SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Sejak 21 Agustus 2015 lalu, 50 anggota DPRD Sumenep genap setahun dilantik dan bekerja sebagai anggoa parlemen. Namun, setelah setahun berjalan, Sumenep Curruption Watch (SCW) menganggap kinerja anggota dewan terkesan jalan di tempat.
“Banyak kalangan yang merasa tidak puas terhadap kinerja wakil rakyat. Hingga saat ini, masih belum ada perubahan yang signifikan. Ini menunjukkan jika kenerja dewan masih belum optimal,” terang koordinator SCW Junaidi.
Baca Juga: Kepala DPUTR Sumenep Yakin Proyek Gedung DPRD Selesai Tepat Waktu
Bahkan saat melakukan kunker, sejumlah anggota dewan banyak yang tidak mengikuti acara inti, melainkan hanya berdiam diri di kamar hotel. Hal itu menunjukkan kalau kunker hanya menghambur-hamburkan uang rakyat.
Kondisi itu menurut Junaidi ada beberapa faktor penyebabnya. Salah satunya, anggota dewan tidak kreatif. Indikasinya, sampai saat ini masih belum bisa menciptakan produk hukum tanpa harus melakukan studi banding (Kunker) ke daerah lain.
”Kami tidak mengerti, padahal lebih dari separuh anggota dewan sudah sarjana. Tapi kenapa kok kinerjanya seperti anak kecil,” ungkap dia.
Baca Juga: DPRD Sumenep Gelar Paripurna Perdana Pembentukan Fraksi-Fraksi
Faktor lain, tidak tegasnya ketua DPRD Sumenep dalam segala bidang. ”Masyarakat berharap ketua dewan itu adalah orang yang mempunyai kredibilitas dan integritas yang tinggi. Tapi kenyataannya kemampuannya di bawah rata-rata,” ungkap dia.
Indikasinya, ketua dewan saat ini tidak mempunyai konsep yang jelas, dan juga tidak paham aturan. Itu terbukti saat memimpin sidang politisi PKB itu kaku dan selalu salah. ”Yang paling parah lagi, akibat minimnya pengetahuan ketua dewan, pembahasan APBD tahun 2015 tidak taat aturan, yakni selalu molor dari jadwal yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat,” ungkapnya.
Terpisah Wakil Ketua DPRD Sumenep Moh. Hanfi membenarkan jika sebagian anggtoa dewan kurang serius saat menjalankan tugasnya, seperti agenda kunker. Bahkan, banyak anggota dewan saat melakukan kungker yang tidak mengikuti acara inti. ”Kalau ikut ke lokasi ya pastinya ikut, tapi sesampainya di tempat ujuan terkadang tidak ikut ke dalam ruangan malah hanya berdiam diri di kamar hotel,” kata dia.
Baca Juga: Hari Pertama Masuk Kerja, Ketua DPRD Sumenep Kumpulkan Sekwan, Kabag, dan Staf
Selian itu, kata Hanafi semua anggota dewan sering tidak masuk kantor saat hari efekif. Sehngga dipastikan setiap harinya gedung dewan yang berada di Jalan Trunojoyo itu kosong melompong. Padahal sesuai agenda di badan Musyawarah (Bamusy) pada hari efektif tidak ada agenda keluar daerah.
”Kita lihat sajalah bagaimana kondisi gedung dewan sehari-hari. Padahal seusai ketentuan pemerintah, masa kerja anggota dewan itu mulai hari Senin sampai hari Jumat,” ujar dia. (fay/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News