TUBAN, BANGSAONLINE.com - Momen Hari Raya Idul Adha atau hari raya kurban menjadi berkah tersendiri bagi para perajin tusuk sate tradisional di Kabupaten Tuban.
Seperti yang dialami para perajin tusuk sate tradisonal di Dusun Dukuhan, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan/Kabupaten Tuban. Setiap menjelang momen hari raya kurban, mereka selalu kebanjiran order.
Baca Juga: Rektor IIKNU Tuban Pastikan Kesiapan Lulusan Profesi Bidan dan Ners
Setidaknya terdapat 30 warga Dusun Dukuhan yang menjadi perajin tusuk sate tradisional. Mereka mayoritas merupakan ibu rumah tangga.
"Ya kalau momen seperti ini kami banyak orderan. Karena kebiasaan masyarakat membuat sate semakin meningkat," terang Raminah, salah satu perajin tusuk sate tradisional saat ditemui, Minggu (2/6/2024).
Menurut dia, sudah sepekan ini permintaan tusuk sate terus berdatangan. Bahkan, tusuk sate produksi Raminah biasanya diambil oleh pengepul. Dari pengepul kemudian dijual kembali ke sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Tuban.
Baca Juga: Warga Enggan Dievakuasi, Dandim Tuban Siagakan Prajurit TNI Bantu Warga Terdampak Banjir
Karena membuatnya masih dengan cara tradisional, Raminah hanya mampu memproduksi sekitar 20 ikat tusuk sate per hari. Satu ikat tersebut berisi sekira 90 biji tusuk sate yang terbuat dari bambu.
"Ya tidak bisa buat banyak karena manual dan tidak secepat menggunakan mesin. Apalagi prosesnya agak lama karena butuh ketelatenan," timpalnya.
Raminah menceritakan, guna mengahasilkan tusuk sate, bambu harus dipotong kecil dengan menggunakan gergaji. Setelah itu dipotong lagi menjadi lebih kecil menggunakan parang atau pisau.
Baca Juga: Hakim PN Tuban Vonis Penebang Kayu Jati Milik Perhutani 10 Bulan dan Denda Rp500 Juta
Selanjutnya, bambu yang dipotong-potong kecil itu diperhalus serta diruncingkan di salah satu ujungnya menggunakan pisau.
"Untuk harga jual satu ikat tusuk sate sebesar Rp1.200 hingga Rp2.000," ucap Raminah.
Diketahui, Dusun Dukuhan biasa disebut kampung tusuk sate. Ada puluhan kepala keluarga yang memproduksi tusuk sate dengan cara tradisional. Tentu karena yang memproduksi para ibu-ibu rumah tangga, maka uang yang didapat menambah pemasukannya sebagai IRT. (wan/rev)
Baca Juga: Dua Hari, Dua Pohon Tumbang, Masyarakat Tuban Diminta Waspada
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News