unik, beliau memiliki syarah (penjelasan) baru tentang Hadits yang diajarkannya, yang mana syarah tersebut jarang dijumpai pada kitab-kitab syarah Hadits terdahulu.

Semua syarah Hadits tersebut beliau dapatkan secara Laduni setelah didatangi Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam dalam mimpi. Beliau bercerita bahwa Rasulullah pernah mendatanginya dan memberi kitab Hujjah Allah 'Alal 'Alamin karya Syeikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani sambil berdoa "Semoga Allah membukakan kepadamu segala sesuatu."

Di dalam mimpi yang lain, beliau juga pernah diberi jamuan susu dan dipakaikan Khirqah (jubah) oleh Rasulullah. Dalam tradisi Thariqah, seseorang yang telah diberi Khirqah, apalagi oleh Rasulullah langsung -padahal biasanya oleh Nabi Khidir-, maka orang tersebut telah mencapai kedudukan yang tinggi dalam ilmu hakikat.

Semenjak didatangi datuknya dalam mimpi-mimpi tersebut, keilmuan beliau semakin luas, pemahamannya semakin terbuka dan mata hatinya semakin tajam, sehingga beliau mampu memecahkan berbagai masalah yang sebelumnya sukar dipecahkan.

Semoga para santri atau murid beliau tumbuh dan meneruskan kealiman, keulamaan, kewalian dan kezhudannya. Amin ya mujibassalilin.

Wallahua’lam bishhawab.

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO