SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sejak akses masuk Jembatan Suramadu tidak dijaga, semakin banyak pengguna jalan yang bertindak sembrono. Sering kali, pemotor melintas di jalur mobil.
Kalau tertangkap razia polisi alasan sedang buru-buru, jalur mobil lebih lebar sehingga bisa melaju lebih kencang. Padahal, ada bahaya kecelakaan jalan yang bisa terjadi.
Baca Juga: Dampingi Kapolri dan Panglima TNI, Pj Adhy Tinjau Persiapan Natal 2024 di Gereja Bethany Surabaya
Seperti pada Rabu (14/8/2024) seorang pengendara sepeda motor berinisial MR (27) asal Bangkalan ditemukan tewas di jalur mobil, tepatnya di arah Surabaya-Bangkalan. Ia ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan diri di dekat pembatas jalan sisi sebelah kiri, sementara sepeda motornya hancur.
Diduga kuat, ia adalah korban tabrak lari. Kasatlantas Polres Pelabuhan Tanjung Perak, AKP Su’ud, menyatakan bahwa kematian korban masih menjadi teka-teki, apakah tertabrak mobil atau tersenggol masih belum diketahui.
"Semua masih dalam penyelidikan," ujarnya saat dikonfirmasi.
Baca Juga: Pengamanan Nataru, Polda Jatim Kerahkan Ribuan Personel di Operasi Lilin Semeru 2024
Kendala utama adalah tidak adanya CCTV di Jembatan Suramadu yang hanya terpasang pada akses masuk saja. Kabar kecelakaan ini menyebar luas, dan banyak masyarakat berharap agar akses masuk Jembatan Suramadu dilakukan penjagaan kembali oleh petugas.
Hal itu bertujuan agar kembali dijaga meningkatkan keamanan dan mengurangi kasus pencurian sepeda motor. Sebab, beberapa kasus pencurian motor sering terjadi dengan pelaku melarikan kendaraan ke arah Madura melalui Tol Jembatan Suramadu.
Namun, menurut Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Ipda Suroto, itu tidak bisa karena penempatan petugas adalah kewenangan Dishub, "Jika sudah ada aturannya, kami bisa turun. Kapasitas kami hanya sebagai penegak hukum." (rus/rif)
Baca Juga: PT KAI Daop 8 Surabaya Catat Ada 6 KA Favorit dengan Okupansi Tinggi di Libur Nataru 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News